Liputan6.com, Beijing - China merespons pidato tahunan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang berulang kali menyinggung soal persaingan antara kedua negara. Beijing menilai Washington telah merusak reputasinya.
"Kami tidak takut bersaing dengan AS, tetapi menolak untuk mendefinisikan seluruh hubungan China-AS sebagai persaingan," demikian ditegaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Rabu (9/2/2023) seperti dikutip dari AP pada Kamis (8/2).
Advertisement
"Bukan praktik negara yang bertanggung jawab untuk mencoreng sebuah negara atau membatasi hak pembangunan negara lain dengan alasan persaingan, bahkan dengan mengorbankan industri dan rantai pasokan global," tambahnya.
Mao menambahkan, China akan membela kepentingannya dan AS harus bekerja sama untuk mempromosikan kembali hubungan bilateral ke jalur yang sehat dan stabil.
Pernyataan Mao muncul dengan latar belakang perselisihan kedua negara atas perdagangan, Taiwan, hak asasi manusia, dan akses ke teknologi canggih.
AS Semakin Siap Bersaing
Presiden Biden setidaknya tujuh kali menyinggung China dan Xi Jinping dalam pidato tahunannya pada Selasa (8/2), malam waktu setempat. Fokusnya terutama pada bagaimana AS semakin siap untuk bersaing dengan China sembari berusaha menghindari konflik.
"Saya telah menjelaskan kepada Presiden Xi Jinping bahwa kita mencari persaingan, bukan konflik," kata Biden.
"Saya tidak akan meminta maaf karena berinvestasi untuk membuat AS kuat. Berinvestasi dalam inovasi AS, dalam industri yang akan menentukan masa depan dan bahwa pemerintah China bermaksud untuk mendominasi."
Biden menambahkan bahwa pemerintahannya berkomitmen untuk bekerja sama dengan China agar dapat memajukan kepentingan AS dan memberi manfaat bagi dunia.
Namun, Biden juga memperingatkan, "Jika China mengancam kedaulatan kita, kita akan bertindak untuk melindungi negara kita."
Advertisement
Insiden Balon Mata-Mata
Pernyataan Biden tersebut merujuk pada ditembak jatuhnya balon mata-mata China yang melintasi wilayah AS pada Sabtu (4/2).
China menolak benda terbang itu adalah balon mata-mata. Mereka mengklaim balon itu adalah kapal udara sipil yang digunakan terutama untuk penelitian meteorologi.
Kapal udara itu, klaim Beijing, memiliki kemampuan "beroperasi sendiri" yang terbatas dan telah menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan karena angin.
Retorika China mengeras secara signifikan setelah militer AS menembak jatuh balon mata-mata tersebut.
Kementerian Luar Negeri China mencap AS bereaksi berlebihan dan melanggar praktik internasional secara serius. Kementerian Pertahanan China juga menyatakan protes serius, memperingatkan pihaknya juga berhak menggunakan cara yang diperlukan untuk menghadapi situasi serupa.