Liputan6.com, Jakarta - Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disebut makin menguatkan dukungan terhadap Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres). Erick Thohir menjadi figur yang banyak dipiliha kader di berbagai daerah.
Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono mengiyakan banyak daripada kadernya yang menginginkan Erick Thohir sebagai cawapres. Terutama untuk dapat diusung maju dari PPP.
"Ada juga yang menyuarakan untuk Pak Erick Thohir," kata Mardiono.
Dia menuturkan bahwa peluang PPP mengusung Erick Thohir sebagai masih begitu terbuka. Hal tersebut diperkuat dengan kondisi Erick Thohir yang berasal dari kalangan professional.
Baca Juga
Advertisement
"Itu artinya, Erick Thohir merupaka sosok yang tidak memiliki ikatan dengan partai politik (parpol) manapun. Sehingga dapat membuat hubungan komunikasi menjadi lebih lancar," ujar Mardiono.
Walaupun begitu, dia mengungkapkan, bahwa belum bisa memutuskannya dalam waktu dekat. Hal itu terkait tokoh nasional yang bakal diusung PPP untuk ikut dalam pertarungan Pilpres mendatang.
Dia menyampaikan bahwa keputusan akhir tentu akan secara resmi diputuskan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP. Karena hal tersebut telah diatur sesuai dangan mekanisme dalam internal PPP.
"Nanti ada mekanismenya yaitu melalui setidaknya itu Rapimnas. Nah setelah ini nanti kita sudah putuskan,” ungkap Mardiono.
Paling Dipertimbangkan
Nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir paling dipertimbangkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai capres atau cawapres. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani saat ditanya mengenai kemungkinan duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir.
"Saya enggak tahu. Kalau di PPP paling ramai ET (Erick Thohir). Bisa capres-cawapres," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (5/2).
Dia melanjutkan, untuk capres dan cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan segera dibicarakan. Menurut dia, penentuan capres-cawapres perlu hati-hati.
"Itu perlu proses, kehati-hatian, mendengar," ujar Arsul.
Arsul menyebut, penentuan capres-cawapres tidak perlu buru-buru. Lagi pula, koalisi Gerindra-PKB belum menetapkan calonnya di Pemilu 2024.
"Jangankan KIB yang tiga partai, yang dua partai saja koalisi Kebangkitan Indonesia Raya belum menetapkan," tandas Arsul.
Advertisement