5 Poin Pidato Jokowi di Acara Puncak Hari Pers Nasional 2023 di Medan

Perayaan puncak Hari Pers Nasional 2023 yang dilaksanakan hari ini, Kamis (9/2/2023) di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatra Utara, Kabupaten Deli Serdang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Feb 2023, 15:17 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato saat puncak peringatan Hari Pers Nasional di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). Dalam pidatonya, Jokowi mengucapkan terima kasih kepada insan pers atas kontribusinya kepada bangsa dan negara. (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan puncak Hari Pers Nasional 2023 yang dilaksanakan hari ini, Kamis (9/2/2023) di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatra Utara, Kabupaten Deli Serdang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah hal pada kesempatan tersebut. Salah satunya, dia meminta media massa tetap berpegang teguh kepada idealisme dan obyektif jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.

Jokowi mengingatkan media agar jangan sampai tergelincir dalam polarisasi.

"Memasuki tahun politik media massa harus tetap berpegang teguh pada idealisme, obyektif dan tidak tergelincir dalam polarisasi," kata Jokowi saat berpidato di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (9/2/2023).

Menurut dia, media harus mendorong agar penyelenggaraan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur, adil, serta meneguhkan persatuan Indonesia. Jokowi menekankan media massa harus tetap menjadi pilat keempat demokrasi.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyebut, saat ini dunia pers sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Jokowi mengatakan bahwa isu utama dunia pers yang sebelumnya mengenai kebebasan, saat ini sudah bergeser.

"Saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulang, dunia pers tidak sedang baik-baik saja," ujar Jokowi.

Berikut sederet hal yang disampaikan Presiden Jokowi saat berpidato di peringatan puncak Hari Pers Nasional 2023 pada hari ini, Kamis (9/2/2023) di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang dihimpun Liputan6.com:

 


1. Sebut Pers Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Presiden Jokowi saat Hari Pers Nasional 2023. (Ist)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, saat ini dunia pers sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Jokowi mengatakan bahwa isu utama dunia pers yang sebelumnya mengenai kebebasan, saat ini sudah bergeser.

"Saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulang, dunia pers tidak sedang baik-baik saja," ujar Jokowi saat berpidato di Peringatan Hari Pers Nasional 2023 atau HPN 2023 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang, Kamis (9/2/2023).

"Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan, tapi sekarang apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini?," sambung dia.

 


2. Ingatkan Pers soal Pemberitaan Bertanggung Jawab

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Polhukam Mahfud MD, Mensesneg Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari melakukan pengetikan tulisan “HPN” pada mesin tik sebagai tanda Peringatan HPN 2023 saat puncak peringatan Hari Pers Nasional di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Jokowi pun mengingatkan pers mengenai pemberitaan bertanggung jawab. Menurutnya pers sudah bebas, pemberitaan bisa dilakukan siapa saja.

Menurut dia, pers saat ini sudah cukup bebas sebab siapapun bisa membuat berita dengan sebebas-bebasnya. Jokowi menyampaikan masalah utama pers saat ini adalah pemberitaan yang bertanggung jawab.

Pasalnya, masyarakat dibanjiri berita dari media sosial dan media digital lainnya. Termasuk, dari platform asing yang membanjiri berita dengan hanya mementingkan sisi komersial saja.

"Masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI (artificial intelligence). Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional," ucap dia.

Jokowi melihat banyak berita beredar yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik. Dia menekankan pemberitaan seperti ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia.

"Ini yang kita akan semakin Kehilangan. Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan," tutur Jokowi.

 


3. Harapkan Media Tak Tergelincir dalam Polarisasi di Pemilu 2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat mesin ketik tua, saat menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023, di Deli Serdang, Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Kemudian, Jokowi meminta media massa tetap berpegang teguh kepada idealisme dan obyektif, menjelang pemilihan umum atau Pemilu 2024. Jokowi mengingatkan media agar jangan sampai tergelincir dalam polarisasi.

"Memasuki tahun politik media massa harus tetap berpegang teguh pada idealisme, obyektif dan tidak tergelincir dalam polarisasi," kata dia.

Menurut dia, media harus mendorong agar penyelenggaraan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur, adil, serta meneguhkan persatuan Indonesia. Jokowi menekankan media massa harus tetap menjadi pilat keempat demokrasi.

"Media massa harus tetap menjadi pilar demokrasi yang keempat dan menjadi referensi utama bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi," terang Jokowi.

 


4. Minta Perpres Media Suistainability Rampung dalam Sebulan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Polhukam Mahfud MD, Mensesneg Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari melakukan pengetikan tulisan “HPN” pada mesin tik sebagai tanda Peringatan HPN 2023 saat puncak peringatan Hari Pers Nasional di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Jokowi juga meminta dua rancangan peraturan presiden (Perpres) tentang keberlanjutan industri media atau media sustainability dapat rampung dalam waktu sebulan. Aturan ini diharapkan bisa menjadi solusi dari masalah yang dialami media konvensional ditengah gempuran media digital.

Jokowi mengatakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate telah mengajukan rancangan Perpres tentang kerjasama perusahaan platform digital dengan perusahaan Pers. Dia menyebut perpres ini untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas.

"Tapi ada usulan lain, rancangan Perpres tentang tanggung jawab perusahaan platform digital untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas," terang dia.

Dia pun menyarankan agar Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dewan Pers, dan tokoh pers segera bertemu untuk membahas perpres tersebut. Hal ini agar Perpres dapat segera diteken dalam waktu dekat.

"Saran saya bertemu, kemudian dalam satu bulan ini harus selesai mengenai Perpres ini. Jangan lebih dari satu bulan. dah. Saya akan ikut nanti dalam beberapa pembahasan mengenai ini," kata Jokowi.

Jokowi menyampaikan bahwa keberlanjutan industri media konvensional menghadapi tantangan berat. Pasalnya, sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital, terutama platform asing.

"Ini sedih loh kita. Sehingga tadi malam saat makan durian (bersama pimpinan media massa), saya mengundang beberapa tokoh insan pers untuk berbicara mengenai ini," tutur Jokowi.

Dia menyebut dominasi media digital ini mengurangi sumber daya keuangan media konvensional akan semakin berkurang terus. Selain itu, Jokowi menilai dominasi platform asing ini juga akan menyulitkan media dalam negeri.

"Sebagian (media konvensional) sudah mengembangkan diri ke media digital, tetapi dominasi platform asing dalam mengambil belanja iklan ini telah menyulitkan media dalam negeri kita," papar dia.

 


5. Jokowi Sebut Pers Harapan Orang Biasa Bisa Jadi Presiden Seperti Dirinya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menyampaikan pidato saat puncak peringatan Hari Pers Nasional di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). Turut hadir dalam acara itu ialah jajaran menteri Kabinet Maju, jajaran pimpinan lembaga negara, duta besar sahabat dan insan pers dari seluruh daerah. (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Tak lupa, Jokowi menyampaikan selamat Hari Pers Nasional kepada seluruh insan pers yang ada di seluruh Indonesia. Jokowi mengatakan bahwa pers membuka harapan bahwa orang biasa bisa menjadi presiden.

Dia mengatakan bahwa insan pers selalu ada dalam perjalanan karirnya sejak menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden. Jokowi ingat betul insan pers selalu mengikutinya saat melakukan blusukan ke pasar maupun bertemu warga.

"Saya punya pengalaman pribadi yang dalam dan bersahabat dengan insan pers sejak menjadi wali kota, menjadi gubernur, dan menjadi presiden. Saya kesana-kemari, runtang-runtung," papar dia.

"Saya jalan bareng ke kampung, ke pasar, ke desa, ke nelayan dengan rekan-rekan wartawan dan terbukti insan pers telah membuka harapan orang biasa seperti saya bisa menjadi presiden," sambungnya.

Dia pun menyampaikan terima kasih kepada insan media di Hari Pers Nasional 2023 atas kontribusinya kepada bangsa dan negara. Jokowi menuturkan bahwa pers berperan penting dam menyuarakan perjuangan kemerdekaam dan menjadi penopang utama demokratisasi.

"Sejak awal awak media berkontribusi besar dalam menyuarakan ajakan perjuangan kemerdekaan, menyuarakan inovasi-inovasi pembangunan, dan menjadi penopang utama demokratisasi," tutup Jokowi.

Infografis Jokowi Berulang Kali Tolak Wacana Penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya