Wall Street Tertekan, Indeks Nasdaq Catat Koreksi Terbesar Imbas Saham Alphabet

Wall street melemah pada perdagangan Kamis, 9 Februari 2023. Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar seiring kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Feb 2023, 07:24 WIB
Wall street kembali koreksi pada perdagangan saham Kamis, 9 Februari 2023. (Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis, 9 Februari 2023 seiring kekhawatiran atas langkah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada kebijakan moneter ke depan.

Sentimen ini mengimbangi euforia pada rilis laporan keuangan perusahaan terbaru. Pada penutupan perdagangan wall street,indeks Dow Jones merosot 249,13 poin atau 0,73 persen ke posisi 33.699,88. Indeks S&P 500 melemah 0,9 persen ke posisi 4.081,50.

Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar di antara tiga indeks acuan. Indeks Nasdaq terperosok melemah 1,02 persen ke posisi 11.789,58. Demikian mengutip laman CNBC, Jumat (10/2/2023).

Tiga indeks acuan catat posisi terendah pada jam terakhir perdagangan saham, Kamis 9 Februari 2023. Pada awal sesi perdagangan, indeks Dow Jones naik lebih dari 300 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq masing-masing menguat 0,9 persen dan 1,4 persen.

“Wall street tidak bisa menjaga suasana optimis. Sejumlah pelaku pasar bertaruh the Fed harus melakukan lebih banyak pengetatan  ketimbang harga di wall street,” ujar Analis Senior Oanda, Ed Moya seperti dikutip dari CNBC.

Saham induk usaha Google Alphabet merosot lebih dari 4 persen seiring investor semakin khawatir dengan meningkatnya persaingan di bidang kecerdasan buatan. Saham Meta merosot 3 persen juga menyeret indeks Nasdaq tertekan.

Investor baru-baru ini telah memantau pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed saat mencari petunjuk tentang langkah kebijakan masa depan menyusul kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Pada Selasa, 7 Februari 2023, ketua the Fed Jerome Powell mengatakan, inflasi mereda tetapi jalan masih panjang.

Pada saat yang sama, wall street hadapi musim laporan keuangan. Investor mencari informasi tentang bagaimana nasib perusahaan di tengah inflasi tinggi dan bagaimana kinerja mereka ke depan. Pelaku pasar mulai dengan menawar harga lebih tinggi setelah laba positif dari Walt Disney dan PepsiCo.

 

 


Saham Disney Tertekan

Ilustrasi Disney Plus Hotstar. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Saham Disney melemah 1 persen. Sebelumnya saham tersebut bergejolak setelah raksasa hiburan itu mmembukukan kerugian pelanggan yang lebih kecil dari perkiraan di layanan streaming bersama dengan laba dan pendapatan yang mengalahkan perkiraan analis. CEO Walt Disney Bob Iger berharap untuk tetap dalam peran itu selama dua tahun.

Sementara itu, investor aktivis Nelson Peltz mengatakan akhiri pertempuran proxy setelah perusahaan meluncurkan rencana resstrukturisasi yang mencakup 7.000 PHK dan reorganisasi divisinya.

PepsiCo naik hampir 1 persen setelah rilis laba kuartal IV yang di atas harapan wall street. Namun, terlepas dari rilis terbaru, wall street anggap musim laba ini tidak bersemangat. Hampir 70 persen dari sekitar dua pertiga perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan laba sejauh ini telah mengalahkan harapan, berdasarkan data FactSet.

 


Penutupan Wall Street 9 Februari 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS)  atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 8 Februari 2023. Wall street tertekan setelah investor kembali fokus ke gelombang terbaru rilis laporan laba perusahaan.

Di sisi lain, wall street juga terus mempertimbangkan prospek langkah kebijakan the Federal Reserve (the Fed) ke depan. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 207,68 poin atau 0,61 persen ke posisi 33.949,01. Indeks S&P 500 merosot 1,11 persen ke posisi 4.117,86. Indeks Nasdaq terpangkas 1,68 persen ke posisi 11.910,52. Demikian mengutip dari CNBC, Kamis (9/2/2023).

Saham Chipotle turun sekitar 5 persen setelah  kehilangan harapan untuk laba dan pendapatan dalam rilis kinerja terbarunya. Saham Lumen Technologies anjlok hampir 21 persen setelah melaporkan kerugian kuartal IV sebesar USD 3,1 miliar dan memberikan panduan untuk tahunan yang berada di bawah harapan wall street.

Sementara itu, saham CVS dan Uber masibng-masing naik lebih dari 3 persen dan 5 persen seiring kinerja keuangan yang berada di atas perkiraan wall street.

Pada kuartal I 2023, 42 perusahaan di S&P 500 telah mengeluarkan pandungan laba yang negatif, menurut Refinitiv. Sementara itu, delapan perusahaan telah mengeluarkan pedoman yang positif. Sementara banyak lainnya tidak mengubah pedoman atau mengeluarkannya sejal awal.

Sekitar 69  persen dari 297 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja laba kuartal IV 2022 sejauh ini mengalahkan perkiraan analis, berdasarkan data Refinitiv, meskipun banyak analis menurunkan harapan mereka untuk kuartal tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi. Lebih dari 27 persen melewatkan perkiraan konsensus analis untuk kuartal tersebut.

“Musim laba ini paling baik di bawah standar. Butuh waktu untuk kenaikan suku bunga mempengaruhi laba. Sekarang, kita mulai melihatnya,” ujar dia seperti dikutip dari CNBC.

 


Disney dan Mattel Rilis Laporan Keuangan

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sementara itu, investor mencari rilis laba usai bel perdagangan antara lain Walt Disney dan Mattel untuk mengukur apakah ada tanda-tanda melambatnya belanja konsumen atau melemahnya ekonomi.

Tidak terkait dengan laba, saham induk usaha Google, Alphabet merosot lebih dari 7 persen di tengah kekhawatiran meningkatnya persaingan di ruang kecerdasan buatan.

Pergerakan yang lebih rendah menandai pergantian dari reli pada perdagangan Selasa, 7 Februari 2023 terutama didorong oleh pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai inflasi telah mulai mereda. Komentar Powell mengulangi apa yang diberikan pada konferensi pers pekan lalu, semakin memperkuat harapan investor kalau bank sentral akan segera berhenti atau berporos pada kenaikan suku bunga.

“Ini adalah jenis yin dan yang yang berkelanjutan, jika Anda maum dengan kemana kita akan pergi dengan the Fed,” ujar CIO of IndexIQ, Sal Bruno.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya