Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) memberikan sinyal terkait pembagian dividen untuk tahun buku 2022 yang akan dibagikan pada 2023.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, imbal hasil dividen ini diperkirakan sama dengan tahun lalu. Ia berharap bisa membagikan dividen bagi para investor.
Advertisement
"Dividen kira-kira yield nya sama kaya tahun lalu, kebijakan kita 40 persen dari profit itu yang kita sampaikan sebelumnya. Mudah-mudahan bisa dicapai," kata Sigit kepada awak media, Kamis (9/2/2023).
Dia menuturkan, ketika perusahaan mengalami kerugian sekalipun tetap bisa membagikan dividen. Dengan demikian, Sigit optimistis bisa membagikan dividen pada tahun ini.
"Kita tunggu RUPS, pembagian dividen InsyaAllah bisa, tahun lalu waktu kita rugi kita bagikan, 2022 kalau positif tetap bisa jalankan," ujar dia.
Asal tahu saja, Blue Bird membagikan dividen tunai dari laba ditahan perseroan 2021 sebesar Rp 150,12 miliar atau Rp 60 per lembar saham kepada para pemegang saham Blue Bird.Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Juni 2022.
Merujuk keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pembagian dividen tunai untuk tahun buku tersebut mempertimbangkan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 7,71 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 2,23 triliun serta total ekuitas sebesar Rp 5,14 triliun.
Blue Bird Bidik Pendapatan Tumbuh hingga 30 Persen pada 2023
Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 20 persen-30 persen pada 2023.
Direktur Blue Bird Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.
"Perseroan menargetkan adanya peningkatan pendapatan di kisaran 20 persen sampai 30 persen pada 2023," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2022).
Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan bedasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada dilevel yang tinggi.
Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis BlueBird dan lainnya.
Dengan demikian, Blue Bird menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun pada 2023.
Penggunaan belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lebih dari 6000 armada guna meremajakan sekaligus menambah jumlah armada Blue Bird.
Sementara itu, di tengah pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Blue Bird akan leluasa melakukan ekspansi bisnis. Ancaman resesi global juga tidak akan menghalangi langkah Blue Bird dalam mengembangkan bisnis pada tahun ini.
Kemudian, Blue Bird juga selalu siap mendukung program atau keputusan dari pemerintah. Pada saat ini, Perseroan masih mengevaluasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Namun, emiten berkode BIRD melihat pencabutan PPKM oleh pemerintah menjadi sinyal yang baik bagi perekonomian Indonesia pada 2023, di mana mobilisasi masyarakat berpotensi lebih tinggi.
"Perseroan akan tetap berfokus untuk melayani customer kami sesuai standar kualitas Perseroan yang baik, di mana mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan," ujar dia.
Advertisement
Kebijakan PPKM Dicabut, Blue Bird Siap Tambah Armada
Sebelumnya, Pemerintah telah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 30 Desember 2022. Lantas, seperti apa dampak kebijakan tersebut terhadap emiten transportasi?
PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyatakan, pihaknya selalu siap mendukung program atau keputusan dari pemerintah. Pada saat ini, Perseroan masih mengevaluasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Namun, emiten berkode BIRD melihat pencabutan PPKM oleh pemerintah menjadi sinyal yang baik bagi perekonomian Indonesia pada 2023, di mana mobilisasi masyarakat berpotensi lebih tinggi.
"Perseroan akan tetap berfokus untuk melayani customer kami sesuai standar kualitas Perseroan yang baik, dimana mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2022).
Dengan demikian, Blue Bird akan leluasa melakukan ekspansi bisnis. Ancaman resesi global juga tidak akan menghalangi langkah Blue Bird dalam mengembangkan bisnis pada tahun ini
"Perseroan optimis masih akan dapat ekspansif dan bertumbuh dengan prinsip kehati-hatian dan terukur dalam setiap pengambilan keputusan belanja modal," kata dia.
Langkah Blue Bird
Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan bedasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada dilevel yang tinggi.
Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis BlueBird dan lainnya.
Blue Bird menyediakan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun pada 2023. Penggunaan belanja modal tersebut untuk pembelian lebih dari 6000 armada guna meremajakan sekaligus menambah jumlah armada Blue Bird.
Seiring dengan ekspansi tersebut, Blue Bird menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 20 persen-30 persen pada 2023.
Advertisement