Liputan6.com, Gorontalo - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) yang dimulai sejak tahun 2010 silam kini sudah mencapai 73 persen.
Pekerjaan pembangunan PLTMH yang berada di dalam Kawasan Konservasi [Taman Nasional Bogani Nani Wartabone]( 4501193 "") seharusnya ditargetkan bisa menyalurkan listrik pada Agustus 2021. Namun karena pandemi Covid-19 dan sertifikasi bendung, target itu harus meleset dan pekerjaannya pun terus dikebut hingga sekarang.
Baca Juga
Advertisement
Proyek dengan investasi sebesar Rp434 miliar itu telah mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air (IUPEA) dari Kementerian LHK RI dan IUPTL dari Kementerian ESDM. Izin investasi dan PMA dari BKPM, kontrak jual beli tenaga listrik dengan PT PLN Persero.
Selain itu, izin impor barang dari Kementerian Perdagangan, IMTA dari BKPM, izin lingkungan dan izin lokasi dari Bupati.
Pembangunan PLTMH yang murni dilaksanakan oleh pihak swasta ini diproyeksikan yang dihasilkan akan mendukung daya listrik sebesar 9.9 MW atau 9.900 rumah tangga yang memiliki daya listrik 1.000 watt.
Bupati Bone Bolango Hamim Pou saat berkunjung ke tempat tersebut, akhir pekan lalu berharap investasi swasta ini harus didukung guna membantu kelancaran pekerjaan proyek di lapangan.
"Banyak manfaat yang akan didapatkan dari investasi ini, di antaranya sebagai objek wisata, pengembangan ilmu pengetahuan khususnya menyangkut mengenai energi baru terbarukan, serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar," ujar Hamim.
Dirinya mengungkapkan, jika PLTMH Poduwoma ini beroperasi, maka akan membantu ketersediaan tenaga listrik di wilayah Bone Bolango pada khususnya dan Gorontalo pada umumnya.
"PLTMH Poduwoma bakan menjadi pemasok listrik di Gorontalo, maka itu perlu kita dukung bersama," imbuhnya.
PLTMH memanfaatkan arus Sungai Bone dengan kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 9,9 Megawatt. Pembangkit digerakkan oleh dua turbin yang masing-masing memiliki kapasitas 4,5 megawatt. PLTMH memiliki panjangan bendungan 107 meter dengan ketinggian 26,5 meter.
Berdasarkan data Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2020, rasio elektrifikasi di Provinsi Gorontalo saat ini sudah mencapai 99,9 persen. Rasio tersebut lebih tinggi dari nasional sebesar 98,93 persen.
Demikian pula halnya untuk desa berlistrik yang di Gorontalo sudah mencapai 100 persen, sedangkan untuk nasional baru 98,48 persen.
"Seiring dengan perkembangan Gorontalo, tentunya kebutuhan listrik juga akan meningkat. Oleh karena itu hadirnya PLTMH ini akan menambah ketersediaan pasokan listrik di Gorontalo," ia menandaskan.