Mayora Group Bangun Pabrik Daur Ulang PET Lokal Berteknologi Foodgrade di Jombang

Mayora Group dan Le Minerale mengaplikasikan peta jalan sampah perusahaan dengan membangun pabrik daur ulang plastik khusus PET yang sesuai standar foodgrade.

oleh Gilar Ramdhani pada 09 Feb 2023, 09:24 WIB
Peresmian pabrik daur ulang PET lokal berteknologi foodgrade di Jombang.

Liputan6.com, Jombang Mayora Group membangun pabrik daur ulang plastik khusus PET yang memenuhi standar keamanan pangan (foodgrade) berlokasi di Jombang, Jawa Timur. Kehadiran pabrik ini sebagai komitmen Mayora dalam penanganan sampah plastik sekaligus melengkapi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (GESN Le Minerale) yang telah digaungkan sejak 2021 yang lalu.

Seperti diketahui, Indonesia sebagai negara dengan populasi yang besar, telah menghasilkan sampah botol plastik pasca konsumsi dengan jumlah yang juga cukup besar dan cenderung terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan yang serius terhadap sisa konsumsi tersebut agar dapat terkumpul, terdaur ulang dan menjadi material baru.

“Inovasi produk berbasis PET terus berkembang, paralel dengan hal tersebut, angka kebutuhan industri terhadap material PET ini juga terus bertambah. Apalagi PET menjadi material dengan emisi gas rumah kaca per gram terendah dan membuat harga produk menjadi lebih terjangkau, berpotensi untuk menjadi alternatif material,” kata Ronald Atmadja selaku Komisaris Utama PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) yang sekaligus Direktur Sustainability Le Minerale di Jombang, pada Rabu, 8 Februari 2023.

Sebagai perusahaan lokal, Ronald Atmadja menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk berkontribusi nyata bagi Indonesia, termasuk dalam pengelolaan sampah.

“BIPJ akan menjadi hilir dari GESN Le Minerale, sementara edukasi pilah sampah dari rumah serta kegiatan yang mendukung peningkatan collection rate yang menjadi hulu dalam Gerakan ini, akan terus digaungkan ke masyarakat,” ceritanya.

Industri daur ulang plastik di Indonesia memang terus menunjukkan kemajuan yang impresif, hal ini didukung dengan adanya kebutuhan dalam dan luar negeri, serta tersedianya post-consumer (sampah domestik) dan post-industrial.

Peresmian pabrik daur ulang PET lokal berteknologi foodgrade di Jombang.

Gautam Rathore, Managing Direktur Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) menyampaikan untuk meningkatkan penyediaan sumber bahan baku Recycled PET (R-PET) dalam negeri, serta sekaligus sebagai komitmen Mayora Group dan Le Minerale dalam mengaplikasikan peta jalan sampah perusahaan, didirikanlah PT. Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ), pabrik daur ulang plastik khusus PET yang memenuhi standar keamanan pangan (foodgrade).

“Belum banyak pabrik daur ulang PET yang mengadaptasi teknologi foodgrade di Indonesia, oleh karenanya kami hadir untuk menciptakan sumber bahan baku yang memenuhi kebutuhan industri dalam negeri akan bahan baku recycled resin PET foodgrade terbaik yang sesuai dengan standar keamanan kemasan pangan," ungkap Gautam Rathore.

Pabrik daur ulang BIPJ memiliki kapasitas produksi 22.000 ton per tahun Recycled PET Plastic (RPET) yang telah memenuhi standar keamanan pangan internasional.


Teknologi Pengolahan PET Modern

Peresmian pabrik daur ulang PET lokal berteknologi foodgrade di Jombang.

BIPJ menggunakan teknologi pengolahan PET paling modern dan berfokus pada higenitas. Ada dua proses utama dalam pengolahan botol plastik PET menjadi foodgrade recycled plastik resin.

Dimulai dengan proses pembersihan dan pembukaan tutup. Lalu botol PET bekas tersebut diseleksi secara otomatis untuk kebersihan warna. Setelah itu proses pencacahan menjadi serpihan untuk kemudian pencucian dan pengeringan.

Melalui proses extrusi, perubahan plastik dari bentuk padat menjadi cair. Lalu, proses dekontaminasi kontaminan dengan proses solid state polycondensation (SSP) dan yang terakhir proses pencetakan pellet plastik. Pellet plastik inilah yang dapat diolah kembali untuk menghasilkan produk plastik baru.

Christine Halim, Direktur Utama Bumi Indus Padma Jaya berharap kehadiran BIPJ ini akan membawa dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi.

“Dampak lingkungan yakni terhadap Indonesia yang lebih bersih, sedangkan dari sisi ekonomi tentunya BIPJ akan membuka lapangan pekerjaan di platform daur ulang dan memberikan sumbangsih devisa bagi negara,” harap Christine Halim, yang juga telah lama berkecimpung di dunia daur ulang sebagai Ketua Umum Adupi.

Sebagai informasi, PET memiliki tingkat daur ulang tertinggi, sehingga bila bekas kemasan plastik PET dapat terkelola dan didaur ulang, maka tidak menjadi timbulan sampah di ekosistem. Sedangkan dari sisi ekonomi, tentunya adanya penyerapan tenaga kerja akan berkontribusi terhadap perekonomian wilayah setempat pada khususnya. Fasilitas ini menyerap lebih dari 150 orang tenaga kerja lokal dan didukung teknologi termodern.


Menteri Perindustrian Apresiasi Pembangunan Pabrik PET Lokal

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meresmikan pabrik daur ulang PET lokal berteknologi foodgrade di Jombang.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang meresmikan pabrik daur ulang PET lokal berteknologi foodgrade di Jombang ini pun mengapresiasi upaya Mayora Group dalam mendukung penanganan sampah plastik dan wujudkan industri berkelanjutan.

“Kementerian Perindustrian mengapresiasi didirikannya PT. Bumi Indus Padma Jaya sebagai industri daur ulang, ini sesuai dengan misi Kemenperin dalam menciptakan transformasi industri yang berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam sambutannya di acara peresmian BIPJ.

Menurutnya, upaya ini mewujudkan visi Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat, sehat dan berkeadilan, industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global, serta industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Menperin optimistis, keberadaan pabrik daur ulang plastik PT. Bumi Indus Padma Jaya dengan kapasitas produksi sebesar 22.000 ton per tahun ini dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular.

“Pesan saya kepada Mayora Group dan PT. Bumi Indus Padma Jaya ini, agar dapat menjaga lingkungan sekitar dengan baik, yang selaras dengan komitmen pemerintah dalam menciptakan industri hijau,” tegas Agus.

Selain itu diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat baik melalui produk pelet PET yang dihasilkan, maupun melalui program-program berkelanjutan dengan melibatkan mitra kerja dan berbagai pemangku kepentingan, termasuk keterlibatan pemerintah daerah.

Tidak hanya itu, Agus juga menekankan bahwa keberadaan pabrik ini juga dapat meningkatkan tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia, dan berdampak dalam mengurangi sampah plastik dan secara langsung berkontribusi dalam peningkatan sosial ekonomi serta devisa negara.

Agus menilai pembangunan fasilitas daur ulang sampah plastik ini merupakan bentuk komitmen dalam mendukung konsep ekonomi berkelanjutan yang patut diapresiasi.


Dukungan ADUPI, GAPMMI & ASPARMINAS

Peresmian pabrik daur ulang PET lokal berteknologi foodgrade di Jombang.

Dukungan dan apresiasi serupa juga diungkapkan Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Daur Ulang Indonesia (ADUPI), Andi. Dirinya percaya, hadirnya BIPJ akan memajukan industri daur ulang.

Diungkapkan Andi, bisnis daur ulang plastik memiliki potensi besar. "Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik akan berperan besar terhadap lingkungan dan sekaligus pertumbuhan ekonomi negara," katanya.

Ia pun mengungkapkan, ADUPI juga akan bekerjasama untuk memasok bahan baku botol kemasan PET bekas untuk BIPJ.

"Kami tentu akan sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam menggerakan ekonomi sirkular. Hadirnya pabrik ini akan menggerakkan rantai ekonomi yang melibatkan berbagai pihak dari hulu ke hilir, mulai dari peran aktif masyarakat sampai kepada industri daur ulangnya," tandas Andi.

Berbagai dukungan untuk BIPJ pun hadir dari asosiasi lain di luar ADUPI seperti Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan Asosiasi Perusahaan Air Minum Nasional (Asparminas).

“GAPMMI mengapresiasi langkah Mayora Group yang telah mendirikan BIPJ sebagai bagian dari gerakan ekonomi sirkular nasional yang terintegrasi dan komprehensif. Ini akan meningkatkan kredibilitas industri serta menunjukkan komitmen dunia usaha terhadap kebijakan pemerintah. Kami mengajak anggota asosiasi lain untuk juga dapat mengambil langkah serupa,” ujar Adhi Lukman, Ketua GAPMMI.

Sebagaimana diketahui sebagian besar produsen makanan dan minuman yang tergabung dalam GAPMMI menggunakan plastik PET sebagai kemasan produk. Adanya BIPJ akan meningkatkan daur ulang pasca konsumsi.

Asosiasi Air Minum Nasional, Asparminas, yang beranggotakan perusahaan besar, menengah dan kecil yang bergerak di bidang air minum kemasan, juga menyatakan dukungan terhadap berdirinya BIPJ.

“Dengan beroperasinya BIPJ, semakin meningkatkan keyakinan produsen air minum dalam kemasan terkait alternatif kemasan yang aman dan bernilai daur ulang tinggi, yaitu PET. Kami berharap, BIPJ dapat menjadi wadah sirkuler bagi para produsen air minum dalam kemasan, sehingga kami dapat mewujudkan dan mendukung kebijakan pemerintah terkait peta pengurangan jalan sampah,” Eko Susilo, Sekjen Asparmina.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya