Bantu Turunkan Angka Stunting, Aplikasi Simpati Buatan Sumedang Bakal Dijajal di 50 Wilayah

Ada 50 kabupaten/kota dengan angka stunting yang tinggi bakal menjajal memakai aplikasi Simpati buatan Sumedang.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2023, 12:00 WIB
Menkes ke Sumedang terkait melihat sistem aplikasi penanganan stunting buatan kabupaten itu.

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Sumedang memiliki aplikasi penanganan stunting bernama Sistem Informasi Penanganan Stunting Terintegrasi (e-Simpati). Melihat kesuksesan Sumedang dalam memanfaatkan teknologi, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan aplikasi tersebut bakal diuji coba untuk digunakan di 50 daerah kabupaten dan kota.

Ada 50 kabupaten dan kota yang dipilih merupakan wilayah dengan angka stunting yang tinggi. Maka, perlu uji coba melihat manfaat aplikasi tersebut di wilayah lain. 

"Saya sudah minta izin sama Pak Bupati kemarin," kata Budi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Terkait stunting di Tanah Air, menurutnya pemerintah pusat tengah dalam proses perbaikan Satu Data Indonesia. Dengan data itu, kata dia, nantinya pemerintah bisa memiliki data yang pasti.

"Termasuk di Kemenkes sendiri, kami memiliki Satu Data Kesehatan dan kita ingin memastikan data," kata Budi mengutip Antara.

Untuk itu, ia mengapresiasi aplikasi e-Simpati itu sebagai komitmen untuk penanganan stunting. Selain itu, menurutnya, aplikasi itu pun bisa bermanfaat untuk diadopsi bagi daerah lain.

"Jadi saya ingin datang dan melihat langsung apa yang dilakukan Kabupaten Sumedang dan bisa membantu terkait apa saja yang dibutuhkan Sumedang dalam penurunan angka stunting ini," kata Budi.


Jokowi Minta Kabupaten/Kota Lain Tiru Cara Sumedang

Keberhasilan Kabupaten Sumedang dalam menurunkan angka stunting dari 32 persen (2018) ke angka 8 persen saat ini bisa ditularkan ke wilayah lain.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar Dony bisa berbagi ke daerah lain untuk membagikan upaya yang selama ini Sumedang lakukan dalam mengatasi stunting.

"Pak Presiden minta saya untuk keliling setiap provinsi untuk memaparkan hal ini," kata Dony di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Januari 2023.

Menurut Dony, ketika sesuatu kebijakan dibuat berdasarkan data maka akan menghasilkan hasil yang baik. Termasuk dalam penerapan penurunan stunting.

"Kata kuncinya adalah good data make good decision and good result."

Selaras dengan pernyataan Dony, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa Jokowi meminta Dony ke daerah dengan angka stunting tinggi usai mendengar bahwa Sumedang bisa menghasilkan perubahan yang baik dengan penggunaan data.

"Arahan Bapak Presiden, Pak Bupati langsung dikirim ke sana untuk bisa mereplikasi, membantu bupati dan wali kota di daerah-daerah yang stuntingnya masih tinggi tapi nilai SPBE-nya mencukupi agar bisa segera mengulangi suksesnya beliau," ujar Budi. 


Pemanfaatan Teknologi

Dony menuturkan platform bernama Simpati atau Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi membantu kader posyandu bisa memakai dan menangani stunting.

Data penimbangan anak, seperti lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan dimasukkan ke dalam Simpati oleh kader posyandu. Ya, setiap posyandu yang ada di Sumedang mendapatkan satu smartphone yang salah satu penggunaanya untuk memasukkan data fisik anak-anak di sana.

Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.

"Semua kader Posyandu kami dilatih untuk paham menggunakan aplikasi Simpati. Satu Posyandu satu smartphone. 1.750 posyandu masing-masing diberi smartphone," kata Dony.

Lewat data tersebut, bisa diketahui data desa dengan tingkat stunting tertinggi lalu data anak yang dengan status stunting. Bahkan bisa untuk mengetahui analisis penyebab dan cara mengurangi stunting di masing-masing desa.

 

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya