Liputan6.com, Jakarta - Usia seseorang terus bertambah seiring bergantinya tahun. Bersama dengan bergantinya angka di lilin ulang tahun, tampilan seseorang tentu berubah. Namun, seolah enggan dimakan usia, semua orang berlomba-lomba agar awet muda. Jadi, apakah tampilan muda sebegitu pentingnya?
Menurut situs Forbes, salah satu alasan seseorang ingin tampil muda adalah untuk mencari pasangan. Tanda penuaan seperti keriput dan uban dapat digunakan untuk mengira-ngira usia seseorang yang ditemui. Yang sering terjadi adalah seseorang tidak mau memiliki pasangan yang dianggap sudah berumur. Hal ini dikarenakan usia memengaruhi kesuburan.
Advertisement
Dampaknya lebih besar pada wanita mengingat mereka kehilangan kapasitas reproduksinya lebih cepat dibanding pria. Sementara bagi pria, meski tetap terlihat menarik bagi wanita muda, tak jarang daya tariknya bergantung pada status ekonominya.
Lebih lanjut, tampaknya lebih banyak wanita yang cenderung memilih pria yang lebih tua daripada sebaliknya.
Jadi, terlihat lebih muda adalah keinginan alami sama halnya seperti keinginan mencari pasangan yang lebih muda setelah mencapai usia tertentu. Ini adalah keinginan untuk mempertahankan kehidupan reproduksinya.
Salah satu hal yang sering dilakukan untuk terlihat awet muda adalah operasi kosmetik. Terlepas dari semua komentar tidak menyenangkan tentang operasi kosmetik dan upaya lain untuk terlihat muda dan menarik, banyak orang yang melakukannya.
Menurut laporan Plastic Surgery Statistics 2019 yang dirilis oleh American Society of Plastic Surgeons, lebih dari sebelas juta prosedur bedah dan hampir empat belas juta prosedur non-bedah dilakukan di seluruh dunia pada 2020.
Jumlah ini menunjukkan banyaknya orang yang berjuang untuk terlihat awet muda. Sementara sebagian besar peminat adalah wanita, pasien pria juga menjadi lebih umum.
Operasi Kosmetik
Prosedur yang biasanya dilakukan wanita misalnya pembesaran payudara, rhinoplasty (mengubah bentuk hidung), tummy tucks (mengecilkan perut) dan dermabrasi (mengangkat lapisan kulit terluar).
Di sisi lain, pasien pria mendapatkan transplantasi rambut, pengecilan payudara, implan betis dan dada, ekstensi penis, dan berbagai prosedur lainnya yang dapat membuatnya terlihat lebih maskulin serta menarik.
Klien yang lebih tua juga mendapatkan prosedur yang secara khusus dimaksudkan untuk membuat mereka terlihat lebih muda dan lebih kurus, termasuk facelift, operasi kelopak mata, botox, dan sedot lemak.
Meskipun demikian, tidak semua orang mampu atau tertarik pada bedah kosmetik. Banyak yang memilih membaca buku, menonton video, atau mengikuti kelas berisikan tips melawan tanda-tanda penuaan yang menjanjikan tampilan awet muda.
Banyak pengguna layanan ini yang tampaknya didorong oleh ketakutan mereka tentang penuaan, belum lagi representasi media yang tidak realistis tentang tubuh manusia (terutama tubuh wanita).
Tak jarang, orang dewasa yang merasa harus menyembunyikan tanda-tanda penuaan yang terlihat agar tidak dianggap "tua". Kebutuhan untuk terlihat lebih muda memicu gerakan seputar konsep "awet muda," terutama bagi wanita yang lebih mungkin dikritik atas penampilannya ketimbang pria.
Advertisement
Tuntutan untuk Terlihat Awet Muda
Namun, kini dunia menghadapi reaksi balik gerakan "body positivity" yang mendorong pria, terutama wanita, untuk menolak apa yang digambarkan para peneliti feminis sebagai objektifikasi penampilan fisik yang mendukung tampilan yang lebih "asli". Belum lagi standar ganda yang muncul.
Sementara pria yang lebih tua tetap dianggap kompeten terlepas dari uban dan kerutan yang dimiliki, penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak wanita merasa dituntut untuk terlihat lebih muda agar diterima.
Bahkan, para wanita yang menahan diri untuk tidak mewarnai rambut agar terlihat lebih otentik sering melakukan prosedur kecantikan lain demi terlihat awet muda.
Ironisnya, bagi wanita yang memilih untuk membuat dirinya terlihat lebih muda, reaksi negatif yang didapatkan biasanya berasal dari wanita lain daripada pria, sebut temuan yang didukung oleh penelitian psikologi evolusioner.
Sejumlah penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara daya tarik yang dirasakan, harga diri, dan kesejahteraan subjektif.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Women and Aging, ketidakpuasan akan penampilan diri yang sering dialami remaja perempuan juga dapat terjadi pada banyak wanita seiring bertambahnya usia.
Hubungan antara Daya Tarik, Harga Diri, dan Kesehatan
Sebuah survei online yang meneliti lebih dari tiga ratus wanita berusia antara 45 hingga 65 tahun menemukan bahwa wanita yang tidak puas dengan penampilan mereka dan takut bertambah tua sangat rentan mengalami depresi.
Dalam studi lain yang diterbitkan pada 2020, ditemukan hubungan yang kuat antara daya tarik dan kepuasan diri yang dirasakan wanita dari kelompok usia yang berbeda (8-25 tahun, 30-45 tahun, dan di atas 60 tahun).
Studi ini menunjukkan hasil yang serupa untuk daya tarik secara keseluruhan serta daya tarik pada bagian tubuh tertentu.
Orang-orang yang terlihat lebih muda juga merasa lebih muda, yang dengan demikian dapat memberikan manfaat kesehatan yang sangat besar, terutama dalam membantu menangani stres (termasuk stres finansial), mengatasi depresi dan kesepian, serta kepuasan seksual yang lebih besar.
Studi lain tentang penuaan psikologis dan subjektif yang dikembangkan menggunakan AI juga memberikan petunjuk bahwa terlihat lebih muda dan berpikir lebih positif tentang masa depan mengindikasikan tingkat kematian yang lebih rendah. Jadi, dengan terlihat lebih muda Anda mungkin benar-benar panjang umur.
Namun, hanya terlihat lebih muda tidak cukup. Anda perlu berinvestasi pada hal-hal produktif untuk mendapatkan masa senja yang sehat dan sejahtera.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement