Liputan6.com, Jakarta End-to-end ecosystem financing menjadi salah satu fokus bisnis yang terus digali dan dikembangkan oleh Danamas. Memasuki tahun 2023, Danamas resmi menjalin kerja sama dengan Chickin, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang solusi teknologi berbasis IOT dan aplikasi manajemen kandang yang dimanfaatkan oleh lebih dari 5.000 peternak ayam di bawah naungannya.
Ekosistem bisnis Chickin yang menghubungkan rantai pasok dari peternak ke rumah potong ayam hingga ke pelaku usaha horeca mampu menggerakkan roda ekonomi yang tidak hanya memberi dampak positif bagi para peternak ayam, namun hingga para pelaku industri yang terkait dengan produksi pangan dari ternak ayam.
Advertisement
Kehadiran Danamas di tengah rantai ekonomi ini adalah upaya untuk mengoptimalkan kelancaran proses berbisnis dan bertransaksi dengan akses permodalan yang inklusif dan bisa dimanfaatkan berbagai kalangan pelaku usaha.
“Sejak berdiri dari tahun 2017, Danamas sudah bersinergi dengan berbagai macam ekosistem bisnis, di antaranya bidang agritech dan akuakultur. Sinergi ini adalah langkah konkrit Danamas dalam mewujudkan akses pendanaan yang dibutuhkan oleh ratusan hingga jutaan pelaku usaha yang tergolong kecil dan menengah agar mereka bisa lebih memaksimalkan dari sisi manajemen dan produksi, sementara Danamas memberi sokongan dari sisi finansial," tutur CEO PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas) Joyce Andries, dikutip Selasa (7/2/2023).
"Kerjasama antara Danamas dengan Chickin diharapkan mampu meningkatkan produksi para peternak ayam untuk memenuhi pangsa pasar," terang dia.
Joyce Andreas menambahkan melalui ekosistem industri semacam ini, Danamas memberikan akses pendanaan dalam bentuk contract farming financing, inventory financing, paylater, hingga invoice financing.
Total dana pinjaman yang dapat dimanfaatkan oleh mitra yang tergabung di dalamnya, dalam hal ini para peternak ayam, bisa dicairkan hingga maksimal Rp 2 miliar dengan tenor masa pinjaman hingga maksimal 60 hari.
Akses Pendanaan
Di tempat yang sama, Tubagus Syailendra Wangsadisastra, CEO PT Sinergi Ketahanan Pangan (Chickin) menyampaikan optimismenya dalam rangka peresmian sinergi ini.
“Chickin hingga saat ini telah memampukan ribuan peternak ayam dalam menghasilkan lebih dari 31 juta populasi ayam yang diharapkan mampu memberikan pasokan daging ayam berkualitas baik untuk kebutuhan pangan nasional. Dengan penyediaan akses pendanaan melalui sinergi dengan Danamas, kami yakin akan ada lebih banyak lagi peternak ayam yang ditopang dan dimampukan untuk semakin menumbuhkan usahanya," jelas dia.
Hingga saat ini, Chickin telah menyediakan solusi teknologi dan manajemen kandang di lebih dari 250 kandang yang mayoritas tersebar di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Hal ini sejalan pula dengan misi Danamas untuk dapat menjangkau lebih banyak pelaku usaha di wilayah yang lebih luas lagi.
Advertisement
Pak Mendag, Peternak Banyak Bangkrut Gara-Gara Harga Ayam Anjlok
Sekelompok peternak ayam dari Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) masih mengeluhkan rendahnya harga jual ayam di pasaran. Harga ini mempengaruhi pendapatan para peternak mandiri, hingga terpaksa untuk gulung tikar.
Ketua KPUN Alvino Antonio menerangkan, penurunan harga ayam terjadi sejak awal tahun, termasuk sejak dia dan kelompoknya menggelar aksi demonstrasi di Kementerian Perdagangan. Pasca aksi tersebut, Alvino diminta bersurat sebagai permohonan audiensi, hanya saja hingga saat ini tak kunjung berbalas.
"Kondisi peternak mandiri UMKM hari ini semakin menderita karena 4 hari setelah demo harga ayam setiap hari turun terus, peternak banyak yang bangkrut," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (21/1/2023).
Dia menyebut sudah ada ribuan peternak yang bangkrut karena masalah ini. Utamanya karena masalah serupa terjadi berangsur-angsur hingga akhirnya terus mengikis jumlah peternak mandiri.
"Sejak 10 tahun kebelakang sudah ribuan peternak mandiri yang bangkrut," kata dia.
Alvino menyebut, saat ini harga ayam hidup terus mengalami penurunan, bahkan di Jawa Tengah telah menyentuu Rp 15.000 per kilogram. Kendati harga telur ayam masih berada di posisi yang cukup stabil sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022.
Turunnya harga ini, disebut jadi sebab banyaknya peternak yang bangkrut. Sebab, harga jual yang lebih rendah dari harga pokok produksi.
"Karena harga jual ayam hidup dikandang lebih sering di bawah harga pokok produksi peternak UMKM mandiri," terangnya.