Berteknologi Foodgrade, Pabrik Daur Ulang Plastik PET Lokal Pertama BIPJ Diapresiasi Pemerintah

Pembangunan pabrik daur ulang plastik PET BIPJ ini merupakan komitmen untuk melengkapi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional yang telah digaungkan sejak 2021 lalu.

oleh Surya Hadiansyah diperbarui 10 Feb 2023, 12:27 WIB
Peresmian pabrik daur ulang PET (plastik) lokal pertama bersama Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita pada Rabu (8/2/2023). (Dok. IST/Bumi Indus Padma Jaya)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi yang besar. Sayangnya perkembangan itu juga menghasilkan sampah botol plastik pasca konsumsi yang cukup besar pula.

Sejalan dengan hal itu, tentunya dibutuhkan pengelolaan terhadap sisa konsumsi tersebut agar bisa selalu dapat dikumpulkan, didaur ulang, dan dibuat menjadi material baru.

“Inovasi produk berbasis PET (Polyethylene terephthalate, jenis plastik) terus berkembang, pararel dengan hal tersebut, angka kebutuhan industri terhadap material PET ini juga terus bertambah,” buka Ronald Atmadja selaku Komisaris Utama PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) yang sekaligus Direktur Sustainability Le Minerale.

"Apalagi, PET menjadi material dengan emisi gas rumah kaca per gram terendah dan membuat harga produk menjadi lebih terjangkau, berpotensi untuk menjadi alternatif material," sambungnya.

Ronald juga menyampaikan bahwa pembangunan pabrik daur ulang ini merupakan komitmen Mayora Group untuk melengkapi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (GESN Le Minerale) yang telah digaungkan sejak 2021 yang lalu.

"Sebagai perusahaan lokal, kami berkomitmen untuk berkontribusi nyata bagi Indonesia, termasuk dalam pengelolaan sampah. BIPJ akan menjadi hilir dari GESN Le Minerale, sementara edukasi pilah sampah dari rumah serta kegiatan yang mendukung peningkatan collection rate yang menjadi hulu dalam Gerakan ini, akan terus digaungkan ke masyarakat,” ujarnya bercerita.

 


Kemajuan Industri Daur Ulang Plastik

Peresmian pabrik daur ulang PET (plastik) lokal pertama bersama Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita pada Rabu (8/2/2023). (Dok. IST/Bumi Indus Padma Jaya)

Industri daur ulang plastik di Indonesia memang terus menunjukkan kemajuan yang impresif, hal ini didukung dengan adanya kebutuhan dalam dan luar negeri, serta tersedianya post-consumer (sampah domestik) dan post-industrial.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan penyediaan sumber bahan baku Recycled PET (R-PET) dalam negeri, serta sekaligus sebagai komitmen Mayora Group dan Le Minerale dalam mengaplikasikan peta jalan sampah perusahaan, didirikanlah PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ), pabrik daur ulang plastik khusus PET yang memenuhi standar keamanan pangan (foodgrade).

“Belum banyak pabrik daur ulang PET yang mengadaptasi teknologi foodgrade di Indonesia, oleh karenanya kami hadir untuk menciptakan sumber bahan baku yang memenuhi kebutuhan industri dalam negeri akan bahan baku recycled resin PET food grade terbaik yang sesuai dengan standar keamanan kemasan pangan," ungkap Gautam Rathore, Managing Direktur Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ).

 


Teknologi Pengolahan PET dari BIPJ

BIPJ menggunakan teknologi pengolahan PET paling modern dan berfokus pada higenitas. Ada dua proses utama dalam pengolahan botol plastik PET menjadi food grade recycled plastik resin.

Pertama dimulai dengan proses pembersihan dan pembukaan tutup. Lalu botol PET bekas tersebut diseleksi secara otomatis untuk kebersihan warna. Setelah itu proses pencacahan menjadi serpihan untuk kemudian pencucian dan pengeringan.

Kedua, proses extrusi, perubahan plastik dari bentuk padat menjadi cair. Lalu, proses dekontaminasi kontaminan dengan proses solid state polycondensation (SSP). Dan yang terakhir adalah proses pencetakan pellet plastik. Pellet plastik inilah yang dapat diolah kembali untuk menghasilkan produk plastik baru.

“Kehadiran BIPJ juga diharapkan akan membawa dampak lingkungan dan ekonomi. Dampak lingkungan yakni terhadap Indonesia yang lebih bersih, sedangkan dari sisi ekonomi tentunya BIPJ akan membuka lapangan pekerjaan di platform daur ulang dan memberikan sumbangsih devisa bagi negara,” harap Christine Halim, Direktur Utama Bumi Indus Padma Jaya, yang juga telah lama berkecimpung di dunia daur ulang sebagai Ketua Umum Adupi.

 


Tingkat Daur Ulang Tertinggi

PET memiliki tingkat daur ulang tertinggi, sehingga bila bekas kemasan plastik PET dapat terkelola dan didaurulang, maka tidak menjadi timbulan sampah di ekosistem.

