Liputan6.com, Palembang - Berjibaku dengan terik matahari, panasnya api yang membakar lahan hingga asap mengepul yang memerihkan mata, seperti menjadi bagian dari hidup Dwi Dahlia (38), Forest Protector Coordinator di PT SBA Wood Industries, mitra pemasok APP Sinar Mas.
Sejak setahun terakhir, wanita kelahiran Palembang, 6 September 1983 menjadi pemimpin bagi punggawa pengamanan hutan dan lahan di seputaran kawasan konsesi APP Sinar Mas.
Tak pernah terbayangkan olehnya, menjadi salah satu sosok penting dalam menjaga lahan agar tak terjadi kebakaran hutan, yang kerap melanda Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Latar belakangnya hanyalah pendidikan paramedis, yang dulunya hanya memegang alat-alat medis, kini dia harus terbiasa dengan peralatan tempur pencegah kebakaran hutan.
“Sejak 2010 saya bergabung menjadi paramedis, baru 2022 lalu diajak untuk menjadi petugas penjaga lahan agar tidak terbakar. Tantangan besar yang sudah diberikan ke saya, kenapa tidak dicoba,” ucapnya, Rabu (8/2/2023).
Saat menjadi paramedis, dia sudah ribuan kali menyelamatkan nyawa orang. Bahkan dia menemani salah satu warga di distrik Lebong Hitam di Kabupaten OKI Sumsel, untuk melahirkan.
Karena bukan tugasnya untuk melakukan persalinan, dia membawa warga tersebut menaiki speedboad hingga ke pusat, untuk mendapatkan perawatan dari dokter maupun bidan.
“Perjalanannya 4 jam, naik perahu ketek dengan sungai yang sempit, arus sungai yang tak bersahabat saat itu,” katanya.
Karena sudah waktunya melahirkan dan tidak memungkinkan untuk sampai ke region pusat, akhirnya ibu hamil tersebut melahirkan di Kabupaten OKI Sumsel.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kerja Tim
Dengan peralatan seadanya, dia yang paham ilmu medis, membantu persalinan. Beruntungnya, ibu dan bayi selamat dan sehat.
Namun kini, tugasnya lebih berat. Menjaga agar kawasan konsesi mitra pemasok APP Sinar Mas tidak terbakar lagi. Dia harus siap siaga, untuk mengecek hotspot di malam hari, terampil menggunakan alat pemadaman dan memimpin anggota regunya untuk terjun ke lapangan.
“Awalnya memang sulit, karena sangat jauh dari pekerjaan lama saya. Tapi karena mendapat ilmu dari pekerja lainnya dan kerja tim yang solid, hambatan tak ada lagi,” ucapnya.
Puan merupakan anak kedua dari lima bersaudara ini, mendapat julukan ‘Mak Cobra’. Karena ketegasannya dalam memimpin dan kinerja kerjanya yang gesit.
Advertisement
Pencegahan Dini
Panji Bintoro, Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Region OKI mengatakan, untuk pemantauan terjadi kebakaran hutan, sudah ada tim yang siaga di situation room, memonitoring cuaca dan hotspot.
Ada juga 359 orang anggota Regu Pemadam Kebakaran (RPK), termasuk Tim Reaksi Cepat (TRC), yang disiapkan untuk terjun ke lapangan jika terjadi kebakaran hutan.
“Jika terjadi kebakaran, tim RPK turun lebih awal. TRC dibutuhkan saat adanya pencegahan dini, yang terdiri dari 3 regu (7 orang/regu),” ucapnya.
Ada juga pos pantau 24 unit menara api dengan ketinggian 30-34 meter. Jarak antara pos pantau sekitar 7-10km. Pos pantau tersebut dibangun di areal mitra pemasok APP Sinar Mas seluas sekitar 574 ribu Hektare.
Potensi El-Nino
Lalu di radius 5 Km dari lahan konsesi, juga disiagakan tim RPK untuk mencegahan kebakaran hutan. Bahkan seluruh karyawan, kontraktor dan petugas di kantor, sudah diinduksi untuk memahami cara pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Agar bisa ikut turun, jika dibutuhkan.
“Tahun ini lebih panas dari sebelumnya , ada potensi el-nino. Jadi kita antisipasi dari awal, yakni dengan sistem integrated fire managemen, yakni pencegahan memetakan areal rawan kebakaran, persiapan dini, deteksi dini, respon cepat,” ucapnya.
Di 21 distrik di kawasan konsesi mitra pemasok APP Sinar Mas, juga disiapkan drone sebagai salah satu upaya deteksi din, serta beberapa unit heli disiagakan untuk patroli rutin.
Advertisement