Nasib Muslim Krimea dan Tatar Usai Pecah Perang Rusia-Ukraina, Muhammadiyah Dorong Resolusi Konflik

Sejarah Islam di Ukraina dan Rusia membentang sejak Eropa Timur dalam kekuasaan kekhanan Mongol Islam. Kini mereka turut terdampak perang Ukraina dan Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2023, 22:30 WIB
Petugas medis militer membantu tentara yang terluka ke dalam kendaraan evakuasi dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kunjungan dari perwakilan masyarakat Krimea Tatar, Ukraina pada Selasa pagi (7/2/2023). Diketahui, kelompok masyarakat tersebut sebagiannya adalah pemeluk Islam.

Sejarah Islam di Ukraina dan Rusia membentang sejak Eropa Timur dalam kekuasaan kekhanan Mongol Islam. Kini mereka turut terdampak perang Ukraina dan Rusia.

Bertempat di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jalan Menteng Raya, Jakarta, tamu dari Ukraina tersebut disambut oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq Mughni.

Usai pertemuan, Syafiq mengatakan bahwa para tamu itu menginformasikan kondisi aktual terkait dampak dari perang Rusia-Ukraina.

“Intinya adalah bahwa harus ada solusi supaya perdamaian bisa dikembalikan, kemudian hak-hak asasi manusia, kebebasan beragama, nilai-nilai masyarakat lokal bisa lebih terjamin diimplementasikan oleh masyarakat di sana,” ungkap Syafiq, dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

Kedatangan perwakilan tersebut ke Muhammadiyah, kata Syafiq karena Muhammadiyah dianggap sebagai organisasi yang telah memiliki pengalaman dalam upaya resolusi konflik di kancah internasional.

“Dan tentu mereka memandang bahwa Muhammadiyah adalah sebuah lembaga yang punya kapasitas untuk memberikan dukungan, bukan dalam rangka memihak dua kubu yang sedang berkonflik, tetapi kita berdasarkan pada nilai-nilai normatif tentang kebebasan beragama, hak asasi manusia, perdamaian, dan lain sebagainya. Maka selama berpijak pada nilai-nilai keunggulan dan keutamaan seperti itu tentu Muhammadiyah akan memberikan dukungan,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Jutaan Pengungsi

Orang-orang melewati karya seni dari seniman jalanan terkenal TvBoy yang dibuat pada dinding di Kota Bucha, Ukraina, 30 Januari 2023. Karya seni yang dibuat untuk menghormati para korban perang Rusia-Ukraina tersebut mengandung pesan kelahiran kembali dan harapan serta berharap agar konflik segera berakhir. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Syafiq berharap konflik yang terjadi di Ukraina dapat segera selesai. Dia mengaku prihatin karena akibat konflik tersebut, banyak masyarakat kecil yang ikut menderita.

“Tentu dengan sebuah harapan, konflik itu bisa terselesaikan dan menegakkan kembali perdamaian yang ada di sana karena tidak mungkin kita membiarkan terus menerus konflik itu terus terjadi. Karena akan memberikan dampak yang menyengsarakan bagi masyarakat di sana,” tuturnya.

“Ada jutaan pengungsi yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri Ukraina, terutama bagi masyarakat Tatar. Muhammadiyah tentu siap mendukung dengan segala kapasitasnya demi tegaknya perdamaian dan hak-hak asasi manusia bagi masyarakat di sana,” pungkas Syafiq.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya