Bayi yang Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Diberinama Aya, Akan Dirawat Paman

Seorang bayi perempuan Suriah yang ditemukan masih dengan tali pusar melekat dari balik reruntuhan bangunan, kini sudah memiliki nama: Aya, bahasa Arab untuk a sign from God (tanda dari Tuhan).

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Feb 2023, 18:00 WIB
Seorang bayi perempuan yang lahir di bawah reruntuhan akibat gempa bumi yang melanda Suriah dan Turki menerima perawatan di dalam inkubator di rumah sakit anak di kota Afrin, provinsi Aleppo, Suriah, Selasa (7/2/2023). Seorang bayi perempuan yang baru lahir berhasil diselamatkan dari reruntuhan di sebuah rumah di Suriah utara pasca gempa Turki 6 Februari 2023. (AP Photo/Ghaith Alsayed)

Liputan6.com, Jenderis - Seorang bayi perempuan Suriah yang ditemukan masih dengan tali pusar melekat dari balik reruntuhan bangunan, kini sudah memiliki nama: Aya, bahasa Arab untuk a sign from God (tanda dari Tuhan).

Bayi mungil itu sempat jadi sorotan, karena berhasil selamat ketika anggota keluarga yang lain meninggal dunia. Sang ibu yang diyakini melahirkannya di bawah puing bangunan roboh pun meninggal.

Dengan orangtua dan semua saudara kandungnya terbunuh gempa di Turki dan Suriah, mengutip The Guardian, Jumat (10/2/2023), paman buyutnya, Salah al-Badran, berencana akan membawanya begitu dia keluar dari rumah sakit.

Namun, rumahnya sendiri di Kota Jenderis, Suriah barat laut, juga hancur. Dia dan keluarganya berhasil melarikan diri dari gedung satu lantai, tetapi sekarang dia dan seisi rumahnya yang terdiri dari 11 orang tinggal di tenda, kata Salah al-Badran kepada Associated Press.

"Setelah gempa, tidak ada yang bisa tinggal di rumah atau bangunannya. Hanya 10% bangunan di sini yang aman untuk ditinggali dan sisanya tidak layak huni," katanya berkomunikasi melalui pesan suara.

Petugas penyelamat di Jenderis menemukan Aya pada Senin 6 Februari sore, lebih dari 10 jam setelah gempa melanda, saat mereka menggali reruntuhan gedung apartemen lima lantai tempat tinggal orangtuanya. Terkubur di bawah beton, bayi itu masih terikat tali pusar dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya, yang sudah meninggal bersama suami dan empat anaknya lainnya.

Bayi Aya dilarikan ke rumah sakit di kota terdekat Afrin.

Abu Hadiya mungkin melahirkan anak perempuan itu dan kemudian meninggal beberapa jam sebelum ditemukan, kata Dr Hani Maarouf di rumah sakit Cihan di Afrin.

"Kami menamainya Aya, jadi kami bisa berhenti memanggilnya new-born baby (bayi yang baru lahir)," kata Maarouf.

"Kondisinya membaik dari hari ke hari dan tidak ada kerusakan pada tulang punggungnya, seperti yang dikhawatirkan pada awalnya," sambung Maarouf.

 


Upaya Penyelamatan yang Tak Sia-Sia

Orang-orang dan tim darurat menyelamatkan seseorang dengan tandu dari bangunan yang runtuh di Adana, Turki, Senin, 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 telah menyebabkan kerusakan signifikan di tenggara Turki dan Suriah. (IHA agency via AP)

Aya adalah salah satu dari sejumlah anak yatim piatu yang ditinggalkan kerabat akibat gempa berkekuatan magnitudp 7,8 pada Senin 6 Februari 2023. Lindu yang menewaskan lebih dari 21.000 orang di Suriah utara dan Turki tenggara.

Gempa menjelang fajar merobohkan ribuan bangunan apartemen saat penduduk dibangunkan dari tidurnya.

Namun meski berhari-hari telah berlalu sejak puluhan ribu orang, atau lebih, terjebak di reruntuhan, penyelamatan masih terus dilakukan.

Di Turki, lebih dari 80 jam setelah gempa melanda, Melda Adtas yang berusia 16 tahun ditarik keluar hidup-hidup, membuat sang ayah menangis gembira dan negara yang berduka bersorak-sorai mendengar kabar baik yang langka setelah gempa magnitudo 7,8 itu.

"Sayangku, sayangku!" teriak sang ayah saat tim penyelamat menarik remaja itu keluar dari puing-puing sebuah rumah di Antakya, sebuah kota di salah satu provinsi yang paling terkena dampak, Hatay.

Petugas penyelamat membutuhkan waktu lima jam untuk menyelamatkan nyawanya setelah tetangga yang mendengar suara dari dinding yang pecah.

Ketika penyelamat menemukan Melda, dia terjebak di bawah tembok yang telah runtuh.

Pria yang memimpin upaya penyelamatannya bernama Suleyman, salah satu dari sekelompok penambang Laut Hitam yang menuju ke selatan untuk membantu. Tanpa dia, kata rekan kerjanya, operasi tidak bisa dilakukan. Dia tahu jalan di sekitar ruang gelap dan sempit.

Bekerja dalam diam untuk mempertahankan kontak dengan Melda, para penyelamat menghilangkan satu demi satu rintangan, sementara para penonton menyaksikan dengan cemas.

Kemudian, tiba-tiba, mereka mencapai gadis muda yang dingin, memar, tetapi sangat hidup, dan dengan lembut membawanya ke ambulans yang menunggu.

Begitu Melda selamat di ambulans, banyak yang memeluk, mencium, dan memberi selamat kepada para penyelamat. Beberapa di antaranya bahkan tidak bisa menahan air mata.

"Kami tidak bekerja dengan sia-sia, kami telah menarik seorang gadis dari reruntuhan," kata seseorang.


Bayi 6 Bulan Selamat Usai Terkubur Puing 30 Jam

Tim penyelamat Suriah mencari korban dan penyintas yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Aleppo, Selasa 7 Februari 2023, setelah gempa bumi mematikan yang melanda wilayah tersebut pada hari sebelumnya. Gempa berkekuatan 7,8 SR tersebut terjadi di dekat kota Gaziantep, Turki, menewaskan lebih dari 2.300 orang di Turki dan lebih dari 1.400 orang di negara tetangganya, Suriah. (LOUAI BESHARA/AFP)

Bayi lainnya yang diselamatkan dari reruntuhan puing adalah Ayse.

Bayi berusia enam bulan di Turki itu diselamatkan hidup-hidup dari bawah reruntuhan setelah terjebak selama hampir 30 jam.

Petugas penyelamat mengeluarkan bayi Ayse yang hampir tidak menangis dan tampak kotor tetapi tidak terluka.

Sang ibu, Hulya, muncul tak lama setelah itu, bisa berjalan dan mengenakan penyangga leher di Provinsi Hatay.

Menurut Anadolu Agency Turki, seorang bayi berusia satu tahun ditemukan hidup pada Rabu 8 Februari di Provinsi Sanliurfa Turki setelah menghabiskan 53 jam terperangkap di bawah bangunan lima lantai yang runtuh.

Seorang ibu dan putrinya yang berusia dua tahun diselamatkan di Iskenderun hampir 44 jam setelah gempa pertama melanda Provinsi Hatay, yang termasuk yang paling terkena dampak.

Di tenggara Provinsi Adiyaman, seorang anak diselamatkan dari puing-puing dan tak lama kemudian ibunya juga dibawa ke tempat aman.


Bayi Usia 20 Hari Selamat dari Gempa Turki, Genggam Segumpal Rambut Ibunya

Kisah pilu bayi 20 hari selamat dari gempa Turki, genggam segumpal rambut ibunya. (Sumber: Twitter/TansuYegen)

Kisah pilu bayi 20 hari yang diselamatkan dari puing-puing bangunan ini juga menjadi salah satunya. Kejadian memilukan ini dialami oleh seorang bayi yang diperkirakan berusia 20 hari. Bayi kecil itu ditemukan masih hidup di reruntuhan gempa sambil mencengkeram seikat rambut ibunya.

Video yang berdurasi 11 detik tersebut diunggah oleh seorang penulis Turki di halaman Twitter-nya. Seperti keterangannya, video tersebut diambil di Kahramanmaraş, Turki.

"Di Kahramanmaraş, bayi Kerem yang berusia 20 hari ditarik keluar dari reruntuhan dengan rambut ibunya di tangannya," tulis laman Twitter Tansu Yegen, seperti dikutip Liputan6.com pada Jumat (10/2/2023).

Berdasarkan video tersebut, terlihat bayi yang selamat itu terbungkus kain. Lebih mengejutkan lagi, ketika tim penyelamat sedang memeriksanya, bayi itu terlihat seolah ingin menunjukkan bahwa dia menyimpan seikat rambut panjang ibunya sebagai kenangan.

Namun, pada keterangan video tersebut tidak menceritakan bagaimana keadaan ibu bayi tersebut. Apakah ibunya selamat dari insiden itu masih belum diketahui. Unggahan video itu pun menimbulkan kesedihan mendalam bagi mereka yang menontonnya.

Pengguna media sosial yang menonton video tersebut juga meninggalkan berbagai komentar pada momen memilukan itu. Hingga cerita ini ditulis, video itu telah ditonton oleh 1,4 juta dan disukai oleh 18 ribu pengguna.

"Ini sangat menyedihkan. Tuhan bimbing dia. Kejadian ini membuat saya merasa sangat diberkati," tulis seorang netizen.

Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya