Dukung Kesejahteraan, BRI Salurkan 10 Mesin Kapal ke Nelayan di Labuan Bajo

PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI terus mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat di wilayah pesisir.

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Feb 2023, 22:03 WIB
BRI bantuan mesin kapal ke nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Laba-laba di Labuan Bajo.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI terus mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat di wilayah pesisir. Salah satunya melalui pemberian bantuan mesin kapal ke nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Laba-laba di Labuan Bajo.

Penyaluran bantuan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan "Gerakan Peduli Sampah" yang diselenggarakan oleh PT Hotel Indonesia Natour bersama dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) di Kawasan Marina Labuan pada Kamis (26/1/2023) lalu.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan langkah ini merupakan wujud nyata dari kontribusi BRI dalam mendukung ekonomi masyarakat setempat khususnya para nelayan yang sehari-hari beraktivitas menangkap ikan di sekitar perairan Labuan Bajo.

“Bantuan ini diharapkan bisa mendorong produktivitas penangkapan ikan sekaligus menyediakan mesin kapal yang lebih ramah lingkungan'" ungkapnya mengutip keterangan resmi, Sabtu (11/2/2023).

Upaya-upaya yang dilakukan BRI dengan berkolaborasi bersama masyarakat setempat juga dilakukan untuk membangun Labuan Bajo menjadi ekosistem wisata Indonesia yang bersih, lestari dan mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

Aestika juga menambahkan, sebelumnya BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli telah menyalurkan bantuan bagi masyarakat di Labuan Bajo berupa pembangunan Dermaga di Pulau Komodo serta pembangunan sarana umum dan fasilitas pendidikan di SDN Mesa di Pulau Mesa.

Informasi, KUB Nelayan Laba Laba merupakan sebuah kelompok usaha yang terdiri dari para nelayan yang berdomisili di sekitar Labuan Bajo. Kelompok Usaha ini berdiri pada tahun 2021 dengan jumlah anggota sebanyak 10 (sepuluh) nelayan.

 


Berdampak Positif

Kapal tangkap ikan GT 30 bersandar di Pelabuhan Muara Baru dan Pelabuhan Angke, Jakarta, Sabtu (9/10/2021). Dengan terbitnya PP Nomor 85 Tahun 2021, PNBP untuk para nelayan mengalami kenaikan sebesar 600 persen dari tarif biasanya. (merdeka.com/Imam Buhori)

Ketua KUB Laba-laba Muhamad Ali mengungkapkan bahwa sejak didirikan pada 2021, para nelayan yang bergabung dalam KUB ini menggunakan Perahu Motor manual. Namun, dengan daya yang relatif kecil dan menimbulkan polusi udara yang tinggi di lautan.

Bantuan mesin kapal yang diberikan BRI tentunya memberikan dampak bagi produktivitas penangkapan para nelayan dan membantu mengurangi polusi udara.

“Kami berterima kasih atas bantuan yang diberikan BRI yang tentunya sangat bermanfaat bagi kami. Mesin yang baru ini lebih besar kapasitasnya dan lebih ramah lingkungan. Ini tentunya akan mendorong hasil tangkapan kami dan juga mendorong upaya kita bersama menjaga lingkungan di sini” ungkap Ali.

 


Erick Thohir Kembangkan Ekosistem Usaha Nelayan

Menteri Erick Thohir saat bertemu nelayan di Banyuwangi. (Ist)

Menteri BUMN Erick Thohir membidik potensi kerja sama untuk meningkatkan ekosistem usaha nelayan kedepannya. Hal ini dimulai dengan memudahkan akses BBM bagi para nelayan.

Kemudahan akses itu diberikan melalui kerja sama antara Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Penyaluran BBM nantinya akan dilakukan oleh anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga.

Erick berujar kalau potensi kerja sama masih terbuka lebar. Artinya, tak hanya berbicara akses BBM secara khusus, namun juga ekosistem usaha nelayan secara luas.

"Hari ini baru satu, bagaimana memastikan kesediaan BBM untuk nelayan, belum bicara budidaya, cold storage. Ini baru pilot project di bawah payung empat diskusi kesepakatan Pak Menteri dan saya," kata dia mengutip keterangan resmi KKP, Kamis (2/2/2023).

 


Maksimalkan Potensi

Menteri BUMN RI, Erick Thohir memberikan sambutan dalam acara Peresmian Inisiasi Program Solusi Nelayan di SPBUN 48.532.04 KUD Minu Suroyo PPS Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu, (17/9/22). (Dok Pertamina)

Erick Thohir menegaskan kalau pihaknya bersama BUMN siap menjadi pendukung dalam memaksimalkan potensi yang ada. Dari ekosistem usaha nelayan hingga potensi industrialisasi pangan.

"Kami selalu menjadi supporting bagi kementerian, dan kami harus memaksimalkan potensi industrialisasi pangan kita terutama hari ini di laut, agar mencapai hasil maksimal," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan untuk mendukung kebutuhan BBM bersubsidi bagi nelayan akan dilakukan penambahan minimal 30 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di titik-titik yang disepakati bersama KKP. Saat ini terdapat 387 SPBN yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

Sinkronisasi data antara pihaknya, koperasi nelayan, serta KKP juga terus dilakukan untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi bagi nelayan terpenuhi dan tepat sasaran.

"Jadi ada tiga hal yang kami akan pastikan untuk kebutuhan BBM bagi nelayan. Pertama adalah ketersediaan. Dari angka tadi yang dibutuhkan sudah masuk dalam kuota 2023. Yang kedua adalah aksesibilitas, ini yang hari ini kita koordinasikan. Serta harga sesuai dan sama di seluruh Indonesia. Dengan digitalisasi kita pastikan subsidi lebih tepat sasaran," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya