Liputan6.com, Jakarta Panggung seni khususnya mode Tanah Air tak henti menoreh prestasi di dunia internasional. Salah satunya, pegiat seni tenun sekaligus pemilik lini tas hand made Wovlea, Lisa Zen Purba.
Pasalnya, Wovlea berkiprah di ajang bergengsi ATFH New York Fashion Week 2023 atau ATFH NYFW 2023 yang berlangsung dari 9 hingga 14 Februari 2023 di New York City, Amerika Serikat.
Ini adalah program eksklusif fashion and networking dalam rangkaian perhelatan New York Fashion Week 2023, yang dihadiri ribuan pelaku industri mode, seperti pembeli, retailers, desainer hingga para pemilik jenama kondang.
Baca Juga
Advertisement
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Senin (13/2/2023), Lisa Zen Purba menyatakan, “Berlaga di ATFH NYFW 2023 menjadi kebanggaan tersendiri. Ini bukti seniman Indonesia bisa go international.”
Chic, Modis dan Elegan
Ia menjelaskan, Wovlea singkatan dari woven and leather. Lisa Zen Purba dan tim desainer mengembangkan tas multifungsi yang memadukan kulit lokal berkualitas dengan kain tenun, seperti bordir dari Bali, Sumba, dan NTT.
“Kami dedikasikan untuk para pencinta mode yang ingin menajamkan citra chic, modis dan elegan. Koleksi kami telah masuk pasar Jakarta dan merambah ke pasar New York hingga Paris,” ia memaparkan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Jurnalis Hingga Selebgram
“Fashion show Wovlea di ATFH NYFW 2023 berlangsung pada 11 Februari 2023 di The Balance Arts Center of Midtown Manhattan, AS, di hadapan para jurnalis mode, influencer hingga selebgram,” Lisa Zen Purba menyambung.
Di ajang ATFH NYFW 2023, ia dan tim desainer memamerkan 20 koleksi tas yang mengawinkan bahan dasar kulit lokal dengan tenun bordir Bali dan Sumba. Koleksi ini disambut hangat tamu undangan.
Tak Henti Ucap Syukur
Lisa Zen Purba tak henti ucap syukur setelah tampil di ATFH NYFW 2023. Menurutnya, pencapaian di Negeri Paman Sam ini bukan mudah karena melewati seleksi ketat.
“Panitia di sana terkesan dengan koleksi kami yang memadukan kulit, tenun bordir Bali dan Sumba. Ada sentuhan etnik dan merefleksikan hasil karya tangan-tangan terampil,” pungkasnya.
Advertisement
