Liputan6.com, Jakarta - Dikisahkan, ketika Isra Mi'raj, dan dalam perjalanan Mi'raj dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW melihat berbagai pemandangan menawan. Salah satunya adalah keberadaan sungai surga.
Dari empat sungai itu, dua di antaranya mengalir di bumi. Hal ini dikisahkan dalam hadis berikut,
Advertisement
عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَوَرُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى فَإِذَا نَبِقُهَا كَأَنَّهُ قِلَالُ هَجَرَ وَوَرَقُهَا كَأَنَّهُ آذَانُ الْفُيُولِ فِي أَصْلِهَا أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ نَهْرَانِ بَاطِنَانِ وَنَهْرَانِ ظَاهِرَانِ فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ فَقَالَ أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَفِي الْجَنَّةِ وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ النِّيلُ وَالْفُرَاتُ
"Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha yang ternyata bentuknya seperti kubah dengan daun jendelanya laksana telinga-telinga gajah. Di dasarnya ada empat sungai yang berada di dalam (disebut Bathinan) dan di luar (Zhahiran). Aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab: "Adapun Bathinan berada di surga sedangkan Zhahiran adalah Nil dan Eufrat (dua nama sungai di surga),"
Mengutip buku Isra' Mi'raj karya Ibnu Hajar al-Asqalani dan Imam A Suyuthi melalui Republika, dalam hadis riwayat Muslim disebutkan Sihun, Jihun, Sungai Nil, dan Eufrat termasuk sungai-sungai surga. Maksud hadis tersebut di bumi terdapat empat sungai yang bersumber dari surga.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sungai Nil dan Eufrat
Keempat Sungai tersebut memang benar-benar ada di bumi. Sungai Nil dikenal dengan Mesirnya, Eufrat dengan peradaban Babaylonia hingga Irak masa kini. Sementara, Seihan dan Jeihan disebut ada di Turki.
Memang, tidak ada riwayat yang menyatakan bahwa Sungai Sihun (Seihan) dan Sungai Jihun (Jeihan) bersumber dari akar (pohon) Sidratul Muntaha.
Hanya Nil dan Eufrat yang disebutkan bersumber dari sana. Artinya, dua sungai (surga) yang tampak samar yang disebutkan hadits.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa Sungai Nil dan Eufrat bersumber dari surga. Keduanya keluar dari akar pohon Sidratul Muntaha, lalu mengalir ke mana saja sesuai kehendak Allah. Selanjutnya, kedua sungai ini mengalir turun ke bumi dan mengalir di sana, akhirnya keluar dari dalam bumi sebagai mata air.
Tim Rembulan
Advertisement