Liputan6.com, Jakarta - Memilih sepeda motor berjenis matic untuk mobilitas harian merupakan opsi yang tepat untuk mengarungi kemacetan di ibu kota. Namun, pemilik tentu harus mempersiapkan dana untuk biaya perawatan.
Salah satu hal yang tak boleh terlewatkan adalah servis berkala. Jika Anda lalai, maka harus siap-siap jika ada komponen yang rusak dan harus turun mesin.
Advertisement
Dilansir laman resmi Honda, terdapat empat ciri untuk mengenali sepeda motor bakal turun mesin. Pertama adalah asap putih yang keluar dari knalpot saat motor dinyalakan. Itu bisa muncul karena reaksi oli yang terbakar di ruang bakar mesin. Kondisi ini bisa semakin parah bila motor tak segera diperbaiki.
Ciri kedua motor susah hidup dinyalakan. Bisa disebabkan karena oli mesin naik ke ruang pembakaran sehingga busi kerap basah dan menimbulkan kerak. Kemudian motor kehilangan tenaga atau kompresi.
Ketika mesin kekurangan oli, maka pelumasan komponen di dalam mesin tidak maksimal. Hal ini bisa membuat beberapa komponen seperti seher atau ring seher kinerjanya melemah. Lalu terakhir suara mesin kasar. Terdeteksi karena suara mesin berbeda dari biasanya. Kemungkinan terburuk oli mesin habis dan suara lebih kasar lagi.
5 Penyebab Turun Mesin
Lima penyebab motor harus turun mesin
- Telat Ganti Oli Ini merupakan permasalahan paling umum yang sering terjadi pada pengguna motor matic. Terjadi karena kelalaian pemilik, entah itu karena sibuk, lupa atau bahkan karena masalah keuangan. Mundurnya jadwal penggantian oli membuat kualitas dan volume oli mesin berkurang. Akibatnya suara mesin kasar dan cepat panas. Bila dibiarkan, jangka panjangnya beberapa komponen bisa hancur. Seperti seher / piston akan ngancing dan tidak bisa dihidupkan sama sekali.
- Jarang Melakukan Servis Besar Jarang atau malas melakukan servis besar bisa menjadi penyebab motor turun mesin. Sepeda motor membutuhkan servis besar minimal sekali dalam setahun. Setidaknya membersihkan kerak-kerak yang menumpuk di bagian pembakaran mesin. Bila terlalu cuek, beberapa komponen bisa rusak.
- Cara Pakai Cara penggunaan motor juga mempengaruhi awet tidaknya mesin. Kebiasaan buruk dalam berkendara membuat spare part mesin cepat aus dan lemah.
- Tidak Sesuai Standar Istilah paling umum yakni tune-up atau bore-up. Memperbesar kapasitas silinder memiliki risiko turun mesin lebih tinggi. Apalagi tidak diimbangi dengan penyesuaian pada bagian lain. Bahasa sederhananya, motor yang dipaksa naik kecepatannya atau cc-nya, membuat part mesin bekerja ekstra sehingga membuat mesin cepat rusak.
- Usia Pakai Sepeda Motor Semakin sering motor dipakai maka kilometer bertambah. Jadi jangan heran jika motor tua perlu bongkar mesin, karena part / komponen di dalam mesin sudah mulai aus. Biasanya motor yang telah melewati kilometer 30.000 atau telah dipakai lebih dari 3 tahun, sudah mulai rewel minta perbaikan pada bagian mesin.
Sumber: Oto.com
Advertisement