Liputan6.com, Jakarta - Penjualan Tesla buatan Cina pada Januari 2023 tercatat sebanyak 66.051 unit. Hal tersebut, berdasarkan data China Passenger Car Association (CPCA).
Disitat Carnewschina, berdasarkan data yang sama, jumlah penjualan pabrikan asal Amerika Serikat di pasar otomotif terbesar di dunia tersebut naik 10,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2022, atau mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen dari Desember 2022.
Advertisement
Salah satu faktor yang signifikan berkontribusi terhadap peningkatan penjualan mobil listrik Tesla, adalah strategi pengurangan harga di Cina. Dengan pengurangan banderol rata-rata hingga 10 persen cukup ampuh menarik konsumen.
Strategi pengurangan harga ini, telah membantu Tesla membuat kendaraannya lebih mudah diakses oleh konsumen yang lebih luas, yang selanjutnya meningkatkan penjualan perusahaan di Negeri Tirain Bambu.
Masih menurut data CPCA, Tesla menduduki peringakat kedua dalam penjualan kendaraan listrik murni di Cina pada Januari 2023, di bawah BYD yang menjual sekitar 61 ribu unit kendaraan.
Namun, perlu dicatat bahwa BYD menjual 38 ribu unit dengan harga yang lebih tinggi, termasuk 15 ribu unit mobil listrik murni yang setara dengan setengah penjualan Tesla di Cina.
Hal tersebut, kemudian menjadi sorotan terkait persaingan yang dihadapi Tesla di segmen pasar kelas atas, di mana konsumen memiliki banyak pilihan di pasaran.
Subsidi Kendaraan Listrik Dicabut, Penjualan Mobil di Cina Merosot 38 Persen
Penjualan mobil penumpang di Cina merosot 38 persen pada Januari 2023. Berdasarkan data industri pada Kamis (9/2/2023), penyebabnya karena permintaan melemah setelah pemotongan pajak untuk mobil konvensional dan subsidi kendaraan listrik berakhir.
Disitat Reuters, penjualan mobil energi baru termasuk di dalamnya yang menggunakan baterai murni (BEV) dan plug-in hybrid (PHEV) juga turun 6,3 persen pada Januari 2023, setelah mengalami pertumbuhan 90% pada 2022, seperti diungkap Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA).
"Penjualan mobil energi baru pada Januari tidak memenuhi harapan kami, dengan penurunan penjualan tahunan yang jarang terjadi dalam satu bulan," jelas Cui Dongshu, Sekertaris Jenderal CPCA.
Lanjutnya, faktor tahun baru imlek dan berakhirnya subsidi mobil listrik menjadi salah satu faktor penyebab turunnya penjualan mobil di Negeri Tirai Bambu.
Saat tahun baru, orang Tionghoa merayakan liburan selama sepekan, dan menjadikan bulan tersebut lebih tenang dibandingkan lainnya.
Meskipun ada tanda-tanda berkurangnya permintaan di pasar mobil terbesar di dunia tersebut, pemerintah pusat tidak memperpanjang pemotongan pajak pembelian sebesar 50 persen untuk kendaraan bermesin bensin ketika berakhir pada akhir Desember 2022.
Penjualan mobil penumpang di Cina merosot 38 persen pada Januari 2023. Berdasarkan data industri pada Kamis (9/2/2023), penyebabnya karena permintaan melemah setelah pemotongan pajak untuk mobil konvensional dan subsidi kendaraan listrik berakhir.
Disitat Reuters, penjualan mobil energi baru termasuk di dalamnya yang menggunakan baterai murni (BEV) dan plug-in hybrid (PHEV) juga turun 6,3 persen pada Januari 2023, setelah mengalami pertumbuhan 90% pada 2022, seperti diungkap Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA).
"Penjualan mobil energi baru pada Januari tidak memenuhi harapan kami, dengan penurunan penjualan tahunan yang jarang terjadi dalam satu bulan," jelas Cui Dongshu, Sekertaris Jenderal CPCA.
Lanjutnya, faktor tahun baru imlek dan berakhirnya subsidi mobil listrik menjadi salah satu faktor penyebab turunnya penjualan mobil di Negeri Tirai Bambu.
Saat tahun baru, orang Tionghoa merayakan liburan selama sepekan, dan menjadikan bulan tersebut lebih tenang dibandingkan lainnya.
Meskipun ada tanda-tanda berkurangnya permintaan di pasar mobil terbesar di dunia tersebut, pemerintah pusat tidak memperpanjang pemotongan pajak pembelian sebesar 50 persen untuk kendaraan bermesin bensin ketika berakhir pada akhir Desember 2022.
Advertisement