Panduan Memilih Shampo Anti Ketombe yang Benar

Shampo anti ketombe memiliki kandungan yang dapat mengatasi ketombe, mengatasi rambut berminyak dan kulit kepala gatal.

oleh stella maris pada 06 Feb 2023, 19:14 WIB
Ilustrasi berketombe/Shutterstock-Denis OREA.

Liputan6.com, Jakarta Shampo anti ketombe memang menjadi pilihan untuk mengatasi serpihan putih yang menempel di kulit kepala dan rambut alias ketombe. Namun ternyata, penggunaan produknya di setiap orang berbeda-beda.

Sebelum membahas mengenai shampo anti ketombe, ada baiknya ketahui dulu mengenai ketombe. Masalah ketombe berhubungan dengan dermatitis seboroik (SD) yang menyebabkan kulit kepala menjadi gatal dan bersisik.  

Dermatitis seboroik merupakan penyakit peradangan kronis yang umum terjadi di kulit. Manifestasinya adalah munculnya gatal dan bersisik berwarna cokelat kemerahan di kulit kepala. 

Dalam studi yang dilakukan para peneliti dari India, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Filipina, Indonesia, dan Italia seperti dikutip di laman National Library of Medicine (National Center for Biotechnology information) diketahui bahwa dermatitis seboroik memengaruihi sekitar 1-5% populasi orang dewasa di seluruh dunia, termasuk orang Indonesia. 

 


Penyebab Ketombe

Ilustrasi stres/Shutterstock-Celia Ong.

Kita sama-sama tahu kalau ketombe memang nggak berbahaya, namun cukup menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Itu karena ketika ketombe muncul, serpihannya terkadang terlihat di rambut dan menempel di baju. 

Hal itu tentu saja bukan cuma mengganggu penampilan tapi juga mengganggu kenyamanan ketika bersosialisasi. Nah, sebenarnya munculnya ketombe di kulit kepala, dipengaruhi karena tiga hal. 

Pertama karena produksi kelenjar sebasea di kulit yang mengeluarkan zat berminyak yang disebut sebum. Kedua adanya pertumbuhan dua jamur Malassezia, yaitu Malassezia restricta dan Malassezia globosa. 

"Malassezia memanfaatkan sebum dan lipid lain di kulit kepala sebagai nutrisinya kemudian mengubahnya menjadi limbah yang dapat menembus kulit kepala dan menyebabkan respons peradangan," demikian dikatakan Peter Bailey selaku Manajer Penelitian dan Pengembangan Unilever seperti dikutip laman Allthingshair.com. 

Itu artinya, dua jamur tersebut memakan asam lemak (yang ada di dalam sebum) dari folikel rambut. Penyerapan asam lemak tersebut menyebabkan iritasi kulit kepala hingga terjadi ketombe. Ketiga karena perubahan daya tahan tubuh yang mungkin disebabkan karena stres. 

Selain itu masih ada penyebab ketombe yang lain. Terlalu sering mencuci rambut dengan air hangat ternyata juga nggak bisa dijadikan pilihan terbaik untuk perawatan rambutmu. 

Itu karena mencuci rambut dengan air hangat dapat menghilangkan minyak alami di rambut. Alhasil kulit kepalamu menjadi kering dan terkelupas. Penyebab lain karena residu produk yang kamu gunakan yang menyumbat pori-pori hingga menyebabkan iritasi kulit kepala. 

Iklim dan cuaca juga dapat merangsang meningkatnya kelenjar kulit, mengonsumsi makanan berkadar lemak tinggi, penggunaan obat-obatan yang menstimulasi kelenjar minyak dan menurunkan daya tahan tubuh juga dapat menjadi penyebab lainnya loh. 

 


'Efek Samping' Ketombe

Ilustrasi rambut rontok/Shutterstock-Andrey_Popov.

Ketombe atau dandruff sebenarnya dapat muncul di bagian tubuh selain kulit kepala, seperti dahi, alis, telinga, bahkan di bulu mata. 

Ketombe dapat muncul di daerah tersebut karena memiliki kulit wajah kombinasi atau perpaduan antara kering dan berminyak. Meski nggak memengaruhi kesehatan namun ketombe bukan hal yang menyenangkan untuk dimiliki, bukan? 

Selain itu, dandruff yang dikenal dalam istilah medisnya juga dapat memunculkan beberapa side effects alias efek samping lain. Selain kulit kepala gatal, ketika terjadi penumpukkan di kulit kepala, juga dapat menyumbat pori-pori. 

Hal itu dapat menyebabkan munculnya jerawat di wajah. Itu karena mereka yang berketombe punya kecenderungan memiliki produksi minyak berlebih, sehingga lebih rentan mengalami jerawat. 

Bukan hanya di wajah, jerawat juga rentan muncul di punggung. Kondisi ini paling sering sering dialami orang dengan produksi sebum yang tinggi. 

Lalu side effect lain adalah psoriasis yang merupakan kondisi kulit yang memunculkan gejala bercak merah tebal dan bersisik di bagian kulit kepala. Bercak kulit kasar ini juga dapat muncul di bagian belakang telinga dan punggung. 

Nah, blepharitis atau infeksi mata yang disebabkan ketombe. Kamu mungkin heran bagaimana bisa seseorang mengalami infeksi mata karena ketombe. Yup, kondisi ini dapat terjadi karena ketombe dari kulit kepala jatuh ke kelopak mata. 

Dalam istilah medis disebut blepharitis anterior yang menyebabkan kelopak mata merah, gatal, dan teriritasi sehingga membentuk sisik seperti ketombe bulu mata. 

Selain itu, beberapa orang yang berketombe juga mengalami masalah lain, yaitu rambut berminyak. Lagi-lagi, rambut yang berminyak disebabkan karena kulit kepala memproduksi kelenjar minyak berlebih. 

Masih berkaitan dengan rambut, banyak yang bertanya pula apakah benar ketombe dapat menyebabkan rambut rontok? Laman Healthline menjelaskan, dalam kebanyakan kasus ketombe nggak secara langsung menyebabkan rambut rontok. 

Namun rasa gatal yang ditimbulkan yang berujung pada garukan, dapat melukai folikel rambut. Peradangan berulang pada folikel rambut, dapat menyebabkan kerusakan jaringan parut. Hal itulah yang menyebabkan rambut rontok. 

 


Cara Mencegah Ketombe

Ilustrasi memijat kulit kepala saat keramas/Shutterstock-argo_Alexa.

Ketombe memang sifatnya datang dan pergi. Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk mencegah ketombe, yaitu dengan mengetahui penyebabnya. 

Jika penyebabnya karena adanya infeksi di kulit kepala atau orang dengan riwayat ketombe, kecenderungan adanya masalah di kulit kepala tetap akan terjadi  meski hanya sesekali. Artinya kamu harus ke dokter spesialis kulit untuk berkonsultasi. 

Jika penyebabnya karena stres, kamu bisa melakukan hal sederhana di rumah. Misalnya dengan latihan yoga yang membantumu lebih rileks. Kamu juga bisa mengalihkan segala hal yang membuatmu stres ke hal positif lain. 

Selain itu, kamu juga dapat memijat kulit kepala untuk membantu mencegah ketombe. Bagi pria atau wanita yang sering menggunakan topi, pilihlah bahan yang lebih menyerap keringat dan kurangi penggunaannya. Misalnya, saat kamu berada di dalam ruangan, lepaskan penutup kepalamu dan biarkan kulit kepalamu mendapat 'udara segar'. 

Oh ya, adanya pengelupasan di kulit kepala itu dapat dikurangi intensitas terjadinya dengan cara mengubah kebiasaan, salah satunya dengan mencuci rambut alias keramas menggunakan shampo anti ketombe. 


Waktu Keramas yang Tepat

Ilustrasi membersihkan rambut atau keramas/Shutterstock-LightField Studios.

Mungkin kamu pernah mendengar kalau jarang atau sering keramas akan lebih baik untuk kesehatan rambut dan kulit kepala. Berkaitan dengan hal tersebut, para ahli pun nggak memiliki jawaban yang pasti, seberapa sering seseorang harus keramas. 

Itu karena, membersihkan rambut dan kulit kepala menurut para ahli adalah preferensi pribadi. Hanya saja, laman WebMD menjelaskan kalau sampo dapat memerangkap minyak. 

"Jadi jika terlalu sering keramas, dapat membuat rambut lebih kering, membuatnya rentan patah," kata Angela Lamb selaku asisten profesor dermatologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York City. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, rambut menghasilkan minyak alami yang disebut sebum. Sampo adalah pengemulsi yang menangkap kelebihan minyak, kotoran, dan residu produk yang dapat membersihkan rambut. 

"Sampo memberikan pelembab sekaligus penghalang untuk perlindungan kulit dan rambut," ujar Carolyn Goh, asisten profesor kedokteran klinis di Fakultas Kedokteran David Geffen di UCLA.

Meski demikian, para ahli setuju ada beberapa orang yang dapat keramas setiap hari. Misalnya mereka yang memiliki rambut sangat halus, sering berolahraga dan berkeringat, dan mereka yang tinggal di tinggal di tempat yang sangat lembab. 

"Jika memiliki kulit kepala berminyak, maka keramas setiap hari diperlukan. Kadang mereka mengira kalau kulit kepala menjadi kering dan menyebabkan ketombe berketombe. Namun di situasi tertentu, keramas dapat membantu mencegah ketombe dan membuat rambut dan kulit kepala lebih bersih," katanya. 

Sementara mereka yang memiliki rambut tebal dan sedikit minyak, kurangi intensitas keramas dengan shampo anti ketombe. Begitu pula dengan mereka yang punya rambut keriting, hindari keramas setiap hari. 

Dari perspektif medis, Goh mengatakan beberapa pasiennya hanya keramas satu minggu sekali. Namun dengan catatan bahwa mereka nggak memiliki masalah di kulit kepala. Namun dapat juga keramas setiap 2-3 hari melakukan kegiatan mencuci rambut. Jadi memang, lanjut Goh, tidak ada rekomendasi yang pasti. 

"Jika rambut terlihat berminyak, kulit kepala gatal, dan ada pengelupasan, itu tandanya sudah waktunya kamu harus keramas," ujar Goh. 

Lagi-lagi menurut Goh, sebagian besar orang yang keramas dengan shampo penghilang ketombe dilihat dari preferensi pribadinya. Hanya mereka yang tahu seberapa bersih kondisi rambut dan kulit kepalanya. Selain itu, mereka juga yang paling tahu ambang batas seberapa berminyak kulit kepalanya dan bagaimana tekstur rambut yang diinginkan. 

 


Memilih Shampoo Anti Ketombe yang Tepat

Ilustrasi perubahan kulit kepala dan rambut setelah menggunakan shampo anti ketombe/Shuttestock-Zyn Chakrapong.

Saat ini berbagai produk perawatan rambut banyak tersedia di supermarket bahkan toko kelontong. Namun bagi mereka yang memiliki masalah ketombe, mungkin bertanya, bagaimana caranya memilih shampo anti ketombe yang tepat. 

Agar kamu mendapat pencerahan untuk memilih shampo anti ketombe yang tepat, ada baiknya kamu memerhatikan kandungan dalam sampo yang akan digunakan. Itu karena setiap shampo anti ketombe memiliki kandungan yang berbeda-beda. Namun beberapa shampo untuk ketombe memiliki kandungan, seperti: 

  • Selenium sulfide yang merupakan bahan aktif anti-ketombe yang relatif lebih kuat. Fungsinya adalah memperlambat produksi sel kulit mati dan mengurangi pertumbuhan jamur. Namun yang harus kamu ketahui, shampo untuk ketombe dengan selenium sulfide sifatnya yang mengeringkan. Bahan aktif ini kurang cocok untuk rambut kering, rusak, atau diwarnai
  • Asam salisilat dikenal sebagai bahan aktif antijerawat yang efektif membunuh jamur serta bakteri penyebab ketombe. Sama seperti selenium sulfide, kandungan ini  juga memiliki sifat mengeringkan rambut. Jadi imbangi dengan penggunaan kondisioner yang sesuai untuk rambut berketombe
  • Ketoconazole lebih dikenal sebagai obat anti-jamur. Namun kadang juga digunakan sebagai bahan aktif sampo antiketombe. Khasiatnya termasuk yang paling kuat. Jadi jika bahan-bahan aktif yang disebutkan sebelumnya nggak berhasil mengatasi ketombe, kamu bisa menggunakan sampo yang mengandung ketoconazole
  • Climbazole juga termasuk bahan aktif dengan sifat antibakteri dan antijamur yang cukup sering digunakan di sampo antiketombe
  • Piroctone olamine juga termasuk bahan aktif dengan sifat antibakteri dan antijamur yang cukup sering digunakan di sampo antiketombe
  • Zinc pyrithione yang membantu membunuh jamur dan bakteri penyebab ketombe

Nah, untuk memilih shampo anti ketombe, ada baiknya kamu memilih jenis shampo penghilang ketombe yang mampu membersihkan rambut dan kulit kepala secara menyeluruh. Pastikan shampoo tersebut dapat menghilangkan kotoran dan partikel atau residu yang tertinggal di kulit kepala dan rambut. 

Oh ya, selain itu, kamu juga dapat mempertimbangkan shampo untuk ketombe yang sesuai dengan jenis rambutmu. Jika rambut kering, gunakan sampo yang membuat kulit kepala terhidrasi sekaligus menghilangkan ketombe. 

Jika rambut berminyak, pilihlah shampo anti ketombe yang cocok untuk kulit berminyak sekaligus untuk mencegah ketombe yang mengandung Zinc pyrithione dan diformulasikan khusus dengan ZPTO & Tea Tree Oil. Kamu bisa memilih shampo anti ketombe yang bekerja mengatasi ketombe dan rambut rontok langsung dari kulit kepala, sekaligus mengatasi rambut berminyak dan kulit kepala gatal.

Jangan lupa, lengkapi perawatan rambutmu dengan kondisioner rambut berminyak yang bekerja untuk menghilangkan ketombe membandel. Bekerja efektif menutrisi kulit kepala berminyak, kering, dan gatal.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya