Liputan6.com, Belgia - Berpidato di Parlemen Eropa pada Kamis (9/2/2023), Presiden Volodymyr Zelensky menyampaikan pesan emosional dalam upaya mendorong keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.
"Ini Eropa kita, aturan kita, cara hidup kita. Dan bagi Ukraina, ini adalah jalan pulang, jalan untuk pulang. Saya di sini untuk mempertahankan jalan pulang rakyat kami," ujar Zelensky seperti dikutip dari CNN, Jumat (10/2).
Advertisement
Zelensky menggarisbawahi bahwa negaranya berbagi nilai yang sama dengan Eropa, bukan Rusia. Dia juga memperingatkan anggota parlemen Eropa bahwa Rusia ingin mengembalikan Eropa ke xenofobia tahun 1930-an dan 1940-an.
"Jawaban kita untuk itu adalah tidak. Kita membela diri. Kita harus mempertahankan diri kita," ujarnya.
Dalam pidatonya, Zelensky berterima kasih kepada semua negara yang telah memberikan senjata dan bantuan militer lainnya ke Ukraina. Namun, dia menekankan bahwa negaranya masih membutuhkan tambahan bantuan untuk melindungi keamanannya.
Zelensky mengatakan bahwa keamanan Ukraina juga merupakan keamanan Eropa.
"Kami membutuhkan senjata artileri, amunisi, tank modern, rudal jarak jauh, dan jet tempur modern," ujar Zelensky. "Kita harus meningkatkan dinamika kerja sama kita dan bertindak lebih cepat dibanding agresor."
Sebelumnya, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dalam kesempatan yang sama mengatakan kepada Zelensky, "Ukraina adalah Eropa dan masa depan bangsa Anda ada di Uni Eropa... Kami mendukung Anda. Kebebasan akan menang."
Zelensky mengumumkan bahwa dia akan menggelar sejumlah pertemuan bilateral di Brussels untuk membahas penyediaan jet tempur ke Ukraina. Dia mengklaim bahwa diskusi yang dilakukannya sejauh ini di Brussels "sangat konkret, sangat tepat".
"Saya sangat terinspirasi oleh pernyataan bahwa Eropa akan bersama kami sampai kami mencapai kemenangan... Saya juga telah mendengar tentang kesiapan untuk bantuan senjata dan dukungan lainnya yang diperlukan, termasuk pesawat. Untuk itu, saya akan mengadakan sejumlah pertemuan bilateral, di mana kami akan membahas jet tempur dan pesawat lainnya. Jadi, kami bekerja dan akan terus bekerja di Brussels," tutur Zelensky usai pertemuannya dengan Dewan Eropa.
Mengincar Typhoon dan F-16
Selama di Brussel, Zelensky diduga akan memperbarui permintaannya kepada para pemimpin Eropa untuk memberi Ukraina jet tempur Typhoon dan F-16.
Pemimpin Ukraina itu memiliki rekam jejak yang terbukti dapat membujuk sekutu untuk memberikan apa yang dia inginkan, termasuk tank.
Namun, terlepas dari optimisme Zelensky, di balik pintu tertutup dia kemungkinan diperingatkan bahwa tanpa sistem pertahanan udara yang berfungsi penuh, jet tempur mahal NATO bisa menjadi mangsa empuk bagi Rusia. Selain itu, komitmen jet tempur jenis apapun perlu dibarengi dengan pertahanan udara yang lebih baik.
Permohonan Zelensky di Brussel, baik untuk keanggotaan Uni Eropa maupun bantuan militer dinilai begitu dramatis.
"Saya tidak berhak untuk pulang tanpa hasil," kata dia.
Advertisement
Tur Eropa
Perjalanan Zelensky ke Brussels terjadi sehari setelah dia melakukan kunjungan mendadak ke London dan Paris. Lawatannya dinilai bertujuan untuk membujuk Barat mengirim lebih banyak senjata dan dukungan militer menjelang babak baru serangan Rusia yang diperkirakan terjadi bertepatan dengan satu tahun peringatan invasi ke Ukraina.
Di London, Zelensky tidak hanya bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, tapi dia juga berpidato di parlemen dan bertatap muka dengan Raja Charles III. Namun, belum ada konfirmasi terbuka terkait dengan kesepakatan pengiriman jet tempur.
Di Paris, Zelensky dijamu makan malam oleh Presiden Emmanuel Macron bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Oleh Macron dia dianugerahi penghargaan tertinggi Prancis, Légion d'honneur atau Ordre national de la Legion d’honneur.
Dari Macron, Zelensky juga mendapat komitmen bahwa Prancis akan membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.
"Kami mendukung Ukraina, bertekad untuk membantunya meraih kemenangan," kata Macron. "Ukraina dapat mengandalkan Prancis dan sekutunya untuk memenangkan perang, Rusia tidak boleh dan tidak akan memenangkan perang."
Para pemimpin Eropa telah jelas dalam dukungan mereka untuk membela Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Beberapa negara termasuk Jerman, Polandia, dan Belanda baru-baru ini memberikan lampu hijau untuk menyediakan tank tempur berat bagi Kyiv.