Turun Jelang Kiamat, Apakah Nabi Isa AS Akan Menikah di Akhir Zaman?

Saat Allah SWT mengangkat Nabi Isa kondisinya belum menikah. Lantas, apakah Nabi Isa akan menikah di akhir zaman?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 12 Feb 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi puasa, Ramadan, Islami. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam Nabi Isa AS diyakini masih hidup. Allah SWT akan kembali menurunkannya pada akhir zaman atau ketika dunia mendekati kiamat.

Adapun yang disalib kala itu adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa, yaitu Yudas Iskariot. Sementara itu, Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT.

Saat Allah SWT mengangkat Nabi Isa kondisinya belum menikah. Lantas, apakah Nabi Isa akan menikah di akhir zaman?

Mengutip tayangan di YouTube Al Atthos, Habib Ahmad Anis bin Husein Al Atthos menjelaskan bahwa semua para nabi menikah. Menikah adalah sunahnya para nabi.

“Itu (menikah) sunah semua nabi dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad. Tapi ada yang ditunda nikahnya. Sayyidina Nabi Isa ditunda sama allah SWT. Dia minta jadi umatnya Nabi Muhammad SAW,” kata Habib Ahmad Anis dikutip Sabtu (11/2/2022).

Habib Ahmad Anis menuturkan, Nabi Isa akan turun kembali ke bumi pada akhir zaman oleh Allah SWT. Kemudian ia akan menikah dan menjalankan tugasnya.

“Jadi nanti nabi (Isa) turun ke bumi pada akhir zaman. Dia kawin, baru dakwah meluruskan orang-orang Nasrani yang menuhankan dia,” terangnya. 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Tugas Nabi Isa Ketika Diturunkan Kembali

Selain mengajak umat manusia untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, Nabi Isa AS akan menjalankan misi lain pada akhir zaman. Mengutip asysyariah.com dan sumber lainnya, berikut adalah misi Nabi Isa AS saat diturunkan kembali ke bumi.

1. Menyelamatkan Fitnah Ya’juj dan Ma’juj

Ketika turun kembali ke bumi, Nabi Isa AS akan menyelamatkan umat Nabi Muhammad SAW dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj. Sebagaimana diriwayatkan Thabrani, fitnah Ya’juj dan Ma’juj amat besar dan jumlah mereka sangat banyak.

2. Menjadi Hakim yang Adil

Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan, “Yakni beliau turun sebagai hakim dengan (hukum) syariat ini, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau syariat yang menghapus (syariat Nabi Muhamad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, -pent.). Bahkan beliau adalah salah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini." (Syarah Muslim, 2/366. Demikian pula Ibnu Hajar rahimahullahu menerangkan dalam Fathul Bari, 6/491).

3. Menghancurkan Salib

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Maksudnya, beliau akan melenyapkan agama Nasrani dengan cara menghancurkan salib hingga tak tersisa, serta menghilangkan keyakinan kaum Nasrani yang amat mengagungkannya (salib).” (Fathul Bari, 6/491)

4. Membunuh Babi 

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Pada lafaz hadits ini terdapat dalil bagi mazhab kami (mazhab asy-Syafi’i) dan mazhab mayoritas para ulama, yaitu apabila kita menemukan babi di sebuah negeri yang dilanda perang atau negeri yang aman dan kita mampu membunuhnya, hendaknya kita membunuhnya.” (Syarh an-Nawawi, 2/367)

5. Menghapus Jizyah

Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada Ahli Kitab yang hidup di negeri kaum muslimin dan tidak mau memeluk agama Islam. Dengan jizyah tersebut mereka boleh tinggal di negeri kaum muslimin dan akan mendapatkan jaminan keamanan. 

Akan tetapi, dengan diturunkannya Nabi Isa alaihis salam ke muka bumi, Islam tidak lagi menerima jizyah. Artinya, tidak ada apa pun yang bisa diterima dari Ahli Kitab kecuali keislaman mereka.

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Makna yang benar adalah bahwa beliau (Nabi Isa) tidak akan menerima jizyah, tidak akan menerima apa pun dari orang kafir kecuali Islam. Adapun orang kafir yang tetap ingin membayar jizyah, mereka tidak akan dilindungi. Bahkan, beliau hanya mau menerima keislaman (orang kafir). Jika enggan, ia akan dibunuh. Demikian yang dikatakan oleh Abu Sulaiman al-Khaththabi rahimahullah dan para ulama selain beliau.” (Syarh an–Nawawi, 2/367)

Wallahu’alam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya