PBB Serukan Peningkatan Bantuan ke Wilayah Suriah yang Terdampak Gempa

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada Kamis meminta lebih banyak akses bantuan kemanusiaan ke barat daya Suriah.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2023, 11:02 WIB
Warga mencari korban yang selamat di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala richter menghantam bagian Tenggara Turki, Selasa (7/2/2023). Beberapa kerusakan terberat terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta orang di mana seluruh blok kini menjadi reruntuhan di bawah timbunan salju. (Adem ALTAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada Kamis meminta lebih banyak akses bantuan kemanusiaan ke barat daya Suriah dari Turki, mengatakan bahwa dirinya akan lebih senang jika PBB dapat menggunakan lebih dari satu perbatasan untuk mengantarkan bantuan setelah gempa dahsyat mengguncang wilayah itu, dimana korban jiwa mencapai 20 ribu.

“Jalanan rusak. Orang-orang sekarat. Sekarang waktunya untuk mencari semua jalan yang memungkinkan untuk memberikan bantuan dan personil ke semua wilayah terdampak. Kita harus mengutamakan masyarakat,” kata Guterres kepada wartawan di Markas Besar PBB di New York.

Ia menambahkan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, saat ini berada di Turki dan akan bergerak ke Suriah.

Perjalanan akan dilakukan selama akhir pekan untuk menganalisa kebutuhan dan bagaimana badan dunia itu dapat meningkatkan dukungan di tengah tragedi kemanusiaan ini.

Griffiths akan mendatangi Gaziantep di Turki dan Aleppo serta Damaskus di Suriah, dari keterangan ketua PBB.

Menurut dia itu adalah konvoi bantuan pertama yang menyeberang ke Suriah.

“Lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan, tetapi lebih banyak, lebih banyak lagi yang dibutuhkan,” kata Guterres kepada wartawan, dikutip dari Antara, Sabtu (11/2/2023).

“Sekarang waktunya untuk membantu warga Turki dan Suriah yang terdampak gempa dahsyat,” kata ketua PBB itu pada Kamis.

Guterres ingin menunjukkan kepada mereka dukungan dan kedermawanan yang sama yang mereka berikan beberapa tahun belakangan, membantu jutaan pengungsi dan warga yang menyelamatkan diri dari konflik.

 


Pusat Penderitaan

Pemandangan dari udara ini menunjukkan penduduk mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnia dekat Harim, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah di perbatasan dengan Turki, Senin (6/2/2023). Gempa itu menghancurkan Kastil Gaziantep yang bersejarah dan banyak bangunan bersejarah lainnya di daerah itu. (Omar HAJ KADOUR / AFP)

Dalam seruan yang penuh semangat berdasarkan tahun-tahun kunjungannya ke daerah yang hancur, sebagai Sekjen dan sebelumnya sebagai kepala badan pengungsi PBB UNHCR, dia mengatakan bahwa apa yang dulunya merupakan pusat solidaritas sekarang menjadi pusat penderitaan.

Rakyat menghadapi mimpi buruk yang paling buruk. Bencana gempa melanda saat krisis kemanusiaan di barat daya Suriah sudah memburuk, dengan kebutuhan tingkat tertinggi sejak konflik dimulai.

Ia mengatakan PBB telah melakukan yang terbaik dalam menanggapi dengan cepat apa yang menjadi bencana alam terbesar dalam sejarah.

Rombongan PBB pertama yang menyeberang ke barat daya Suriah pada Kamis melalui perbatasan Bab al-Hawa, terdiri dari enam truk membawa penampungan dan pasokan bantuan lain yang sangat dibutuhkan.

Namun dia meyakinkan bantuan lain sedang dalam perjalanan karena lebih banyak yang dibutuhkan.

Sayangnya, dunia menyadari meningkatnya jumlah korban tewas, yang menurut laporan terbaru melampaui 20.ribu jiwa, dan tingkat kerusakan sepenuhnya masih belum diketahui, kata Sekjen PBB.

 


Turki Jadi Rumah bagi Sejumlah Besar Pengungsi

Seorang pria mengecek bangunan yang runtuh di Diyarbakir, Turki selatan, Senin dini hari, 6 Februari 2023. Laporan The Guardian, Senin (6/1/2023) menyebut, sedikitnya 10 orang tewas di Turki setelah gempa mengguncang selatan negara itu dan juga Suriah utara, kata dua pejabat Turki. (Depo Photos via AP)

Turki menjadi rumah bagi sejumlah besar pengungsi dan telah menunjukkan kemurahhatian yang tidak tertandingi kepada negara tetangganya Suriah.

Bahkan lebih dari 3,6 juta warga Suriah tinggal di Turki selama lebih dari satu dekade. Banyak dari mereka saat ini menjadi korban gempa.

Hal serupa diucapkan Guterres saat berada di Aleppo di masa lalu dan bertemu warga Suriah yang menyambut hangat warga Irak yang mengungsi dari perang.

“Pada kunjungan saya, saya benar-benar tergerak dengan solidaritas orang-orang yang mau membukakan pintu rumah dan hati mereka. Sekarang rumah mereka rusak dan hati mereka hancur,” kata dia.

Bantuan kemanusiaan - Dana Kemanusiaan Suriah dan dana lintas batas Suriah - membutuhkan suntikan dukungan mendesak.

Mereka adalah pilihan terbaik untuk memudahkan PBB dan bantuan kemanusiaannya untuk secara cepat mencapai mereka yang membutuhkan.

Sebanyak 25 juta dolar AS (sekitar 378 miliar rupiah) dikeluarkan dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB sebagai awal bantuan, dan awal pekan depan sebuah Flash Appeal untuk dukungan donor akan dikeluarkan, bagi mereka yang terdampak gempa di Suriah.

Guterres mengatakan lembaga-lembaga PBB - bersama dengan LSM internasional dan nasional di Suriah - sedang menilai kebutuhan dana awal mereka untuk tiga bulan ke depan.

Sumber-sumber ini akan digunakan oleh komunitas kemanusiaan untuk bantuan genting seperti tempat bernaung, kesehatan, gizi, air, sanitasi, kebersihan, pendidikan, perlindungan dan layanan dukungan psikososial.

Dia mengatakan PBB siap mendukung respon pemerintah Turki dengan segenap kemampuan.

“Dalam menghadapi bencana besar ini, saya sangat mengimbau masyarakat internasional untuk menunjukkan kepada masyarakat Turki dan Suriah dukungan dan kemurahan hati yang sama dengan yang mereka terima, melindungi dan membantu jutaan orang yang mengungsi dan terlantar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya