Liputan6.com, Jakarta - Design thingking merupakan sebuah proses berulang di mana seseorang berusaha untuk menantang asumsi, memahami pengguna serta mendefinisikan kembali suatu masalah.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin secara tidak langsung terlihat pada pemahaman di tingkat awal.
Advertisement
Disamping itu, design thingking juga bisa menjadi sebuah pendekatan yang berbasis solusi demi menyelesaikan masalah, di mana mencakup cara berpikir dan bekerja serta kumpulan metode langsung.
Kadangkala, tidak jarang terdapat masalah-masalah yang tidak jelas atau bahkan tidak dikenal sehingga membuat kebingungan. Dalam mengatasi masalah tersebut, design thingking akan sangat berguna.
Mengingat pentingnya design thingking tersebut, Binus University bersama dengan King Mongkut Institute of Technology, Ladkrabang di Thailand dan Atteneo University di Filipina, menjadi bagian dari Design Thinking/User Experience (DT/UX) Regional Center.
Subject Content Coordinator dari Binus Business School yang juga pimpinan proyek kerjasama antara Singapore Polytechnic dan Binus University, Dr Abdul Rohman mengatakan, kegiatan tersebut merupakan sebuah inisiatif yang diselenggarakan oleh Singapore Polytechnic untuk membangun kapasitas inovasi dan pengembangan solusi berbasis manusia (human-centered innovation) pada sejumlah universitas-universitas di ASEAN.
"DT/UX Regional Center akan memfasilitasi terbangunnya ekosistem kapasitas inovasi dan pengembangan solusi berbasis manusia (human-centered innovation) di Kawasan Asia Tenggara," ucap Rohman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/2/2023).
Inisiatif di Indonesia yang didanai secara kolaboratif antara Temasek Foundation dan Binus University ini berwujud dalam bentuk workshop dan peningkatan kapasitas dosen dan staf di BINUS seputar pemahaman design thinking.
Design thinking yang dipaparkan menggunakan metode unik
Pendekatan design thinking yang dipaparkan menggunakan metode unik yang dikembangkan oleh pakar di Singapore Polytechnic.
"Metode ini teruji melalui berbagai kolaborasi yang dilakukan oleh Singapore Polytechnic dengan industri seperti dengan Boeing, P&G, dan berbagai perusahaan ternama lainnya," lanjut Rohman.
Workshop Design Thinking and Innovation in Universities Programme in Southeast Asia diselenggarakan di Indonesia pada 7 sampai 10 Februari 2023 di kampus Binus International, Binus di Senayan, The Joseph Wibowo Center (JWC) Campus, Jakarta Selatan.
Workshop Design Thinking and Innovation in Universities Programme in Southeast Asia di Jakarta kali ini merupakan lokakarya lanjutan yang diadakan oleh Singapore Polytechnic, setelah sebelumnya diselenggarakan di Singapore pada tahun 2022.
Pada lokakarya tersebut, perwakilan dari sejumlah universitas di Asia Tenggara hadir untuk mempelajari design thinking secara intensif.
Selain mengajarkan dasar-dasar dari prinsip design thinking, lokakarya yang dibawakan oleh Teoh Swee Bing selaku Assistant Director of UXC/User Experience Center dari Singapore Polytechnics, juga memperkenalkan perkembangan terbaru dari konsep tersebut berdasarkan penambahan dari Singapore Polytechnic untuk model yang disusun oleh Stanford University.
Advertisement
Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dosen dan staf secara berkelanjutan.
Berbeda dengan model dari Stanford University, konsep design thinking Singapore Polytechnic memiliki langkah tambahan, yaitu Envisioning sebelum Empathizing. Langkah ini bermanfaat dalam memberikan arahan yang lebih tajam dari proses design thinking.
Workshop ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas dosen dan staf secara berkelanjutan.
“Workshop ini merupakan tahap pertama dari dua tahapan kegiatan yang akan dilakukan tahun ini. Rangkaian workshop di tahun ini memberikan kesempatan dosen dan staf mempelajari design thinking secara lengkap menyeluruh. Pada akhirnya, mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang dari kapasitas dosen dan staf yang inovatif,” tambah Rohman.
Untuk melengkapi pemahaman design thinking yang diperoleh peserta, lokakarya ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama adalah sesi workshop di kampus Binus di Senayan, Jakarta Selatan, sedangkan bagian lanjutannya akan diadakan di kampus Binus di Malang pada pertengahan tahun ini.
"Semua peserta yang telah mengikuti kegiatan di Jakarta akan mengikuti workshop tambahan di Malang, dengan materi yang lanjutan dengan tujuan agar memperoleh pembelajaran secara paripurna," sambungnya.