Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pemicu gempa bumi merusak di Kota Jayapura, Papua, pada Kamis (9/2/2023) pukul 13.28 WIB, diperkirakan akibat asosiasi dengan aktivitas sesar aktif berarah timur–barat.
Dugaan itu mengacu kepada posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari InaTEWS- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman.
Advertisement
Menurut Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, berdasarkan informasi dari BMKG, lokasi pusat gempa bumi terletak di pesisir pantai Jayapura pada koordinat 140,66°BT dan 2,60° LS, berjarak 1 km barat daya Kota Jayapura, dengan berkekuatan (magnitudo) M5,4 pada kedalaman 10 km.
"Berdasarkan data dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 140,63° BT dan 2,48° LS, dengan magnitudo (M5,1) pada kedalaman 10 km," ujar Wafid dalam keterangan resminya ditulis, Bandung, Jumat, 10 Februari 2023.
Gempa bumi ini juga terekam oleh badan geologi Amerika Serikat, The United States Geological Survey (USGS), lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 140,557° BT dan 2,635° LS dengan magnitudo (M5,1) pada kedalaman 22 km.
Sebelumnya, wilayah ini juga telah dilanda gempa bumi merusak pada tanggal 2 Januari 2023 dengan magnitudo 5.4 yang berjarak 19 km timur laut Kota Jayapura.
Kota Jayapura yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan pada bagian selatan merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal.
"Wilayah ini pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier berupa batuan metamorf, batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen, batu gamping), dan endapan Kuarter berupa endapan pantai, endapan sungai dan endapan rawa," kata Wafid.
Wafid menjelaskan sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan.
Endapan Kuarter, batuan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Jayapura Tergolong Rawan
Wilayah Kota Jayapura tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu agar meningkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
"Bangunan di sekitar Kota Jayapura harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan guncangan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," sebut Wafid.
Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
Wafid mengatakan bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Menyiapkan tas siaga bencana yang berisikan seperti pakaian, makanan dan minuman, alat penerang, alat pertolongan pertama, obat, dan lainnya.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan," ungkap Wafid.
Menurut informasi dari Pusat Data dan Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PUSDALOPS BNPB) hingga pukul 15.00 WIB kemarin, kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan terjadinya bencana.
Sebanyak empat orang meninggal dunia (masih dalam pendataan) dan kerugian material (1 unit ruko roboh, 1 unit RSUD terdampak (masih dalam Pendataan, 1 Unit Mesjid terdampak).
Menurut data BMKG guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Jayapura pada skala intensitas V MMI (Modified Mercally Intensity).
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami karena episentrum berada di darat.
Advertisement
Antisipasi Gempa Bumi
Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.
Sebelum gempa Bumi:
- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.
- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.
- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi
- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.
Saat Terjadi Gempa Bumi:
- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Setelah Terjadi Gempa Bumi:
Baca Juga
- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.
- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.