Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini Warteg Misyu tengah ramai jadi perbincangan di media sosial. Hal itu diketahui dari unggahan Twitter resmi Kitabisa, sebuah laman resmi aplikasi untuk membantu warga.
"Yuk, lanjutin terus patungan gerakan #SemuaBisaMakan via aplikasi Kitabisa," tulis akun @Kitabisa di Twitter dikutip Minggu, 12 Februari 2023.
Baca Juga
Advertisement
Pada unggahan tersebut tampak sebuah warteg berubah menjadi Warteg Misyu. Misyu sendiri merupakan singkatan dari "makasih ya kamyu", beberapa foto yang diunggah memperlihatkan siapa saja yang mendapatkan makan gratis di warteg tersebut.
Mereka yang mendapatkannya, antara lain pelajar sekolah SD dan SMA, para supir ojek online bahkan ibu rumah tangga. Di spanduk depan warteg tertulis "Warteg Misyu, makanan gratus tuk kamyu warga yang membutuhkan", sambil mengajak orang lain untuk ikut berdonasi melalui aplikasi Kitabisa.
"Warteg Misyu ini gak cuma nyari lahan, tapi juga berbagi makanan gratis buat warga yang membutuhkan. Mulai dari ojol, anak sekolah, nenek dan cucunya kebagian senengnya," kicau akun @Kitabisa, kembali mengunggah potret para supir ojol yang tengah menikmati makanan gratis dari Warteg Misyu.
Tapi nama warteg yang mirip dengan sebuah kedai es krim serta logonya hampir mirip, sekilas membuat orang berpikir apakah satu pemilik. Namun ternyata Warteg Misyu tidak ada hubungannya dengan toko es krim tersebut. "Kalo sampe 1000 likes, fix buka cabang baru. Setuju cari ruko perut kosong lagi?"
Bagi-Bagi Beras Landing On You
Program dari Kitabisa.com ini ternyata juga menyasar warga dengan membagikan beras juga. Uniknya program berbagi ini memang mengambil isu yang pernah viral di masyarakat seperti Warteg Misyu dari Es Krim Mixue dan Drama Korea Crush Landing on You menjadi beras Landing on You.
"Wuiii abis kemarin viral Warteg Misyu, sekarang #OrangBaik juga bagi-bagi BERAS MISYU & BERAS LANDING ON YOU. Ihiiyyyy 😍🥰."
Salah satu yang mendapat bantuan beras adalah sebuah pondok pesantren di Kota Tangerang. "Makasih ya kamu yang sudah berbagi kebahagiaan untuk para santri di pondok pesantren. Selanjutnya kita berbagi ke mana lagi ya?" demikian bunyi keterangan di Twitter.
Kegiatan tersebut pun berkolaborasi dengan organisasi lainnya seperti Setara Foundation yang disalurkan untuk santri di Ponpes Rahmatul Ummah dan Miftahul Huda Annidzom, Tangerang. "Ini semua hasil patungan kamu bareng Kitasobi di aplikasi Kitabisa," begitu bunyi keterangan di foto yang beredar.
Advertisement
Warteg Makanan Merakyat
Warteg memang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Rasanya hampir setiap orang pernah menikmati menu makanannya yang murah meriah di kantong.
Bahkan saat di luar negeri orang bisa kangen dengan warteg. Seperti pria yang berbagi pengalaman saat membeli makanan di restoran Taiwan dengan sistem mirip warteg yang ada di Indonesia.
Momen itu dibagikan melalui akun TikTok @fxeedo. Sama seperti di warteg, rumah makan di Taiwan tersebut juga menyajikan aneka makanannya di etalase kaca. Pelanggan yang ingin makan hanya perlu menunjuk lauk apa yang mereka inginkan dan pegawai akan mengambilkannya. "Pokoknya ini makanan paling merakyat bagi kita mahasiswa atau pekerja di Taiwan," kata pria tersebut.
Rumah makan seperti sistem penyajian ala warteg ini disebut bian dang di Taiwan. Konsep yang dipakai di rumah makan ini yaitu menu perpaduan satu nasi, satu lauk, dan empat sayur. Makanan yang disajikan terbilang lengkap dan beragam. Menu yang ia beli untuk dibawa pulang dikemas pada wadah kotak dengan kertas tebal.
Warteg di Taiwan
Pria ini lalu menunjukkan menu apa saja yang ia beli di rumah makan itu. Pertama ia membeli ayam goreng Taiwan berukuran cukup besar. Terdapat pula kentang goreng serta sayuran yang melengkapi makanannya saat itu. Makanan dibanderol dengan harga berkisar antara NTD65 hingga NTD80 (Rp32 ribu hingga Rp40 ribu).
Pria itu mengaku kaget lantaran harga ini termasuk murah bagi orang Indonesia di Taiwan yang menurut pemilik akun biasanya membeli makanan minimal seharga Rp50 ribu. Itu pun rasanya belum tentu enak bagi lidah orang Indonesia.
Jika ingin membeli makanan khas Indonesia, dapat dijumpai di beberapa restoran tapi harganya bisa lebih mahal lagi. Video lantas menarik perhatian warganet, beragam komentar memenuhi unggahan.
"Wah, mahalan makan nasi campur di Batam," sahut seorang warganet. "Makanan saya tiap hari pas dulu kuliah di sana hehehe," sebut warganet lainnya. "Wah murah sih ini buat ukuran Taiwan. Beneran penyelamat buat mahasiswa hahaha," komentar warganet lainnya.
Advertisement