Indonesia Kirim Bantuan Logistik dan Tim USAR untuk Turki

Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan logistik hingga tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Turki untuk penanganan pasca bencana gempa yang melanda negeri tersebut.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 11 Feb 2023, 09:14 WIB
Sejumlah pasukan yang ditugaskan ke Turki tampak mulai merapat ke lokasi upacara di Lanud Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 08.30 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan logistik hingga tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Turki  untuk penanganan pasca bencana gempa yang melanda negeri tersebut. Upacara pelepasan pun dilaksanakan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Pantauan Liputan6.com, Sabtu (11/2/2023), sejumlah pasukan tampak mulai merapat ke lokasi upacara di Lanud Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka menyusun barisan sesuai dengan satuannya.

Personel USAR sendiri didukung oleh satuan anjing terlatih, baik dari SAR Dog dan K9. Tampak pula jajaran berseragam Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, serta petugas kesehatan gabungan dari Polri, Kementerian Kesehatan, hingga RSCM.

Upacara pelepasan pasukan ke Turki tersebut dihadiri oleh Menko PMK Muhadjir Efendi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Sebelumnya, Polri mengirimkan sejumlah personel operasi kemanusiaan dalam rangka membantu penanganan bencana gempa bumi yang terjadi di Turki dan Suriah.

Pelepasan tim bantuan gempa Turki dan Suriah ini dilakukan langsung oleh Kabaharkam Polri Komjen Arief Sulistyanto di Lapangan Baharkam Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023).

Arief menyampaikan, pengiriman bantuan itu sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Indonesia dalam melaksanakan tugas solidaritas internasional akan mengirimkan satuan tugas yang dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan SAR Nasional (Basarnas).

"Polri mengirimkan tiga unsur yakni tim medis, DVI (disaster victim identification) dan tim K9 (anjing pelacak), dengan total personel sebanyak 26 orang," tutur Arief kepada wartawan, Kamis.


Segera Pelajari Kondisi Turki dan Suriah

Tim penyelamat Suriah mencari korban dan penyintas yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Aleppo, Selasa 7 Februari 2023, setelah gempa bumi mematikan yang melanda wilayah tersebut pada hari sebelumnya. Gempa berkekuatan 7,8 SR tersebut terjadi di dekat kota Gaziantep, Turki, menewaskan lebih dari 2.300 orang di Turki dan lebih dari 1.400 orang di negara tetangganya, Suriah. (LOUAI BESHARA/AFP)

Arief meminta para personel yang dikirim agar segera mempelajari kondisi di Turki dan Suriah. Sebab, suhu di dua negara tersebut saat ini memasuki musim dingin dan memerlukan ketahanan fisik yang kuat.

"Ini adalah misi kemanusiaan yang harus dilaksanakan dengan ikhlas," jelasnya.

Termasuk juga kondisi medan pascagempa yang terbilang sangat sulit, baik karena jarak tempuh yang lebih lama akibat sarana prasarana rusak hingga fasilitas porak poranda yang menghambat pergerakan.

"Kebutuhan bahan pangan susah disiapkan termasuk ransum yang siap pakai," ujarnya.

Sementara untuk tim K9 atau anjing pelacak diturunkan dalam rangka membantu pencarian korban yang masih ada di reruntuhan, disusul tim medis untuk membantu korban cedera.

"Untuk anjing pelacak sudah kami lengkapi baju penghangat dan bantalan hangat," kata Arief.

Arief menegaskan, pengiriman bantuan personel dari Polri merupakan bentuk respons cepat dan kepedulian kepolisian Indonesia dalam misi kemanusian untuk dunia.

"Pimpinan Polri sudah mempersiapkan semua perlengkapan kebutuhan rekan-rekan pada saat misi di sana. Jaga kondisi kesehatan, keselamatan karena situasi yang dihadapi adalah bencana pasca gempa," ujar Arief menandaskan.

 


Angka Korban Gempa Turki-Suriah Lampaui Korban Gempa Jepang 2011

Tim penyelamat mencari korban gempa Turki di sebuah bangunan yang hancur, di Adiyaman, tenggara Turki, Rabu, 8 Februari 2023. Korban tewas yang dikonfirmasi dari gempa paling mematikan di dunia dalam satu dekade lebih mendekati 12.000. (AP Photo/Emrah Gurel)

Angka korban gempa bumi yang berpusat di Turki kini sudah melampaui jumlah 20.000 jiwa atau sudah melewati jumlah korban dalam gempa Jepang 2011 dan gempa Turki 1999.

Laporan laman harian Hurriyet dan media-media asing, termasuk Nikkei, pada Jumat menyebutkan bahwa sekitar 17.600 orang tewas di Turki dan sekitar 3.300 jiwa di Suriah.

Dengan demikian, total sudah hampir 21.000 jiwa manusia hilang. Angka ini melebihi jumlah korban gempa dan tsunami di Fukushima, Jepang, pada 2011 yang merenggut 18.400 jiwa.

Gempa bermagnitudo 7,7 pada Senin (6/2) tersebut --akibat pergerakan sesar Anatolia Timur di tenggara dan selatan Turki-- juga sudah melampaui jumlah korban gempa 1999, juga di Turki, yang kali ini menelan 18.000 korban jiwa.

Tak seperti gempa saat ini yang berpusat di distrik Pazarcık di Provinsi Kahramanmaraş, gempa yang terjadi pada 1999 dipicu oleh pergerakan patahan Anatolia Utara.

Sampai Kamis (9/2) sekitar pukul 21.00 WIB, badan penanggulangan bencana dan kedaruratan Turki (AFAD) masih menyebut angka 16.170 korban jiwa di Turki.

Namun, media massa asing dan lokal Turki sudah memperbarui angka itu menjadi sekitar 17.000-an.


Berpacu dengan Waktu Selamatkan Warga

Raziye Kilinc dibawa melewati kerumunan dengan tandu setelah dia diselamatkan di bawah bangunan yang hancur saat putrinya (tengah) dengan tudung hitam hijau, melambai di Iskenderun, Turki tenggara, Jumat (10/2/2023). Pasangan suami istri ditarik dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Iskenderun setelah menghabiskan 109 jam terkubur di dalam celah kecil. (AP Photo/Petros Giannakouris)

Menurut laporan laman surat kabar Hurriyet, tim SAR berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan warga yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan akibat guncangan gempa.

Kerabat orang-orang yang terjebak di balik reruntuhan itu berada di sekitar reruntuhan untuk memastikan keluarga mereka selamat atau mendapatkan pertolongan.

Sementara itu di Suriah, konvoi bantuan PBB untuk pertama kalinya memasuki daerah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak yang menjadi salah satu daerah terparah yang terdampak gempa.

Wilayah itu sebelumnya diblokade oleh pasukan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al Assad.

Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk membangun kembali setiap rumah yang ambruk dan hancur karena gempa.

Erdogan juga mulai menerapkan hukum darurat yang terakhir kali dia terapkan setelah percobaan kudeta pada 2016. Sumber: Antara

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya