Erick Thohir Dorong BUMN Kembangkan KEK Arun Lhokseumawe Jadi Kawasan Industri Hijau

Erick Thohir menyampaikan, saat ini pembangunan terus digalakkan di Aceh salah satunya dengan KEK Arun Lhokseumawe. Hal ini untuk memastikan Aceh menjadi salah satu sumber energi juga perbaikan pangan nasional.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Feb 2023, 17:15 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN bersinergi untuk mengembangkan KEK Arun Lhokseumawe menjadi kawasan industri hijau.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mendorong sinergi BUMN untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, atau KEK Arun Lhokseumawe menjadi kawasan industri hijau.

Kerjasama lintas BUMN ini diwujudkan melalui penandatanganan Head of Agreement (MoU) Penyertaan Modal di PT Patriot selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun Lhokseumawe.

Di sini, PT Pertamina (Persero) bersama BUMN lain yakni PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh mengambil peran strategis tersebut.

Erick Thohir menyampaikan, saat ini pembangunan terus digalakkan di Aceh. Hal ini untuk memastikan Aceh menjadi salah satu sumber energi juga perbaikan pangan nasional.

"Di bawah dukungan Bapak Presiden (Jokowi) kita terus membangun saat ini. Kita peduli bagaimana berinvestasi di Aceh ini menjadi sebuah keberlanjutan dalam perubahan yang memang menyejahterakan rakyat Aceh pada khususnya," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Minggu (12/2/2023).

Sesuai rencana pemerintah, KEK Arun Lhokseumawe dengan luas 2.600 ha akan fokus pada sektor energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraft.

Selain itu, wilayah ini juga memiliki potensi di pengembangan industri perikanan dan industri pertanian dengan dukungan komoditas unggulan seperti sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, minyak atsiri dan lain-lain.

 


Lokasi Strategis

Penandatanganan Head of Agreement Penyertaan Modal di PT Patriot selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun Lhokseumawe di mana PT Pertamina (Persero) bersama BUMN lain mengambil peran strategis.

KEK Arun Lhokseumawe dengan lokasinya yang sangat strategis memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar perdagangan internasional, khususnya ASEAN. Sehingga membangun KEK Arun Lhokseumawe menjadi kawasan industri hijau sangatlah penting.

Lebih lanjut, Erick menjelaskan, untuk memastikan pembangunan KEK Arun Lhokseumawe dapat berjalan dengan optimal maka dibentuk konsorsium antar BUMN.

Tugas masing-masing BUMN antara lain Pertamina mengembangkan sektor energi (minyak dan gas) beserta fasilitas infrastruktur pendukung, PT Pupuk Iskandar Muda bersama PT Pupuk Indonesia Group mengembangkan klaster industri Petrokimia yang ramah lingkungan.

"Sedangkan PT Pelindo I akan menangani pelabuhan dan logistik, dan PT Pembangunan Aceh mengembangkan agro industri pendukung ketahanan pangan," imbuh Erick Thohir.

Di sisi lain, Pertamina nantinya akan menugaskan salah satu afiliasinya di Sub Holding Gas, PT Perta Arun Gas (PAG) dalam penyertaan modal di KEK Arun Lhokseumawe. PAG akan fokus pada penyediaan energi bersih untuk KEK Arun Lhokseumawe melalui fasilitas LNG Regasifikasi dan LNG Hub.


Arun Punya Potensi Besar jadi Pusat Perdagangan LNG di Asia

Pertagas, Terminal Receiving & Regasifikasi LNG Arun.

Sebelumnya, Subholding Gas Pertamina berkomitmen dalam menjamin keamanan dan stabilitas energi gas bumi di nasional maupun internasional. Hal ini pun akan terus ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi dan sinergi.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan, Subholding Gas Pertamina melalui PGN terus meningkatkan utilitasi gas bumi sebagai energi bersih dengan mengintegrasikan infrastruktur pipa dan non pipa untuk menjalankan mandat keamanan pasokan energi.

“PGN memanfaatkan teknologi dan inisiatif produk-produk energi bersih nasional, serta bersinergi dengan beberapa mitra dalam pengembangan produk maupun proyek,” kata Heru, di Jakarta, Sabtu (26/9/2022).

Adapun upaya untuk menjaga keamanan stabilitas energi di antaranya adalah pengembangan Arun LNG Hub yang dikelola oleh PT Perta Arun Gas (PAG) selaku afiliasi Subholding Gas.

Lokasi Arun yang strategis menjadikannya sebagai pusat LNG trading Asia dan destinasi LNG Hub Global seperti China, Australia, Angola, Mesir, dan Amerika Serikat.

PAG berencana membangun 3 unit tangki LNG Storage baru dengan masing-masing kapasitas 180.000 M3 dalam rangka menjadikan Arun sebagai LNG Hub Leader di Asia pada tahun 2030.

Subholding gas Pertamina pun membuka peluang LNG untuk dijadikan sebagai alternatif energi bersih bahan bakar kapal, dengan melakukan kemitraan pemanfaatan infrastruktur yang ada di PT Badak LNG sebagai terobosan yang menginisiasi proyek LNG Bunkering pertama di Indonesia.

Pada sektor transportasi darat, PGN menyediakan layanan LNG Mobile Refueling Unit (MRU) di 14 lokasi di Indonesia. LNG MRU akan ditingkatkan seiring dengan percepatan pembangunan jalan tol khususnya di Jawa dan Sumatera, serta penambahan jumlah truk logistik. Kebutuhan LNG untuk transportasi darat sebesar 12 BBTUD dalam 10 tahun ke depan.

“Selain lebih bersih dibandingkan bahan bakar diesel, LNG juga lebih terjangkau. Penghematan yang didapatkan sebesar 20 persen untuk kendaraan truk,” imbuh Heru.

 


Alternatif Energi

PGN turut menjalankan mandat dari pemerintah untuk menjadikan LNG dapat dijadikan sebagai alternatif energi bagi pembangkit listrik di berbagai titik di Indonesia bagian tengah dan timur. Ketepatan teknis harus direncanakan secara matang agar alokasi LNG sekitar 83 BBTUD nantinya dapat optimum penggunaannya.

“Untuk bisa memenuhi kebutuhan energi di Indonesia sebagai negara kepulauan, pengembangan beyond pipeline untuk distribusi LNG adalah keharusan. Demand LNG retail diperkirakan meningkat hingga 119 BBTUD dalam 10 tahun ke depan. Target ini cukup menantang dalam penyediaan infrastruktur LNG seperti Isotank, microbulk, tabung VGL, dan sebagainya, serta mengutamakan skema logistik yang seefisien mungkin,” jelas Heru.

Selain LNG, terobosan beyond pipeline lainnya yang dilakukan PGN meliputi pengembangan Gaslink Cylinder dimana CNG disalurkan untuk sektor UMKM, pengembangan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dengan PT Pupuk Iskandar Muda, pengembangan biomethane dan hidrogen.

"Subholding Gas bertanggungjawab untuk menjaga ketahanan energi di Indonesia dengan mengupayakan berbagai sumber energi bersih domestik guna memenuhi permintaan dalam negeri, menjamin pasokan, realibility, dan affordability bagi pertumbuhan ekonomi nasional," tutupnya. 

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya