Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa gempa bumi yang menelan puluhan ribu jiwa di Turki dan Suriah membuat masyarakat dunia berduka. Hingga Sabtu (11/2/2023), sebanyak 23 ribu orang lebih meninggal.
Sebelumnya, masyarakat Indonesia juga berduka usai gempa dahsyat yang meluluhlantakkan Cianjur. Gempa ini menyebabkan ratusan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka.
Gempa bumi tak sekadar menghilangkan nyawa. Gempa juga menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Berbagai infrastruktur hingga tempat ibadah dan perkantoran rusak dan tidak bisa digunakan.
Bagi masyarakat Indonesia, gempa seolah adalah kejadian biasa. Sebab, gempa kerapkali terjadi di berbagai daerah. Ini disebabkan Indonesia berada di kawasan cincin api atau ring of fire.
Baca Juga
Advertisement
Secara umum, di Indonesia gempa disebabkan dua hal. Yakni, karena aktivitas tektonik dan vulkanik.
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah diguncang gempa dahsyat yang memicu tsunami Aceh. Ini adalah musibah gempa dan tsunami terburuk dalam sejarah modern. Lebih dari 200 ribu orang meninggal dunia. Ribuan lainnya dinyatakan hilang.
Seperti diketahui, dalam sains, gempa adalah bagian dari siklus alam untuk menemukan keseimbangan. Gempa juga telah diabadikan dalam Al-Qur'an.
Gempa yang diabadikan dalam Al-Qur'an tentu saja bukan gempa biasa. Ada hikmah di balik gempa dahsyat yang menimpa kaum tertentu, sebagai ibrah umat zaman sekarang.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gempa di Zaman Nabi Shaleh dan Syuaib
Mengutip Republika, Al-Qur'an mencatat peristiwa gempa bumi yang terjadi di masa lalu. Ada empat ayat Al-Qur'an yang mengungkapkan dua kali kasus gempa bumi dalam kurun waktu berbeda di masa lampau, yang meluluhlantakkan negeri dan umat yang ditimpanya. Tidak kurang dari kedahsyatan kasus gempa bumi yang terjadi saat ini.
Dua dari empat ayat yang mengungkapkan kasus gempa itu terdapat dalam surat Al-A'raf dengan lafaz yang sama, masing-masingnya ayat 78 tentang kasus gempa yang menimpa umat Nabi Shaleh:
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.”
Dan ayat 91 di surat yang sama yang menunjuk kasus gempa yang dialami umat Nabi Syuaib. Firman Allah SWT:
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
''Lalu, mereka dibinasakan oleh gempa bumi sehingga pagi harinya mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''
Tidak jauh beda dari kedua ayat di atas, surat Hud ayat 67 kembali menunjuk kasus gempa yang menimpa umat Nabi Shaleh. Firman-Nya:
وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دِيَٰرِهِمْ جَٰثِمِينَ
''Dan, orang-orang yang aniaya itu ditimpa suara gemuruh, lalu mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''
Advertisement
Hikmah: Ibrah atau Pengingat
Kemudian Surat Al-'Ankabut ayat 37 mengungkapkan kasus gempa yang dialami umat Nabi Syuaib. Firman-Nya:
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
''Lalu mereka mendustakannya (Syuaib), kemudian mereka disiksa dengan gempa raya, lalu di pagi hari mereka bergelimpangan dalam rumahnya.''
Empat ayat Alquran di atas selayaknyalah mengundang manusia (terutama Muslim) agar melirik kasus gempa sebagai sebuah 'ibrah (pelajaran). Paling tidak, ada tiga hal yang dapat dilihat:
Pertama, kasus gempa bumi bukan hanya terjadi sekarang, melainkan telah terjadi di masa lampau dan mungkin akan terjadi lagi di masa datang.
Pengetahuan seperti itu membuka peluang kepada manusia untuk meningkatkan kehati-hatian dan bahkan mendeteksi saat-saat akan terjadinya gempa sebagai upaya menghindari bahaya yang lebih fatal.
Kedua, gempa bumi mutlak terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa (Allah SWT). Kendati menurut teori para ahli dan ilmuwan disebabkan gunung meletus atau pergeseran lempeng bumi dan sebagainya, semua itu tidak lain dari kehendak-Nya. Gempa bumi terjadi di luar kemampuan manusia atau makhluk lainnya.
Ketiga, kasus gempa bumi di zaman Nabi Shaleh dan Nabi Syuaib ternyata berhubungan dengan sikap umat yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini bukan hanya membuat kita terpukul oleh musibah gempa, melainkan juga mengharuskan kita melakukan koreksi diri.
Tim Rembulan