Tak Mau Kecolongan, Tim Pandawa RSUD dr R Soetijono Blora Siap Bertugas 24 Jam

Dengan peralatan medis lengkap, Tim Pandawa RSUD dr R Soetijono Blora bisa bergerak 24 jam antar jemput warga yang membutuhkan.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 16 Feb 2023, 05:43 WIB
Tim Pandawa IGD RSUD dr R Soetijono Blora. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Tim Penjemputan Ambulans Darurat Wilayah Blora (Pandawa) Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr R Soetijono Blora kini siap bergerak. Tim ambulans dengan perangkat alat medis ini, bisa bergerak 24 jam antar jemput warga yang membutuhkan.

Tim Pandawa ini melengkapi dua tim yang dimiliki IGD RSUD Blora. Tim pertama, yaitu pegawai di IGD yang standby di rumah sakit lengkap dengan dokter, perawat dan bidan yang siap jaga 24 jam.

Sedangkan kedua adalah Tim Pandawa yang bertugas antar dan jemput warga yang membutuhkan di wilayah Blora.

"Tim Pandawa inilah bagian dari para petugas medis yang mobile di wilayah Blora," tegas Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki kepada Liputan6.com, Selasa (14/2/2023).

Tak main-main, Tim Pandawa juga siap antar jemput ke 16 kecamatan yang ada di wilayah Blora. Ambulans Tim Pandawa juga dilengkapi peralatan medis yang standar, misalnya pada pasien yang mengalami kondisi kegawatan.

"Petugasnya terlatih dan bekerja sesuai dengan SOP petugas medis," papar dr Puji, panggilannya.

Dokter Puji menyebut, bahwa Tim Pandawa adalah satu divisi di IGD RSUD Blora.

"Tentu ada tim lain yang fungsinya tak kalah penting dalam melayani masyarakat," tandasnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Alur Penerimaan Pasien di IGD RSUD Blora

Direktur RSUD dr R Soetijono Blora, dr Puji Basuki. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Lalu bagaimana alur penerimaan pasien di IGD RSUD dr R Soetijono Blora? Pertama adalah, mengenal dahulu seluk-beluk fasilitas yang ada di IGD. Misalnya ada pasien yang datang, siang, sore atau malam hari. Semua akan diterima, tanpa terkecuali meski pada malam hingga larut dini hari.

"Karena IGD RSUD Blora itu petugasnya standby 24 jam," papar dr Puji.

Pasien yang datang, biasanya dijemput oleh petugas security untuk kemudian diarahkan ke petugas jaga IGD. Selanjutnya pasien didaftar dan didata keluhan awalnya di rekam medik, di bagian penerimaan. Di tempat jaga, terdapat petugas piket dan didampingi dokter piket.

Dokter jaga kemudian melakukan pendataan dan konsultasi atas penyakit pasien. Saat konsultasi, kemudian ditentukan penggolongan kondisi pasien. Apakah pasien butuh pertolongan cepat, atau observasi hingga pasien gawat dan kondisinya sudah kritis.

Di luar itu, menurut dr Puji, peran dokter jaga penting. Karena selain menangani pasien sesuai kategorinya atau dalam kesehatan kerap disebut triase atau suatu cara menyeleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan.

"Tujuan dari triase ini untuk mempercepat pemberian pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan," tegasnya.

Jika gawat, dokter jaga bisa menghubungi dokter spesialis, juga siap sedia datang ke rumah sakit, jika memang diperlukan. Sehingga dokter jaga itu harus berperan aktif komunikasi dengan para dokter spesialis.

"Kira-kira harus berperan sebagai mediator," imbuh dr Puji.

Sekarang ini, IGD RSUD Blora, tengah merintis model komunikasi yang efektif. Misalnya, akan ada call center yang berfungsi penghubung antara masyarakat dengan IGD RSUD Blora. Tetapi untuk sementara masih menggunakan fasilitas telepon dan whatsApp dimana nantinya pelan-pelan fasilitas komundikasi ini akan dilengakapi.

"Sudah kita rintiskan untuk call centernya," tandas dr Puji.

Prinsipnya, lanjut dr Puji, bahwa fasilitas IGD RSUD Blora tetap terus ditingkatkan. Setidaknya dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/Menkes/Per/III/2010. Yaitu salah satu kriterianya adalah, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit

Umum Kelas C meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Kemudian Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.

"Kriteria itu telah kita penuhi dan terus kita tingkatkan," imbuhnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya