Cadangan Devisa Indonesia akhir Januari 2023 Sentuh USD 139,4 Miliar

Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan.

oleh Tira Santia diperbarui 07 Feb 2023, 10:56 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 mencapai USD 139,4 miliar atau setara Rp 2.111 triliun, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar USD 137,2 miliar.

Dilansir dari lama Bank Indonesia, Selasa (7/2/2023), Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

 


Indeks Harga Konsumen

Pedagang melayani pembeli kebutuhan pokok di kiosnya di Pasar Lembang, Tangerang, Selasa (24/8/2021). Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) alias inflasi akan berlanjut pada bulan Agustus 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Disamping itu, Bank Indonesia mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Berdasarkan data BPS, inflasi IHK pada Januari 2023 tercatat 0,34 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,66 persen (mtm).

Realisasi inflasi (mtm) tersebut terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,28 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,51 persen (yoy).

Perkembangan positif inflasi IHK ini tidak terlepas dari pengaruh koordinasi kebijakan pengendalian inflasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

 


Inflasi Inti

Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia meyakini, ke depan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023. Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan moneter, serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut.

Untuk inflasi inti pada Januari 2023 terkendali. Inflasi inti tercatat sebesar 0,33 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,22 persen (mtm). Peningkatan inflasi inti sejalan dengan pola musiman awal tahun, terutama terjadi di inflasi komoditas sewa rumah dan kontrak rumah.

Secara tahunan, inflasi inti Januari 2023 tercatat sebesar 3,27 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,36 persen (yoy).

 

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya