Liputan6.com, Jakarta - Hampir seminggu sudah gempa sebesar 7,8 magnitudo melanda Turki, yang mengakibatkan korban hingga 33 ribu sepertinya akan terus bertambah. Namun tim penyelamat telah berhasil menarik para korban yang selamat dari puing-puing reruntuhan, Minggu (12/2/2023).
Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, mengatakan bahwa sejauh ini ada 131 tersangka yang telah diidentifikasi untuk bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa dari ribuan bangunan yang rata dengan tanah.
Baca Juga
Advertisement
Reruntuhan tersebut berada di 10 provinsi yang terkena dampak gempa, dilansir Reuters, Senin (13/2/2023).
"Kami akan menindaklanjuti ini dengan cermat hingga proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan bangunan yang menyebabkan kematian dan luka-luka," ungkapnya.
Pemilihan Presiden
Saat gempa melanda Turki, Presiden Turki, Erdogan, tengah menghadapi pemilihan presiden dan parlemen yang rencananya akan digelar pada Juni mendatang.
Erdogan mengalami penurunan popularitas sebelum bencana terjadi, karena inflasi yang melonjak dan mata uang Turki merosot.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Lamban
Pemerintah juga dituduh lamban dalam upaya memberi bantuan sejak dini. Dan para kritikus mempertanyakan tentara yang memainkan peran kunci tidak didatangkan lebih cepat.
Dan Erdogan mengatakan bahwa situasi telah terkendali, meski tetap mengakui ada masalah seperti tantangan pengiriman bantuan dengan jaringan transportasi rusak.
Pria Diselamatkan Tim China
Gempa Turki telah meruntuhkan banyak bangunan. Dan tak sedikit masyarakat di sana yang tertimpa puing-puing bangunan.
Sebuah tim penyelamat China, dan petugas pemadam kebaran Turki telah menyelamatkan Malik Milandi Suriah yang berusia 54 tahun. Ia telah bertahan hidup selama 156 jam di reruntuhan di Antakya.
Advertisement