Liputan6.com, Damaskus - Duta Besar Palestina untuk Turki Faed Mustafa mengonfirmasi bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat gempa Turki 6 Februari 2023 bertambah 23 orang pada Selasa (7/2/2023), sehingga total menjadi 55 orang.
Dikutip dari kantor berita Palestina, WAFA, Rabu (8/2), 13 jasad warga Palestina dikeluarkan dari reruntuhan di kamp pengungsi Raml di Latakia, lima di Jableh, tiga di Aleppo, dan satu di Kota Jindires, Suriah.
Advertisement
Tiga kamp pengungsi Palestina terdampak gempa Turki dan Suriah, yaitu kamp pengungsi Raml di Latakia, serta kamp Neirab dan Handrat di Aleppo. Demikian pula dengan sejumlah komunitas Palestina lainnya di Suriah utara.
Hingga berita ini diturunkan, total korban tewas akibat gempa Turki magnitudo 7,8 melampaui 7.800 orang, di mana 5.894 tewas di Turki dan 1.932 di Suriah.
UNRWA: Kami Butuh US$ 2,7 Juta untuk Pengungsi Palestina
Satu-satunya badan utama PBB yang didedikasikan secara eksklusif untuk menangani pengungsi Palestina, United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), menekankan bahwa pihaknya membutuhkan dana sebesar US$ 2,7 juta atau setara Rp40,8 miliar untuk menopang sekitar 57.000 pengungsi Palestina di Suriah yang terdampak gempa Turki.
UNRWA menjelaskan bahwa Suriah Utara adalah rumah bagi sekitar 62.000 pengungsi Palestina yang tinggal di dalam dan sekitar empat kamp, yaitu kamp Lattakia, kamp Neirab, kamp Ein-el Tal, dan kamp Hama. Seluruh kamp tersebut dapat diakses dari Damaskus.
Badan PBB itu memperkirakan bahwa sekitar 90 persen dari keluarga Palestina di kamp-kamp tersebut membutuhkan bantuan akibat gempa.
"Berdasarkan penilaian cepat yang dilakukan oleh tim UNRWA sejak kemarin (Senin), hal yang paling penting adalah menyediakan pasokan medis dan barang-barang non-makanan seperti selimut, terpal, kasur, dan perlengkapan kebersihan, termasuk untuk perempuan dan anak perempuan," demikian pernyataan UNRWA seperti dikutip dari situs resminya.
"Pasokan medis penting tersedia di gudang UNRWA untuk segera didistribusikan ke pengungsi Palestina yang terkena dampak, namun stok ini perlu diisi ulang."
UNRWA menambahkan bahwa pasca kehancuran akibat gempa dahsyat, populasi pengungsi Palestina yang sudah rentan sangat membutuhkan bantuan dan hampir sepenuhnya bergantung pada UNRWA.
"Korban tewas diperkirakan akan meningkat secara dramatis seiring kemajuan operasi pencarian dan penyelamatan," sebut badan PBB yang dibentuk pada tahun 1949 itu.
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini, yang mengunjungi kamp pengungsi di Aleppo dua minggu lalu, mentwit, "Gempa ini menambah lapisan kesengsaraan yang luar biasa."
Per tahun 2022, UNRWA menyebutkan terdapat sekitar 438.000 pengungsi Palestina di Suriah.
Advertisement