Kapan Harga Tiket Masuk Candi Borobudur yang Baru Akan Berlaku?

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan penetapan harga tiket masuk Candi Borobudur juga membandingkan dengan harga tiket yang berlaku di kawasan konservasi di luar negeri.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Feb 2023, 08:02 WIB
Stupa-stupa Budha terlihat di candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 10 Mei 2016. Menurut Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo untuk mengajukan arsip sebagai Memory of the World tidak bisa tunggal. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sudah menggodok usulan harga tiket masuk Candi Borobudur yang baru, baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Hingga saat ini, besaran harga tiket untuk wisatawan lokal di angka Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara akan dikenakan sekitar Rp500 ribu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan usulan kenaikan harga tiket itu berdasarkan data dan diskusi terbatas yang dilakukan pemerintah dan sejumlah pihak. Di samping, pihaknya juga membandingkannya dengan tarif masuk yang diberlakukan kawasan konservasi serupa di luar negeri. 

"Mengacu Candi Angkor Wat di Siam Rep, (harganya) sekitar segitu, 30--37 dolar (AS), sekitar Rp500 ribu. Piramida itu bahkan sampai sejuta lebih, Rp1,2 juta," kata Sandi dalam The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Senin, 13 Februari 2023.

Ia menyebut, harga tiket masuk Candi Borobudur harus ditetapkan secara pas, khususnya untuk wisatawan mancanegara. Tidak sekadar menyebut angka, melainkan harus dilengkapi kajian yang mendasarinya dan data yang lengkap.

Sejauh ini, ia mengaku usulan harga baru sudah disetujui Menteri Koordinasi Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan. "Seandainya TWC (pengelola kawasan Borobudur) sudah siap meluncurkan, kita akan mintakan persetujuan dari Bapak Presiden untuk diujicobakan," sambung Sandi.

Sebagai salah satu destinasi super prioritas, Borobudur diminati oleh banyak wisatawan untuk dikunjungi. Meski begitu, berdasarkan kajian, kuota kunjungan akan dibatasi maksimal 1.000 hingga 1.200 wisatawan per hari. Hal itu untuk melindungi Candi Borobudur dari kerusakan dan kelebihan beban akibat melebihi daya tampungnya. Pengunjung juga akan diminta mengganti alas kaki dengan upanat.

 


Uji Coba Paket Wisata

Gambar ini diambil pada 10 Mei 2016 menunjukkan matahari terbit di atas Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. (GOH CHAI HIN / AFP)

Pemerintah juga sudah menguji coba paket wisata Borobudur dalam payung Borobudur Trail of Civilization dengan mengajak sejumlah delegasi peserta ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023. Sebanyak 22 delegasi dari negara anggota ASEAN, ASEAN Plus Three, India, Rusia dan ASEAN NTO's diajak menjajal paket wisata tematik yang terinspirasi dari kisah relief Candi Borobudur itu.

Kegiatan tersebut berlangsung di Minggu, 5 Februari 2023, hari terakhir dari rangkaian agenda ATF 2023 yang berlangsung sejak 2 Februari 2023. Bersama Traveloka, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para delegasi menjajal tiga dari sembilan paket tur yang ada dalam Borobudur Trail of Civilization.

Agenda diawali dengan melakukan yoga guna menjaga tubuh dan jiwa agar tetap sehat dan bugar. Yoga juga mengajarkan cara mengelola ketenangan dan spiritualitas saat melihat langsung kemegahan Candi Borbudur dari Puncak Bukit Dagi yang dikelilingi pohon pinus. Usai yoga, para delegasi menikmati sarapan bergaya piknik dan cerita peradaban yang ada di relief Borobudur.

"Inisiatif ini bertujuan untuk menggabungkan pengalaman dan pengetahuan mengenai Candi Borobudur. Dan sekaligus mempromosikan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan inklusif di kawasan Borobudur. Mengapa inklusif? Karena melibatkan masyarakat sekitar. Juga menyentuh segala aspek mulai dari ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu, 5 Februari 2023.


Beragam Aktivitas

Delegasi ATF 2023 mengunjungi Candi Borobudur sebagai bagian dari Borobudur Trail of Civilization. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Perjalanan dilanjutkan dengan berangka ke Balkondes Majaksingi. Di tempat itu, para delegasi menikmati pijat tradisional dan refleksi sambil mencicipi aneka jamu. Di lokasi itu juga terdapat sejumlah workshop untuk diikuti, yakni membatik, membuat gerabah, dan anyaman bambu.

Para delegasi juga diajak untuk mencoba permainan tradisional gangsing dan kitiran yang terbuat dari bambu. Mereka disebut antusias bermain bersama.

Setelah mencoba permainan, mereka diajak berkeliling desa di sekitar wilayah Borobudur dengan VW Cabrio. Mereka melewati jalan yang kanan kirinya merupakan hamparan sawah dengan latar Bukit Menoreh dan Gunung Merapi dari kejauhan.

Agenda ditutup dengan  kunjungan ke Candi Borobudur. Perasaan takjub terlihat dari mimik wajah tiap delegasi. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen tersebut di gawai masing-masing. "Ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, kaya akan sejarah dan kisah dari relief Candi Borobudur," kata Menparekraf.

"Kehadiran BToC membuat perjalanan wisata semakin menyenangkan sekaligus melestarikan warisan budaya Borobudur," imbuh Sandi.


Libatkan 16 Desa Sekitar

Menparekraf Sandiaga Uno memperkenalkan jamu kepada delegasi ATF 2023. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

BToC berfokus pada proses penceritaan yang berasal dari interpretasi relief Candi Borobudur, serta aktualisasi aktivitas pendukungnya berdasarkan potensi dan budaya masyarakat lokal dari 16 desa kawasan Borobudur. Pola perjalanan itu dikemas dalam sembilan jalur wisata tematik.

"Program ini membuat kita belajar tentang sejarah heritage yang ada di Candi Borobudur. Ada peradaban unggul yang bisa kita adaptasikan pada kehidupan saat ini," kata Sandiaga dalam acara Serah Terima Fasilitasi Pengembangan Produk Wisata di Balkondes Ngadiharjo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 17 Desember 2022.

Menurut dia, tema jalur wisata itu dikembangkan berdasarkan informasi yang terkandung pada relief-relief yang ada di Candi Borobudur. Pemerintah lewat program fasilitasi mendorong para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kualitas heritage BToC melalui pengadaan peralatan penunjang atraksi wisata, penataan lokasi atraksi, serta peningkatan kapasitas dan pendampingan SDM.

"Berwisatalah ke Borobudur dan nikmati jelajah peradaban BToC. Program ini diperuntukkan bagi wisatawan agar tetap menjaga kelestarian Candi Borobudur dan menjaga carrying capacity candi yang hanya mampu menampung 1.200 wisatawan. Untuk itu, kami mendorong wisatawan untuk berwisata ke balkondes yang berada di kawasan sekitar candi," ia menyambung.

Infografis Heboh Harga Tiket Naik Stupa Candi Borobudur untuk Wisatawan Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya