Kim Jong Un Perintahkan Militer Korea Utara Tingkatkan Kesiapan Perang

Korea Utara akan menandai peringatan 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea pada Rabu (8/2) dan sangat mungkin merayakannya dengan parade di Pyongyang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Feb 2023, 18:01 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Tempat Peluncuran Satelit Sohae di Tongchang-ri, Korea Utara (11/3/2022). Kim Jong Un memerintahkan para pejabatnya untuk memperluas fasilitas peluncuran satelit untuk menembak. (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong Un memerintahkan militer Korea Utara untuk memperluas latihan tempur dan meningkatkan kesiapsiagaan perang.

"Kim Jong Un memimpin pertemuan Komisi Militer Pusat Partai Buruh pada Senin (6/2/2023) dan mendorong angkatan bersenjata untuk menunjukkan prestasi yang selalu menang serta menampilkan kekuatan militer yang tiada tara untuk membuka fase baru dalam pembangunan," demikian dilaporkan kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agensi (KCNA) seperti dikutip dari AP, Selasa (7/2).

Pertemuan tersebut digelar di tengah tanda-tanda bahwa Korea Utara tengah merencanakan parade militer yang dapat menjadi kesempatan bagi negara itu untuk memamerkan persenjataannya, termasuk kemajuan dalam program senjata nuklirnya.

"Anggota komisi, yang terdiri dari para petinggi militer Kim Jong Un, membahas serangkaian tugas yang bertujuan mendorong perubahan besar di militer, termasuk terus memperluas dan mengintensifkan operasi dan latihan tempur serta lebih ketat menyempurnakan kesiapan untuk perang," sebut KCNA.

Komisi tersebut juga membahas perubahan organisasi untuk meningkatkan dan memperkuat fundamental urusan militer, di mana foto-foto yang dipublikasikan KCNA menunjukkan sebuah bendera yang kemungkinan mewakili departemen baru yang disebut "biro umum rudal".

Korea Utara akan menandai peringatan 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea pada Rabu (8/2) dan sangat mungkin merayakannya dengan parade di Pyongyang.


Korea Selatan Mendeteksi Peningkatan Signifikan

Foto yang dirilis pada 19 November 2022 ini menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan putrinya memeriksa lokasi peluncuran rudal di Bandara Internasional Pyongyang di Pyongyang, Jumat (18/11/2022). Ini adalah kali pertama, Kim membawa anaknya di hadapan publik. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan Lee Sung-jun mengatakan, selama pengarahan militer oleh Kim Jong Un tersebut, Korea Selatan telah mendeteksi peningkatan personel dan kendaraan yang signifikan di area yang terkait dengan latihan parade. Namun, Seoul menolak membagikan penilaian spesifik kapan acara itu akan berlangsung.

Lee mengatakan, militer Korea Selatan memantau dengan cermat perkembangan terkait kemungkinan pembentukan biro umum rudal, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Beberapa analis menilai bahwa departemen baru mungkin dapat menangani pengembangan hulu ledak nuklir dan sistem balistik.

Pekan lalu, Korea Utara mengancam akan melawan militer Amerika Serikat (AS) dengan "kekuatan nuklir yang paling luar biasa" menyusul rencana AS untuk memperluas latihan bersama dengan Korea Selatan dan mengerahkan lebih banyak aset militer canggih seperti pengebom dan kapal induk ke wilayah tersebut.

Korea Utara telah menembakkan lebih dari 70 rudal balistik pada tahun 2022, termasuk senjata berkemampuan nuklir potensial yang dirancang untuk menyerang sasaran di Korea Selatan atau mencapai daratan AS.

Selain itu, Pyongyang juga telah menggelar simulasi serangan nuklir terhadap target Korea Selatan dan AS sebagai respons atas latihan militer AS yang diperluas dengan Korea Selatan. Selama era Donald Trump, latihan kedua negara dirampingkan.

Dalam perkembangan lainnya, sejumlah ahli mengatakan bahwa kerawanan pangan di Korea Utara kemungkinan berada pada kondisi terburuk sejak 1990-an, ketika kelaparan menewaskan ratusan ribu orang. KCNA mengatakan pada Senin bahwa Partai Buruh telah menjadwalkan pertemuan pleno Komite Pusat pada akhir bulan ini untuk membahas "tugas mendesak", yaitu meningkatkan produksi pertanian di tengah isolasi ekonomi yang semakin dalam.

Diplomasi antara Washington dan Pyongyang telah terhenti sejak 2019, dengan kedua belah pihak tetap berselisih mengenai sanksi ekonomi yang dipimpin AS dan program nuklir Korea Utara.

Infografis Ledakan Kasus Covid-19 di Korea Utara. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya