Liputan6.com, Jakarta Jumlah kargo udara di Indonesia terlihat tidak banyak terpengaruh oleh Covid-19 dibandingkan jumlah penumpang pesawat yang turun tajam. Dan pasca Pandemi ini peluang tersebut makin terbuka lebar dan dapat dimanfaatkan oleh operator penerbangan di dalam dan luar negeri.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Perhubungan yang juga Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon Prawiraatmadja saat menghadiri acara Canada Special Mission Aircraft Seminar yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia.
Advertisement
“Dari data yang ada hingga Juni 2022 lalu kargo udara hanya mengalami penurunan hanya 12 persen. Jumlah ini lebih kecil jika dibandingan jumlah penumpang dan jumlah penerbangan di Indonesia pada saat Pandemi Covid-19 lalu. Dimana jumlah penumpang mengalami penurunan hingga 32 persen dan jumlah penerbangan turun hingga 28 persen,” kata Denon ditulis, Kamis (8/2/2023).
Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa peluang dan kesempatan yang dapat dimanfaat oleh maskapai untuk bisa mengembangkan angkutan kargo di Indonesia.
Diantaranya Indonesia berbentuk kepulauan, dengan hal tersebut transportasi orang dan barang (kargo) lebih banyak dilakukan dengan menggunakan pesawat. Lalu, dalam scoope yang lebih besar, Indonesia terletak di antara dua benua sehingga dapat dikembangkan bisnis transshipment kargo.
Selain peluang itu, kata Denon, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi dan PDB yang cukup bagus. Dalam periode 2016 – 2045, Pemerintah Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi 5,7 persen per tahun, sehingga Indonesia mampu menjadi negara dengan perekonomian no. 4 terbesar di dunia pada tahun 2045.
“Dan peluang selanjutnya jumlah usaha e-Commerce di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 2.868.178 usaha, meningkat 22% dari 2.361.423 usaha di tahun 2020. Sebanyak 68 persen produk E-commerce dikirim ke pembeli, di mana 55% dikirim ke dalam Pulau Jawa dan sisanya ke luar Pulau Jawa,” katanya.
Infrastruktur Penerbangan
Peluang terakhir, kata Denon, infrastruktur penerbangan semakin baik. Dimana saat ini terdapat 252 bandara dan rencana pembangunan 50 bandara baru. Jumlah rute penerbangan saat ini adalah 351 rute domestik menuju 128 kota tujuan dan 126 rute internasional menuju 54 kota luar negeri.
“Pada posisi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dapat dikembangkan untuk bisnis transshipment kargo menggantikan Singapura. Bandara yang dapat dikembangkan untuk transshipment kargo adalah di Bali dan IKN,” tutupnya.
Pada acara juga menghadirkan pembicara dari Kementerian Pertahanan RI dan beberapa perusahaan penerbangan dari Kanada seperti Aman Air, Bell Helicopter, SEI Industries, Voyageur dan De Havilland Aircraft of Canada Limited. Sebagai peserta acara adalah dari maskapai penerbangan nasional, asosiasi MRO Indonesia (IAMSA) PTDI dan stakeholder lain terkait penerbangan nasional.
Advertisement
Selama Natal dan Tahun Baru, Bandara Soetta Layani 1,8 Ton Kargo
Industri jasa pengiriman via kargo, ternyata sudah lebih dulu menggeliat di masa pandemi COVID-19. Setidaknya, pada masa Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, industri kargo di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta melayani dari 1.839.080 Kg.
"Puncaknya itu terjadi pada H-2 sebelum Natal 2022, atau pada 23 Desember. Di Bandara Soekarno Hatta saja, melayani kargo 1.839.080 Kg," ungkap President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, seperti ditulis, Senin (2/1/2023).
Lalu, bila diakumulasi 20 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II, pada hari yang sama puncak angkutan liburan Nataru 2022, ternyata pengangkutan kargonya juga sangat banyak. Yakni mencapai 2.579.931 Kg kargo yang dilayani.
Jumlah tersebut, menurut Awaluddin, menunjukan angka yang baik. Pasalnya, industri kargo dinilai lebih dulu bergeliat saat pandemi COVID-19.
"Kargo sudah dirasa peningkatannya di tahun 2021, saat itu recovery sudah terjadi. Sehingga di tahun 2022, dia tumbuh jumlah dan volumenya, dan saya rasa angka ini bisa terus berkembang di 2023," tutur Awaluddin.
Sebab menurutnya, pelayanan lebih dari 2 juta kilogram kargo tersebut belum maksimal jumlah dan volumenya yang bisa dilayani oleh PT Angkasa Pura II. Perusahaan masih bisa melayani 8 sampai 9 persen lagi dari jumlah tersebut, ketika pada masa puncaknya.
"Maksimal 10 persen," tambahnya.
Makanya, jangka panjang, perusahaan akan membangun Cargo Village di wilayah Bandara Internasional Soekarno Hatta di sebelah barat. Atau tepatnya berada dekat dengan pintu M1, akses masuk Bandara Soetta dari Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.