Terus Bertambah, Korban Tewas Gempa Turki Lampaui 20.300 per 10 Februari 2023

Gempa bumi hebat yang mengguncang Turki dan Suriah telah menelan 20.318 korban jiwa hingga Jumat 10 Februari 2023.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Feb 2023, 13:00 WIB
Penyelamat Suriah membawa jenazah melewati bangunan yang runtuh saat operasi pencarian berlanjut setelah gempa mematikan di kota Sarmada, di provinsi Idlib barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah pada 6 Februari 2023. Setidaknya 1.400 orang tewas dan 3.411 terluka di seluruh Suriah hari ini dalam gempa bumi yang berpusat di Turki barat daya, kata pemerintah dan penyelamat. (AFP/Aaref Watad)

Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi hebat yang mengguncang Turki dan Suriah telah menelan 20.318 korban jiwa hingga Jumat 10 Februari 2023.

Ada lebih dari 80.000 ribu orang terluka akibat gempa Turki bagian selatan, kata badan bencana negara itu pada Jumat.

Gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6, yang berpusat di Provinsi Kahramanmaras, mempengaruhi lebih dari 13 juta orang di 10 provinsi termasuk Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye dan Sanliurfa.

Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, juga merasakan getaran kuat yang melanda Turki.

Upaya pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung dan tim penyelamat masih menemukan korban beberapa hari setelah getaran mematikan.

Jumlah korban meninggal tersebut terus meningkat di tengah kehancuran yang meluas dan udara dingin yang melanda. Kondisi diperparah dengan kelaparan dan keputusasaan yang menghantui ratusan ribu korban selamat, tapi kehilangan tempat tinggal akibat gempa.

Beberapa orang yang terperangkap di bawah reruntuhan berhasil diselamatkan pada malam hari, termasuk seorang anak laki-laki berusia 10 yang diselamatkan bersama ibunya setelah 90 jam tertimbun di distrik Samandag di provinsi Hatay.

Masih di Hatay, seorang gadis berumur tujuh tahun, Asya Donmez diselamatkan setelah 95 jam dan dibawa ke rumah sakit, lapor kantor berita milik pemerintah Anadolu.

Sayangnya, semakin hari, harapan ditemukannya korban selamat di antara reruntuhan di seluruh wilayah semakin memudar.


Bencana Terbesar dalam Satu Dekade

Ini merupakan bencana terbesar yang terjadi di Turki dan Suriah selama satu abad terakhir. Sebelumnya, gempa 7,8 skala richter terjadi pada Senin, 6 Februari 2023 pukul 04.17 dini hari dan menyebabkan kerusakan yang luas.

Berbagai pihak telah mengirimkan bantuan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kepala Kabinet WHO Dr Catharina Boehme menyampaikan, dengan kondisi cuaca dan gempa susulan yang sedang berlangsung, pihaknya berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa dan memastikan akses kesehatan agar orang bertahan hidup.

“Mereka membutuhkan tempat tinggal, makanan, air bersih dan perawatan medis, untuk cedera akibat gempa bumi, tetapi juga untuk semua kebutuhan kesehatan dasar,” kata Boehme mengutip keterangan WHO, Sabtu (11/2/2023).


Tindakan WHO

Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom dijadwalkan berada di Republik Arab Suriah pada 10 Februari untuk bertemu dengan orang-orang yang paling terkena dampak gempa bumi. Tedros juga melihat bagaimana WHO dapat lebih lanjut mendukung perawatan kesehatan esensial di bidang ini.

WHO pun melakukan pengiriman segera obat-obatan dan perbekalan penyelamat jiwa, tanggapan kesehatan mental dan trauma, kesiapsiagaan dan penyediaan layanan untuk sanitasi, pengawasan penyakit dan pencegahan wabah, serta memastikan kesinambungan layanan kesehatan esensial.

Pada 9 Februari, satu penerbangan tiba di Turki, membawa suplai medis dan bedah dari pusat logistik WHO di Dubai.

Penerbangan lain tiba pada Jumat 10 Februari dan penerbangan ketiga sedang direncanakan dan diharapkan tiba di Republik Arab Suriah pada Minggu.

Secara total, 110 metrik ton persediaan penyelamat hidup akan digunakan untuk merawat 400.000 orang. Dan jumlah yang lebih banyak lagi akan menyusul.


Dampak Gempa

Gempa bumi dahsyat yang juga dirasakan di Lebanon dan Israel ini akan berdampak besar pada rakyat dan ekonomi negara, kata akademisi Arab Saudia, Profesor Paul Martin Mai.

Menurut pakar dari departemen Ilmu dan Teknik Bumi di Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah itu, gempa yang baru-baru ini terjadi memiliki kekuatan yang sama dengan gempa terkuat yang tercatat di Turki pada 1939.

Data gempa susulan awal menyebutkan bahwa gempa tersebut memiliki panjang retakan lebih dari 300 km.

“Lebih dari 300 km, desa dan kota hancur, ekonomi terpengaruh, infrastruktur kehidupan - gas, listrik, jaringan pipa air - akan terganggu,” katanya mengutip CNA.

“Dampaknya terhadap penduduk dan ekonomi lokal akan sangat besar karena gempa bumi yang begitu besar mempengaruhi area yang luas.”

Ia menambahkan, gempa ini melebihi kekuatan gempa tahun 1999 di dekat Istanbul yang memakan lebih dari 15.000 korban jiwa.

Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya