Liputan6.com, Jakarta Cherish and Ruelle karya sutradara Azhar Kinoy Lubis akan tayang di platform streaming KlikFilm mulai 10 Februari 2023. Film ini dibintangi Febby Rastanty, Beby Tsabina, dan Pangeran Lantang.
Azhar Kinoy Lubis mengenang ada banyak tantangan selama syuting film Cherish and Ruelle. Salah satunya waktu reading dan syuting yang ringkas. Ia bersyukur para pemain mudah beradaptasi dengan ritme kerja ini.
Berbagai teknik pendalaman karakter dilakukan. Pangeran Lantang misalnya, diminta tak terlalu banyak mengobrol dengan Beby Tsabina dan Febby Rastanty untuk membangun jarak antartokoh dalam film ini.
Baca Juga
Advertisement
“Memang enggak mau mengobrol sama mereka. Beby juga sempat bilang: Lo jangan terlalu banyak ngobrol sama kita deh,” Pangeran Lantang berbagi cerita. Berikut 6 fakta film Cherish and Ruelle, selamat menonton.
1. Jadi Cewek Metal Banget
Dalam film ini, Febby Rastanty memerankan Ruelle. “Karakternya cuek, bodo amat, berani, metal banget. Dia enggak patuh sama aturan dan norma-norma dalam hidup. Masa lalunya cukup berat. Dia berusaha melawan dunia dan berontak,” Febby Rastanty mengulas.
Meski demikian, ada sejumlah sifat yang membuat sang aktris jatuh hati pada Ruelle yakni setia kawan dan sayang banget sama Cherish (Beby Tsabina). “Dia orang yang mau melakukan apa saja buat bantu sahabatnya yang lagi kesusahan,” ia menambahkan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
2. Genre Drama Action Thriller
“Ini adalah drama action thriller. Sangat lucu di dalamnya karena ada dua karakter, Febby Rastanty dan Beby Tsabina yang tiba-tiba dipertemukan dalam satu judul. Ada juga Pangeran Lantang yang memerankan karakter ‘sakit,’” ujar Azhar Kinoy Lubis.
Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Rabu (8/2/2023), ia mengulas genre drama bercampur action thriller masih minor di Indonesia. Kehadiran Cherish and Ruele diharapkan membawa warna baru bagi sinema Tanah Air.
3. Nonton Saw
Genre drama action thriller merupakan hal baru bagi Febby Rastanty. Karenanya, Azhar Kinoy Lubis memberi sejumlah referensi film luar negeri untuk menyerap rasa takut saat menghadapi situasi di antara hidup dan mati.
“Aku menonton film thriller Saw. Aku melihat bagaimana orang ketakutan akibat teror tuh levelnya segimana. Gradasi kenaikan emosinya kayak apa. Korbannya kan beda-beda, jadi aku bisa menilai (berdasarkan karakter korban),” Febby Rastanty menjelaskan.
Advertisement
4. Syuting Adegan Akhir
Febby Rastanty mengenang, ada banyak kendala teknis selama syuting dari pergerakan kamera hingga latihan action yang diulang-ulang untuk mendapat visual yang memukau sekaligus masuk akal.
“Lalu latihan aksi berulang-ulang apalagi adegan ending-nya yang cukup panjang kayak satu scene berapa belas halaman itu dari break makan malam sampai subuh. Paling kendalanya itu, sisanya enggak ada kendala berarti,” katanya.
5. Pangeran dan Dengkul Lemas
Cherish and Ruelle adalah tantangan baru bagi Pageran Lantang. Dalam film ini ia menjadi mafia psikopat. Kali pertama reading, Azhar Kinoy Lubis menjelaskan apa saja yang mesti disiapkan untuk menjelma tokoh ini.
“Dialognya panjang-panjang banget. Karakter aku yang dibilang sakit, memang susah karena aku aslinya enggak sakit. Pas pertama reading diminta begini begitu wah dengkul lemas,” Pangeran Lantang membeberkan.
Advertisement
6. Adaptasi dari Buku
Cherish and Ruelle diadaptasi dari buku karya Reiga Sanskara yang naskahnya dikembangkan dengan dibantu Richard Oh. Richard Oh meninggal dunia pada 7 April 2022.
“Film ini berdasar novel itu. Ini adaptasinya. Kami bikin lagi skenarionya, karena tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan film. Ada keterlibatan mendiang Richard Oh untuk pengembangan naskahnya,” cetus Azhar Kinoy Lubis.