Liputan6.com, Jakarta - Harga emas hari ini yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam turun tipis Rp 1.000 dibandingkan dengan perdagangan kemarin. Pada Senin (13/2/2023), harga emas Antam dibanderol Rp 1.027.000 per gram.
Sementara itu, untuk harga emas Antam untuk pembelian kembali atau buyback juga mengalami penurunan dengan nilai yang sama menjadi Rp 912.000 per gram. Harga buyback ini merupakan patokan bila Anda menjual emas, maka Antam akan membelinya di harga Rp 912.000 per gram.
Advertisement
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Antam juga menawarkan emas seri batik, gift seri dengan ukuran beragam. Terbaru, emas edisi khusus uang dirilis Antam adalah Emas Imlek Rabbit yang keluar di awal tahun ini.
Harga emas Antam belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Hingga pukul 08.04 WIB, Senin (13/2/2023), harga emas Antam sebagian besar masih ada.
Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Berikut rincian harga emas Antam hari ini:
- Harga emas Antam 0,5 gram = Rp 563.500
- Harga emas Antam 1 gram = Rp 1.027.000
- Harga emas Antam 2 gram = Rp 1.994.000
- Harga emas Antam 3 gram = Rp 2.966.000
- Harga emas Antam 5 gram = Rp 4.910.000
- Harga emas Antam 10 gram = Rp 9.765.000
- Harga emas Antam 25 gram = Rp 24.287.000
- Harga emas Antam 50 gram = Rp 48.495.000
- Harga emas Antam 100 gram = Rp 96.912.000
- Harga emas Antam 250 gram = Rp 242.015.000
- Harga emas Antam 500 gram = Rp 483.820.000
- Harga emas Antam 1.000 gram = Rp 967.600.000.
Harga Emas Dunia Diperkirakan Tenggelam Pekan Ini
Sebelumnya, sentimen harga emas diperkirakan akan memburuk pada perdagangan pekan ini. Prediksi ini karena harga emas di akhir pekan lalu berakhir di bawah level USD 1.900 per ons.
Namun di luar itu, jika memang harga emas akan turun pada pekan ini. Sejumlah pelaku pasar melihatnya sebagai potensi atau peluang untuk melakukan aksi borong emas.
Dalam survei harga emas mingguan yang dilakukan oleh Kantor Berita Kitco menunjukkan bahwa para analis di Wall Street memperkirakan harga emas akan bearish dalam jangka pendek. Sedangkan sentimen bullish di antara investor ritel atau para pelaku pasar telah turun ke titik terendah sejak akhir Oktober.
"Secara keseluruhan, kemampuan pasar yang terbatas untuk merespons penurunan Jumat lalu di bawah USD 1.900 terus membebani pasar," kata kepala analis komoditas Saxo Bank, Ole Hansen dikutip dari Kitco, Senin (13/2/2023).
Hansen menambahkan bahwa dia netral pada harga emas pada pekan ini, dengan aksi harga seperti melempar koin.
Darn Newsom, analis teknis senior di Barchart.com, mengatakan bahwa emas dapat melihat bahwa akan ada beberapa aksi yang menarik dari harga emas pada minggu ini. Dia mencatat bahwa logam mulia memiliki momentum penurunan yang solid tetapi oversold dalam jangka pendek.
Dia menambahkan bahwa prospek teknis jangka pendek menunjukkan harga menguji support di USD 1.823 per ons.
"Itu jauh di bawah sana, dan seperti yang saya katakan, kontrak sudah oversold jangka pendek. Emas perlu melihat indeks dolar AS memperpanjang uptrend jangka pendeknya minggu ini," katanya.
Advertisement
Hasil Survei Kitco
Minggu ini, 19 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara peserta tersebut, sembilan analis atau 47 persen bersikap bearish pada emas dalam waktu dekat.
Pada saat yang sama, hanya dua analis atau 11 persen yang bullish untuk minggu depan dan delapan analis, atau 42 persen melihat harga diperdagangkan sideways.
Sementara itu, 733 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 324 responden atau 44 persen memperkirakan emas akan naik minggu ini.
Sedangkan 274 responden lainnya atau 37 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 135 pemilih atau 18 persen netral dalam waktu dekat.
Kata Analis
Sentimen bearish pada harga emas datang karena pada pekan lalu harga emas mengakhiri minggu dengan kerugian. Emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada USD 1.868 per ons, turun 0,4 persen.
Menurut beberapa analis, tekanan jual emas berlanjut karena anggota Federal Reserve menegaskan kembali sikap hawkish mereka terhadap suku bunga. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka mengharapkan bunga the Fed mencapai puncak di atas 5 persen sebelum mereka dapat menjinakkan inflasi.
Dalam percakapan dengan David Rubenstein di Economic Club of Washington, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa sementara dia melihat tanda-tanda disinflasi. Oleh karena itu kebijakan moneter harus tetap membatasi untuk beberapa waktu ke depan.
Dengan komentar ini, beberapa analis mengatakan bahwa inflasi dapat menimbulkan penurunan harga emas dan perlu lebih lemah secara signifikan dari yang diharapkan untuk membalikkan koreksi saat ini.
Advertisement