Sedangkan dari sisi ekonomi, tentunya adanya penyerapan tenaga kerja akan berkontribusi terhadap perekonomian wilayah setempat pada khususnya. Fasilitas ini menyerap lebih dari 150 orang tenaga kerja lokal dan didukung teknologi termodern.

Pabrik daur ulang BIPJ memiliki kapasitas produksi 22.000 ton per tahun Recycled PET Plastic (RPET) yang telah memenuhi standar keamanan pangan internasional.

 


Apresiasi Menteri Perindustrian

PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) yang yang berlokasi di Jombang, Jawa Timur ini diresmikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Rabu (8/2/2023).

“Kementerian Perindustrian mengapresiasi didirikannya PT. Bumi Indus Padma Jaya sebagai industri daur ulang, ini sesuai dengan misi Kemenperin dalam menciptakan transformasi industri yang berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam sambutannya di acara peresmian BIPJ.

Upaya ini diyakini dapat mewujudkan visi Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan strukur industri nasional yang kuat, sehat dan berkeadilan, industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global, serta industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Menperin optimistis, adanya pabrik daur ulang plastik PT. Bumi Indus Padma Jaya dengan kapasitas produksi sebesar 22.000 ton per tahun ini dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular.

“Pesan saya kepada Mayora Group dan PT. Bumi Indus Padma Jaya ini, agar dapat menjaga lingkungan sekitar dengan baik, yang selaras dengan komitmen pemerintah dalam menciptakan industri hijau,” tegas Agus.

 


Kontribusi Positif

Selain itu diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat baik melalui produk pelet PET yang dihasilkan, maupun melalui program-program berkelanjutan dengan melibatkan mitra kerja dan berbagai pemangku kepentingan, termasuk keterlibatan pemerintah daerah.

Tidak hanya itu, Agus juga menekankan bahwa keberadaan pabrik ini juga dapat meningkatkan tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia, dan berdampak dalam mengurangi sampah plastik dan secara langsung berkonrtribusi dalam peningkatan sosial ekonomi serta devisa negara.

Agus menilai pembangunan fasilitas daur ulang sampah plastik ini merupakan bentuk komitmen dalam mendukung konsep ekonomi berkelanjutan yang patut diapresasi.

 


Kolaborasi Berkelanjutan

Dukungan dan apresiasi serupa juga diungkapkan Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Daur Ulang Indonesia (ADUPI), Andi. Dirinya percaya, hadirnya BIPJ akan memajukan industri daur ulang. Diungkapkan Andi, bisnis daur ulang plastik memiliki potensi besar.

"Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik akan berperan besar terhadap lingkungan dan sekaligus pertumbuhan ekonomi negara," katanya.

Ia pun mengungkapkan, ADUPI juga akan bekerjasama untuk memasok bahan baku botol kemasan PET bekas untuk BIPJ.

"Kami tentu akan sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam menggerakan ekonomi sirkular. Hadirnya pabrik ini akan menggerakkan rantai ekonomi yang melibatkan berbagai pihak dari hulu ke hilir, mulai dari peran aktif masyarakat sampai kepada industri daur ulangnya," tandas Andi.

Berbagai dukungan untuk BIPJ pun hadir dari asosiasi lain di luar ADUPI seperti Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan Asosiasi Perusahaan Air Minum Nasional (Asparminas).

“GAPMMI mengapresiasi langkah Mayora Group yang telah mendirikan BIPJ sebagai bagian dari gerakan ekonomi sirkular nasional yang terintegrasi dan komprehensif. Ini akan meningkatkan kredibilitas industri serta menunjukkan komitmen dunia usaha terhadap kebijakan pemerintah. Kami mengajak anggota asosiasi lain untuk juga dapat mengambil langkah serupa,” ujar Adhi Lukman, Ketua GAPMMI.

 


Mewujudkan dan Mendukung Kebijakan Pemerintah

Sebagaimana diketahui sebagian besar produsen makanan dan minuman yang tergabung dalam GAPMMI menggunakan plastik PET sebagai kemasan produk. Adanya BIPJ akan meningkatkan daur ulang pasca konsumsi.

Asosiasi Air Minum Nasional, Asparminas, yang beranggotakan perusahaan besar, menengah dan kecil yang bergerak di bidang air minum kemasan, juga menyatakan dukungan terhadap berdirinya BIPJ.

Eko Susilo, Sekjen Asparminas menyatakan bahwa, “Dengan beroperasinya BIPJ, semakin meningkatkan keyakinan produsen air minum dalam kemasan terkait alternatif kemasan yang aman dan bernilai daur ulang tinggi, yaitu PET. Kami berharap, BIPJ dapat menjadi wadah sirkuler bagi para produsen air minum dalam kemasan, sehingga kami dapat mewujudkan dan mendukung kebijakan pemerintah terkait peta pengurangan jalan sampah.”

Infografis  Siklus Hidup Sampah Botol Plastik    

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya