Liputan6.com, Jakarta - Emiten pelayaran dan kapal, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) berencana terbitkan obligasi syariah alias sukuk. Hal tersebut dilakukan sebagai sumber pendanaan alternatif dari pembiayaan perbankan.
Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani Maulana Mulia menuturkan, pihaknya ingin mencari sumber pembiayaan yang paling baik dan juga paling murah untuk perusahaan.
Advertisement
"Kondisi keuangan perusahaan sangat baik, sehingga kami juga terus menerus memperbaiki fasilitas pembiayaan yang kami miliki," kata Bani saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Kamis, (9/2/2023).
Menurut ia, sukuk, dan juga pendanaan bank, Samudera Indonesia bisa membagi sumber pembiayaan dengan opsi terbaik yang bisa memberikan biaya paling murah bagi perusahaan.
"Cost competitiveness adalah salah satu hal terpenting bagi kami di pelayaran. Biaya perusahaan yang terbaik akan meningkatkan competitiveness kami di mata pelanggan," kata dia.
Meski demikian, Bani belum bisa menjabarkan terkait penerbitan sukuk yang akan dilakukan oleh Samudera Indonesia.
"Untuk detail tenor, jumlah, jadwal terbit itu semua belum kami tentukan, masih proses penjajakan dengan bantuan konsultan finansial, underwriter, pemeringkat, dan sebagainya," ujar dia.
Bani mengaku, pihaknya akan menjabarkan terkait sukuk jika sudah rampung.
Sebelumnya, emiten pelayaran dan kapal, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar USD 150 juta atau setara dengan Rp 2,29 triliun (asumsi kurs Rp 15.327 per dolar AS) pada 2023.
"Kami akan gunakan belanja modal untuk menambah kapasitas yang dibutuhkan dalam melayani pelanggan, misalnya menambah kapal, menambah fasilitas logistik, seperti lahan dan pergudangan, truk dan alat berat lainnya," kata Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani Maulana Mulia kepada Liputan6.com, Kamis, 12 Januari 2023.
Prospek Kinerja Samudera Indonesia
Di sisi lain, Samudera Indonesia juga melihat prospek kinerja keuangan perusahaan positif pada tahun ini. Bani optimistis bisa mencapai hasil yang baik pada 2023.
"Memang kinerja "extraordinary" (luar biasa) terjadi pada 2021 dan 2022, akibat efek berbagai faktor dalam masa pandemi, dan menghasilkan kinerja yang luar biasa," kata Bani.
Bani mengaku, untuk mengulang hal tersebut tentu tidak mudah, dan kemungkinan besar tidak berulang pada 2023. Bahkan, semua faktor juga bisa memberikan dampak terhadap kinerja SMDR itu sendiri.
"Semua faktor bisa berdampak terhadap kinerja, yang utama bagi kami adalah bagaimana mengendalikan perusahaan dengan mengambil keputusan yang tepat di saat (momentum atau timing) yang tepat juga, ini paling penting dalam bisnis kami," kata dia.
Menurut ia, prospek pada 2023 masih jauh lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelum pandemi COVID-19.
"Kami optimistis hasilnya lebih baik dari tahun-tahun sebelum 2021," kata dia.
Dengan demikian, Samudera Indonesia membidik pertumbuhan pendapatan dan laba semaksimal mungkin pada 2023.
"Kami akan usahakan semaksimal mungkin mencapai tingkat tertinggi, namun realistis nya tidak akan lebih tinggi dari 2022. Target pendapatan tetap lebih tinggi dari masa sebelum pandemi, dan tentunya begitu juga dengan target laba," ujar dia.
Advertisement
Ekspansi Samudera Indonesia
Samudera Indonesia juga akan ekspansi, dengan menambah berbagai kapal (bulk carrier, tanker, peti kemas) dalam berbagai rute atau proyek, menambah lahan untuk pusat logistik, pusat distribusi, lahan peti kemas, pergudangan dan lainnya.
Selain itu, Samudera Indonesia juga akan menambah armada truk di berbagai lokasi operasional serta mengikuti dalam tender-tender pengelolaan pelabuhan atau terminal.
Emiten pelayaran dan kapan ini juga akan melakukan kerja sama dengan mitra-mitra. Saat ini, semua kerja sama tersebut masih dalam proses.
"Kami akan melaksanakan kerjasama dengan mitra-mitra yang akan kami umumkan pada saat yang tepat, saat ini semua sedang dalam proses," tutur dia.
Salah satu contoh kerja sama yang dilakukan, Samudera Indonesia bergabung dengan mitra dalam konsorsium untuk membangun pelabuhan bersama.