Viral Bocah Suriah Korban Gempa Turki, Lindungi Kepala Adik dari Puing Bangunan

Di tengah kehancuran dan hilangnya nyawa akibat gempa Turki 6 Februari 2023, seorang bocah Suriah berusia 7 tahun viral karena menunjukkan keberanian dan ketangguhan. Melindungi sang adik saat mereka berdua tertimbun puing.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Feb 2023, 14:47 WIB
Bocah Suriah yang viral, melindungi adik saat keduanya tertimbun puing akibat gempa Turki. (Screen Grab Twitter)

Liputan6.com, Jakarta Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 di Turki selatan dan Suriah menewaskan sekitar 6.000 orang. Saat tim penyelamat mencari korban jiwa melalui bangunan yang runtuh, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan keadaan darurat tiga bulan di 10 wilayah.

Gempa Turki berkekuatan besar, salah satu yang terbesar di daerah rawan gempa dalam satu abad terakhir, memicu kekhawatiran akan bencana kemanusiaan baru di wilayah yang tegang akibat perang, pengungsian, dan kesulitan ekonomi.

Di tengah kehancuran dan hilangnya nyawa, seorang gadis Suriah berusia 7 tahun menjadi viral karena menunjukkan keberanian dan ketangguhan. Sebuah foto seorang gadis cilik Suriah sedang melindungi sang adik saat mereka berdua tertimbun puing-puing di Suriah telah menjadi viral di berbagai platform media sosial.

Seorang perwakilan PBB bahkan memposting gambar itu di Twitter.

Seorang pejabat PBB bernama Mohamad Safa mengunggah foto anak-anak Suriah itu ke Twitter dengan klaim bahwa mereka telah dikuburkan selama lebih dari 17 jam.

"Gadis berusia 7 tahun yang meletakkan tangannya di atas kepala adik laki-lakinya untuk melindunginya saat mereka berada di bawah reruntuhan selama 17 jam telah berhasil selamat. Saya tidak melihat ada yang berbagi. Jika dia mati, semua orang akan berbagi! Bagikan secara positif," cuit Safa.

Netizen patah hati tetapi terhibur dengan naluri pelindung dan ketahanan gadis kecil itu.


Bayi Kembar 'Ajaib' Bertahan Hidup 40 Jam di Bawah Puing Bangunan Runtuh

Orang-orang mencari korban selamat melalui puing-puing bangunan setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,8 di Diyarbakir, pada 6 Februari 2023. Setidaknya 284 orang tewas di Turki dan lebih dari 2.300 orang terluka dalam salah satu gempa terbesar di Turki dalam setidaknya satu abad, saat pekerjaan pencarian dan penyelamatan berlanjut di beberapa kota besar. (AFP/Ilyas Akengin)

Bocah kembar menjadi salah satu korban yang tertimpa puing bangunan roboh akibat gempa Turki. Kendati demikian mereka selamat bertahan hidup melewati masa melelahkan selama 40 jam, di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep, Turki. Mereka dalam kondisi hidup saat diselamatkan oleh polisi pada Selasa, 7 Februari.

Menurut Anadolu Agency (AA) yang dikutip Rabu (8/2/2023), beredar rekaman yang dirilis oleh Kepolisian Turki menunjukkan kedua anak itu dibawa keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.

"Anak kembar itu diselamatkan sekitar 40 jam setelah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep," kata polisi, menambahkan bahwa keduanya adalah "kembar ajaib".

Korban tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan banyak gempa susulan mendekati 6.000 di Turki pada Rabu pagi, menurut media pemerintah Anadolu Agency.

Korban Gempa Turki Bikin Video di Bawah Reruntuhan, Minta Tolong Lewat Media Sosial

Sementara itu, sejumlah korban gempa Turki yang masih terperangkap di antara reruntuhan dilaporkan memanfaatkan media sosial untuk meminta pertolongan dengan menunjukkan lokasi mereka kepada tim penyelamat.

Firat Yayla, YouTuber yang dikenal sebagai Charmquell, adalah salah satunya.

Dikutip dari Al Jazeera, Firat Yayla mengunggah sebuah video di Instagram Stories pada Selasa 7 Februari pagi. Melalui video itu ia mengatakan, dirinya terjebak di bawah reruntuhan di Distrik Antakya, Provinsi Hatay.

Ia memohon kepada para followers-nya untuk membantu menyelamatkannya.

"Teman-teman, kita terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa," katanya dalam video tersebut.

"Ibu! Apakah kamu baik-baik saja? Ibu! Katakan padaku kau bersembunyi di suatu tempat. Tolong bantu!," tambahnya sebelum mengakhiri video dengan memberi tahu alamat rumahnya.

Ia kemudian melakukan update di Instagram-nya dengan mengatakan dia telah diselamatkan, tetapi ibunya masih berada di bawah reruntuhan. 


Jasad Korban Gempa Turki Bergelimpangan di Jalanan, Para Penyintas Berburu Makanan

Foto udara menunjukkan kehancuran di pusat kota Hatay, Turki selatan, Selasa (7/2/2023). Salah satu wilayah dengan dampak terparah gempa adalah Provinsi Hatay, wilayah selatan Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah. (IHA via AP)

Jasad korban tewas gempa Turki pada Senin 6 Februari 2023 ditinggalkan di jalan, saat perburuan korban selamat terus berlanjut.

Lebih dari 6.000 orang diketahui tewas di Turki dan Suriah utara, yang juga hancur akibat gempa tersebut.

PBB memperingatkan bahwa ribuan anak mungkin termasuk di antara yang tewas.

Di Kota Antakya, mengutip laporan BBC, Rabu (8/2/2023), beberapa korban gempa Turki yang tewas bergelimpangan, terbaring di trotoar selama berjam-jam saat petugas penyelamat dan ambulans berjuang mengatasi skala bencana.

Sementara itu, mereka yang kehilangan anggota keluarga menyisir puing-puing mencari orang yang mereka cintai. Sekelompok pria menggunakan palu godam dan alat lainnya menemukan jenazah pria dan gadis muda yang terjebak. Mereka memanggil penyelamat resmi untuk menggunakan alat-alat listrik untuk membantu, tetapi mereka mengatakan mereka harus berkonsentrasi pada yang hidup.

Orang-orang itu terus menggali sampai jasad-jasad itu bisa dikeluarkan.

Di sisi lain, ada kemarahan yang tumbuh karena tidak ada cukup bantuan. Seorang wanita mengatakan kepada BBC bahwa penyelamat datang dan mengambil gambar bangunan milik keluarga pacarnya di mana mereka yakin 11 orang terjebak, tetapi mereka tidak juga terlihat.

Dia mengatakan mereka mendengar suara-suara selama berjam-jam, tapi kemudian ada keheningan.

Lebih jauh ke utara di Kahramanmaras, dekat pusat gempa kedua, ada penundaan bantuan yang datang karena jalan pegunungan macet oleh mereka yang mencoba pergi.

Deretan bangunan telah runtuh menjadi tumpukan puing yang coba diatasi oleh tim penyelamat, sementara angin yang sangat dingin meniupkan asap dan debu dari puing-puing ke mata mereka. Tantangan untuk menyelamatkan para korban gempa Turki.

 


Kesulitan di Suriah Utara

Seorang pria berlari di sepanjang jalan yang dipenuhi puing-puing, di Hatay, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 magnitudo melanda Turki, Selasa (7/2/2023). Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan, dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali untuk para penyintas yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. (BULENT KILIC / AFP)

Ada juga laporan kesulitan mendapatkan bantuan ke Suriah utara, terutama di daerah yang dikuasai oposisi. Kontrol di sana terbagi antara pemerintah dan kelompok oposisi lainnya. Mereka tetap terlibat dalam konflik sebagai akibat dari perang saudara yang sedang berlangsung.

Bahkan sebelum gempa bumi, situasi di sebagian besar wilayah itu sangat kritis, dengan cuaca yang sangat dingin, infrastruktur yang runtuh, dan wabah kolera yang menyebabkan kesengsaraan bagi banyak orang yang tinggal di sana. Lebih dari empat juta orang, terutama perempuan dan anak-anak mengandalkan bantuan.

Wilayah barat laut khususnya telah menjadi salah satu tempat tersulit untuk dijangkau, dengan hanya satu penyeberangan kecil di perbatasan Turki yang tersedia untuk mengangkut sumber daya ke wilayah yang dikuasai oposisi.

PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa untuk sementara menghentikan aliran bantuan ke Suriah karena kerusakan pada rute tersebut, tanpa tahu kapan akan dimulai kembali.

Utusan Suriah untuk PBB mengatakan bahwa dukungan apa pun harus datang dari dalam negeri dan tidak melintasi perbatasan dengan Turki, membuat mereka yang berada di daerah yang dikuasai oposisi khawatir bahwa dukungan itu mungkin ditahan karena alasan politik.

Adegan kehancuran telah diselingi dengan momen singkat harapan. Seorang bayi yang lahir di bawah reruntuhan dekat Kota Afrin telah diselamatkan setelah ditemukan dengan ari-ari masih menempel pada ibunya, yang meninggal setelah melahirkan.  

Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya