Liputan6.com, Jakarta - Gempa Turki yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023 juga berimbas ke bursa saham Turki. Pada perdagangan 8 Februari 2023, otoritas bursa mengumumkan penangguhan perdagangan.
Mengutip Yahoo, Sabtu (11/2/2023), aksi tersebut untuk mencegah pasar turun dalam lagi setelah kapitalisasi pasar menguap USD 35 miliar atau sekitar Rp 530,20 triliun (asumsi kurs 15.148 per dolar AS) setelah gempa melanda Turki. Indeks acuan di Bursa Istanbul (BIST 100) sudah turun 16 persen selama sepekan sejak gempa Turki melanda.
Advertisement
Suspensi sementara perdagangan saham juga dilakukan seiring indeks acuan Borsa Istanbul turun 7,1 persen pada Rabu, 8 Februari 2023. "Kami memutuskan untuk menghentikan bursa saham, untuk saham, produk berjangka dan opsi,” ujar Borsa Istanbul kepada sejumlah media.
Borsa Istanbul menyebutkan perdagangan saham akan dilanjutkan pada 15 Februari 2023. Adapun penutupan bursa saham untuk sementara yang pertama terjadi dalam 24 tahun. Hal ini setelah gempa besar melanda Turki pada 6 Februari 2023 mendorong pemerintah umumkan keadaan darurat di 10 provinsi yang paling terpukul. Gempa bumi pertama berkekuatan magnitudo 7,8 dan kedua 7,5.
Koreksi yang alami indeks Borsa Istanbul 100 telah menempatkan kinerjanya di jalur mingguan terburuk sejak 2008. Terakhir kali Turki terpaksa menghentikan perdagangan saham juga akibat gempa bumi yang terjadi pada 1999 di pusat industri dekat Istanbul. Pasar ditutup selama seminggu setelah gempa.
Adapun mata uang Turki, lira jatuh ke rekor terendah setelah gempa. Namun, gerak lira semakin membaik pada Rabu, 8 Februari 2023.
Hingga Sabtu, 11 Februari 2023, korban meninggal karena gempa Turki dan Suriah mencapai lebih dari 24.000 jiwa.
Korban Meninggal Lebih dari 24 Ribu Jiwa per 11 Februari 2023
Sebelumnya, gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah telah menelan puluhan ribu korban meninggal dunia.Korban tewas mencapai lebih dari 24.000 di Turki dan Suriah saat upaya penyelamatan terus berlanjut.
Mengutip BBC, Sabtu (11/2/2023), menurut Presiden Turki Tayyip Erdogan, korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 21.043 jiwa. Sedangkan di Suriah menurut kantor berita AFP, sekitar 3.553 orang dilaporkan meninggal dunia sehingga total korban yang meninggal di Turki dan Suriah sekitar 24.956 jiwa.
Upaya penyelamatan terhadap korban pun terus berlanjut. Keajaiban-keajaiban pun hadir di tengah upaya penyelamatan seiring ditemukan korban yang masih bertahan hidup. Di Hatay, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dilaporkan ditarik dari reruntuhan bangunan setelah terperangkap selama 128 jam. Arda Can Ovun ditarik dari puing-puing bangunan oleh tim penyelamat.
Selain itu, mengutip CNN, seorang wanita berusia 70 tahun telah diselamatkan dari puing-puing di kota Kahramanmaras, Turki, 121 jam setelah gempa dahsyat melanda Turki dan Suriah.
Perempuan yang diselamatkan itu bernama Menekse Tabak. Upaya penyelamatan itu juga terjadi hanya beberapa jam setelah seorang anak-laki berusia 16 tahun ditarik hidup-hidup dari puing-puing bangunan yang hancur di wilayah tersebut.
Advertisement
Keajaiban Saat Penyelamatan
Seorang petugas PBB di negara itu telah memperingatkan kalau mendekati akhir jendela pencarian dan penyelamatan dengan probabilitas yang lebih rendah untuk menemukan korban selamat di bawah reruntuhan pada suhu di bawah titik beku.
Gempa dahsyat telah melanda Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023. Gempa terjadi pada pukuk 04.17 pagi waktu setempat dengan pusat gempa di Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang berjarak 33 km dari ibu kota provinsi tersebut. Mengutip Antara, Gaziantep berpenduduk dua juta orang yang juga menjadi tempat bagi ratusan ribu pengungsi korban perang saudara Suriah yang mulai pecah pada 2011. Gempa ini segera diikuti 40 gempa susulan, dan satu di antaranya bermagnitudo 6,7.