Laporan ke Jokowi, Edy Rahmayadi: Pers Tertua di Indonesia dari Sumut

Pers tertua di Indonesia diketahui berasal dari Sumatera Utara (Sumut). Hal ini disampaikan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, saat melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi.

oleh Reza Efendi diperbarui 09 Feb 2023, 16:51 WIB
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi

Liputan6.com, Medan Pers tertua di Indonesia diketahui berasal dari Sumatera Utara (Sumut). Hal ini disampaikan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, saat melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi.

Edy Rahmayadi melaporkan hal itu pada acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Gedung Serbaguna, Jalan Williem Iskandar/Jalan Pancing, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Kamis (9/2/2023).

Menurutnya, hal tersebut diketahui karena berkah dari adanya acara Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Sumut.

"Kami laporkan, Pak Presiden. Kami juga baru tahu, pers tertua di Indonesia berasal dari Sumut. Kalau tidak HPN, saya juga belum tahu Pak Presiden," ungkapnya.

Edy Rahmayadi juga mengucapkan selamat merayakan Hari Pers Nasional bagi para insan pers. Selamat datang di Sumut, provinsi pelopor pers di Indonesia dalam upaya meraih kemerdekaan dari pendudukan kolonial melalui produk jurnalistik.

"Hari ini apabila semua insan pers berkumpul di sini, maka tugas kita saat ini untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan," sebutnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Titipkan Pesan ke Insan Pers

Puncak HPN 2023

Gubernur Edy menitipkan pesan ke semua insan pers yang hadir, untuk dapat menulis hal-hal yang positif tentang Sumut. Tentang kuliner, budaya, pariwisata, dan potensi-potensi ekonomi, yang akan memberikan citra bagi investor dan wisatawan, untuk datang ke Sumut.

"Sebagaimana juga harapan Bapak Presiden Joko Widodo agar kita bisa meningkatkan investasi dan pariwisata di daerah, salah satunya promosi melalui produk-produk jurnalistik," kata Edy.

Edy Rahmayadi juga mengatakan, dalam peringatan HPN 2023, dengan tema ‘Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat’ semua bisa melihat bahwa hidup manusia saat ini berjalan seiring perputaran arus berita.

"Kini orang memulai hari dengan berita, mengisi hari dengan berita dan menutup hari dengan membaca berita. Kita hidup pada zaman ketika media menjadi kekuatan yang sungguh luar biasa," sebutnya.

Karena itu, lanjutnya, kebebasan pers yang harus dimaknai adalah bagaimana kebebasan sebagai nilai yang baik dan berguna di dalam etika yang bertanggung jawab. Peran penting dari pers adalah bagaimana dapat memperkuat penggunaan nalar publik yang menuju pada kebaikan yang sifatnya universal dan menghargai kemanusiaan.

"Maka ukuran tertinggi dari profesi jurnalistik pada akhirnya adalah sejauh mana pers bertanggung jawab pada upaya-upaya pembangunan kemanusian," ujarnya.


Pemberitaan Bertanggung Jawab

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Polhukam Mahfud MD, Mensesneg Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari melakukan pengetikan tulisan “HPN” pada mesin tik sebagai tanda Peringatan HPN 2023 saat puncak peringatan Hari Pers Nasional di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Presiden Jokowi yang hadir pada puncak peringatan HPN 2023 mengingatkan pers mengenai pemberitaan bertanggung jawab. Menurutnya pers sudah bebas, pemberitaan bisa dilakukan siapa saja.

"Kurang bebas apalagi kita sekarang, pers sudah mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital. Semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya. Sekarang ini masalah utama, menurut saya membuat pemberitaan yang bertanggung jawab, karena masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya," kata Jokowi.

Selain itu, di tengah suasana seperti ini, media mainstream justru sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi. Media arus utama menyajikan informasi yang terverifikasi dan menjalankan peran sebagai communication of hope yang memberi harapan pada masyarakat.

Jokowi menyebut, peran utama media kini semakin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta, terutama di tengah keganasan post truth, pasca fakta dan pasca kebenaran. Media arus utama diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran, searching the truth dan membangun optimistisme.

"Saya minta semua pihak, baik kepada lembaga pemerintah pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat, untuk mendukung keberadaan media arus utama," sebutnya.


Dihadiri Ribuan Orang

Puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Gedung Serbaguna, Jalan Williem Iskandar/Jalan Pancing, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (9/2/2023)

Puncak HPN 2023 dihadiri puluhan ribu orang. Pada kesempatan itu Jokowi mengenakan pakaian kain tenun Melayu dari Kabupaten Batubara, Sumut. Jokowi juga disambut dengan tarian Melayu.

Jokowi juga diberikan kesempatan mengetikkan kata 'HPN' sebagai penanda puncak HPN 2023 pada sebuah mesin tik. Mesin tik tersebut pernah digunakan jurnalis Pewarta Deli, koran bersejarah Sumut di masa lalu.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan pada tokoh pelopor pers dari Sumut diantaranya Dja Endar Moeda (tokoh pers perjuangan), Parada Harahap (tokoh pers perjuangan), Mohammad Said (tokoh pers perjuangan) Tuan Manullang (tokoh pers perjuangan), Ani Idrus (tokoh pers perempuan) dan Muhammad TWH (Tokoh pers tiga zaman).

Selain Presiden Jokowi, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD, Menteri Kominfo, Johnny G Plate, Panglima TNI, Yudo Margono, Kapolri, Listyo Sigit.

Kemudian, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, Ketua PWI, Atal S Depari, para kepala daerah dan wartawan se-Indonesia, pelajar, mahasiswa, serta para tamu dan undangan lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya