Rusia Kerahkan Pasukan ke Ukraina Timur, Bersiap Lancarkan Serangan Baru?

Menurut Ukraina, Rusia bersiap untuk melancarkan serangan berskala penuh dalam waktu dekat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Feb 2023, 16:08 WIB
Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina berusaha memadamkan api setelah penembakan Rusia menghantam sebuah pusat perbelanjaan di Kherson, Ukraina, 3 Februari 2023. Asap membumbung tinggi dari pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan Rusia ke pusat perbelanjaan tersebut. (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Kyiv - Rusia telah mengerahkan bala bantuan ke Ukraina timur menjelang serangan musim semi yang dapat dimulai minggu depan di sepanjang garis depan, di mana telah terjadi pertempuran tanpa henti selama berbulan-bulan. Demikian laporan Reuters mengutip pernyataan Gubernur Luhansk Serhiy Haidai yang berada dalam pengasingan.

"Kami melihat semakin banyak cadangan (Rusia) yang dikerahkan ke arah kami, kami melihat lebih banyak peralatan dibawa masuk…," kata Haidai kepada televisi Ukraina seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (7/2/2023).

"Mereka membawa amunisi yang digunakan berbeda dari sebelumnya – tidak lagi menembak sepanjang waktu. Mereka perlahan-lahan mulai menyelamatkan diri, bersiap untuk serangan skala penuh," ujarnya.

Dia menambahkan, "Kemungkinan besar mereka membutuhkan waktu 10 hari untuk mengumpulkan cadangan. Setelah 15 Februari kita dapat mengharapkan (serangan ini) kapan saja."

Sementara itu, saat Rusia mengerahkan bala bantuan ke Ukraina timur jelang serangan terbarunya, New York Times melaporkan bagaimana suasana tersebut dirasakan di sejumlah kota dan desa di sana.

Pasukan Ukraina yang kelelahan dilaporkan mengeluh bahwa mereka kalah jumlah dan senjata, bahkan sebelum Rusia mengerahkan sebagian besar dari sekitar 200.000 tentara yang baru dimobilisasi. Dokter di rumah sakit bicara tentang korban yang berjatuhan di tengah upaya mereka merawat pasukan Ukraina dengan luka-luka yang mengerikan.


Pembangunan Pelindung Fasilitas Nuklir Zaporizhzhia Nyaris Rampung

Petugas pemadam kebakaran bekerja setelah sebuah serangan pesawat tak berawak di gedung-gedung di Kyiv, Ukraina, Senin (17/10/2022). Pesawat tak berawak menghantam sejumlah gedung ibu kota Ukraina pada Senin pagi ledakan tesebut menggema di seluruh Kyiv dan menimbulkan kepanikan sehingga orang-orang berlarian ke lokasi yang aman. (AP Photo/Roman Hrytsyna)

Reuters melaporkan bahwa pembangunan struktur pelindung untuk fasilitas utama di pembangkit nuklir Zaporizhzhia di tenggara Ukraina hampir selesai. Laporan itu pertama kali muncul dari kantor berita Rusia, TASS, dengan mengutip seorang penasihat kepala operator pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada Maret tahun lalu. Meski demikian, lokasinya dekat dengan garis depan pertempuran dan perang di kawasan itu telah berulang kali menuai kecaman karena dikhawatirkan memicu bencana nuklir.

"Pemasangan struktur teknik dan konstruksi, yang dirancang untuk memberikan perlindungan tambahan bagi fasilitas infrastruktur penting pembangkit listrik tenaga nuklir, termasuk yang terkait dengan penyimpanan bahan radioaktif, sedang dalam tahap penyelesaian," demikian laporan TASS, yang mengutip pernyataan Renat Karchaa, penasihat kepala Rosenergoatom, perusahaan yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia.


Inggris Ragukan Keberhasilan Serangan Baru Rusia

Bendera Ukraina berkibar ditiup angin saat tanda perdamaian raksasa dipasang para demonstran jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Intelijen Kementerian Pertahanan Inggris menilai bahwa para pemimpin Rusia akan terus menuntut kemajuan besar-besaran, tetapi tetap tidak mungkin Rusia membangun kekuatan yang diperlukan untuk secara substansial memengaruhi hasil perang dalam beberapa pekan mendatang.

"Pasukan Rusia hanya berhasil merebut beberapa ratus meter wilayah per minggu. Ini hampir pasti karena Rusia sekarang kekurangan amunisi dan unit manuver yang diperlukan untuk melancarkan serangan yang berhasil.


Perwakilan Estonia Angkat Kaki dari Rusia

Ilustrasi Estonia (Dok. Pixabay)

Di Moskow, Duta besar Estonia untuk Rusia Margus Laidre dikabarkan telah meninggalkan kediaman diplomatiknya pada Selasa pagi. Langkahnya tersebut sekaligus menegaskan bahwa hubungan diplomatik antar kedua negara telah diturunkan ke tingkat kuasa usaha.

Pada 11 Januari 2023, Estonia juga telah menuntut Rusia mengurangi jumlah staf kedutaannya.

Kementerian Luar Negeri Estonia menyatakan bahwa dengan cara ini akan dipastikan kesetaraan dengan jumlah pegawai Kedutaan Besar Estonia di Moskow.

Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, Estonia telah mengurangi hubungan bilateral dengan Moskow seminimal mungkin, menutup konsulat Rusia di Narva dan Tartu serta mengusir tiga diplomat Rusia.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya