Usai Operasi Kanker Payudara, Apa Perlu Langsung Lakukan Rekonstruksi?

Rekonstruksi payudara adalah berbagai teknik operasi bedah plastik dalam usaha mengembalikan payudara ke bentuk, tampilan, dan ukuran yang mendekati normal setelah pembedahan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Feb 2023, 12:04 WIB
Ilustrasi rekonstruksi payudara. Foto: freepik.

Liputan6.com, Jakarta Rekonstruksi payudara adalah berbagai teknik operasi bedah plastik dalam usaha mengembalikan payudara ke bentuk, tampilan, dan ukuran yang mendekati normal setelah pembedahan.

Pembedahan biasanya dilakukan untuk pengangkatan kanker payudara yang membuat salah satu payudara kempes.

Menurut dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik RS Pondok Indah - Pondok Indah Mohamad Rachadian Ramadan, rekonstruksi payudara bisa dilakukan secara langsung atau tidak langsung (ditunda).

Rekonstruksi payudara langsung artinya setelah pembedahan, payudara yang kempes langsung direkonstruksi. Sedangkan, rekonstruksi tidak langsung artinya setelah pembedahan, rekonstruksinya ditunda dulu.

“Langsung atau ditunda? Ini pertanyaan yang sering bikin pasien galau. Sebetulnya saya kembalikan ke kebutuhan pasien maunya seperti apa. Tapi tentu saya sampaikan ada keuntungan dan kerugian dari keduanya,” kata dokter subspesialis bedah mikro rekonstruksi dan onkoplasti itu dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 3 Februari 2023.

Pada rekonstruksi langsung, segi asuransi menjadi pertimbangan utama pasien karena rekonstruksi ini bisa ditanggung asuransi.

“Tapi kalau rekonstruksinya ditunda, asuransi biasanya punya batas waktu tergantung perusahaannya ada yang enam bulan, tiga bulan, ada yang satu tahun.”

“Jadi rata-rata pasien ingin langsung rekonstruksi karena ingin sekaligus ditanggung asuransi.”

Selain masalah asuransi, rekonstruksi payudara langsung biasanya juga dipilih karena alasan psikologi. Ketika bangun dari operasi dan melihat salah satu organ tubuhnya hilang, biasanya perempuan merasa sedih dan ada yang kurang.


Rekonstruksi Tidak Langsung

Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik RS Pondok Indah - Pondok Indah Mohamad Rachadian Ramadan. Foto: Ade Nasihudin

Rekonstruksi langsung dapat meminimalisasi risiko masalah psikologi tersebut. Dengan rekonstruksi langsung, ketika bangun dari operasi, pasien merasa penyakitnya hilang tanpa harus kehilangan organ apapun.

“Pas bangun jadi lebih happy, tidak depresi, secara psikososial pun lebih percaya diri dan secara internal pun mereka merasa tidak termutilasi.”

Lantas, mengapa ada pula pasien yang rekonstruksinya ingin ditunda?

“Biasanya pertama karena mereka takut. Takut kankernya tumbuh lagi, ditakut-takutin sama dokternya. Termasuk takut ada kegagalan,” ujar Rachadian.

Rekonstruksi payudara tentu bisa gagal, lanjutnya. Namun, jika ditangani oleh dokter yang sudah ahli, tingkat keberhasilannya bisa sampai 97 persen ke atas.


Rekonstruksi Payudara di Dalam dan Luar Negeri

Rachadian menjelaskan, di beberapa negara, rekonstruksi payudara diminati.

Pasalnya, ini berkaitan dengan rasa percaya diri. Orang-orang di luar negeri acap kali pergi ke pantai dengan bikini atau pergi ke pesta dengan mengenakan pakaian mini. Sehingga, penampilan payudara menjadi sangat penting.

Sedangkan di Indonesia, masyarakat cenderung bersyukur dengan pengangkatan kanker saja. Pasalnya, kebanyakan perempuan di Indonesia cenderung mengenakan pakaian tertutup sehingga merasa tidak terlalu perlu untuk melakukan rekonstruksi payudara.

Meski begitu, setiap perempuan berhak untuk mendapatkan rekonstruksi guna memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

“Di Amerika, sejak 1998 setiap perempuan yang melakukan pengangkatan kanker payudara berhak mendapatkan opsi rekonstruksi dengan biaya yang di-cover pemerintah, sayangnya di Indonesia belum ada.”


Flap atau Implant

Rekonstruksi payudara bisa dilakukan dengan dua pilihan yakni flap dan implant.

Flap adalah rekonstruksi menggunakan jaringan dari tubuh sedangkan implant merupakan pemasangan implan payudara atau benda dari luar tubuh.

Dulu, rekonstruksi flap dilakukan dengan menarik otot, lemak, dan kulit dari punggung ke daerah payudara atau latissimus dorsi (LD) flap. Kini, rekonstruksi flap tipe ini tidak direkomendasikan karena mengganggu gerakan. Misalnya, gerakan ketika olahraga tenis.

Kini yang direkomendasikan adalah rekonstruksi dengan diep free flap. Pembuluh darah yang menghidupi kulit dan lemak perut secara halus dipisahkan sehingga otot dinding perut dipertahankan.

Pembuluh darah diep free flap disambungkan dengan teknik bedah mikro ke pembuluh darah resipien (internal mammary artery/vein) sehingga kulit dan lemak hidup di tempat yang baru.

Dengan kata lain, rekonstruksi ini mengambil bagian tubuh di perut tanpa merusaknya.

Sedangkan, tindakan implant adalah tindakan memasukkan implan ke dalam payudara agar volumenya sama dengan payudara yang tidak terdampak kanker. Kelebihan implan adalah operasinya lebih cepat ketimbang flap.

Namun, karena ini menggunakan benda asing (di luar tubuh) maka acap kali ada reaksi dan perlu diganti dalam kurun waktu 10 tahun.

(Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya