Investor Asing Mau Masuk, Ketua AFTECH Pandu Sjahrir: Tugas Kita Jemput Bola, Give The Best IPO

Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Sjahrir menuturkan, saat ini tugas untuk menjemput bola sehingga menarik IPO untuk investor luar negeri.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Feb 2023, 21:11 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO) dinilai kelasnya paling besar di Asia Tenggara.  Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Sjahrir menuturkan, Indonesia harus "menjemput bola" untuk menarik investor luar negeri.

"Kemarin saya ditelepon sama CEO Brunei Investment, bagaimana cara nambah modal ke Indonesia. Jadi sekarang tugas kita jemput bola, masukin ke pasar modal, give the best IPO," kata Pandu dalam acara Economic Outlook 2023, Kamis (14/2/2023).

Dia menilai, IPO di Indonesia kelasnya paling besar di Asia Tenggara. Bahkan, dalam waktu dekat akan ada anak perusahaan minyak Indonesia yang menuju IPO.

"Sebentar lagi ada perusahaan minyak Indonesia yang mau IPO anak perusahaannya, akan jadi IPO terbesar di Asia Tenggara dan itu adalah momentum untuk membuat mereka semudah mungkin masuk investasi ke pasar modal Indonesia," kata dia.

Dari sisi fintech sendiri, AFTECH lebih banyak melakukan edukasi secara masif. Mulai tahun ini, edukasi yang dilakukan tidak hanya soal belajar investasi, tetapi memberikan edukasi agar waspada terhadap investasi.

"Sekarang berubah tahun ini banyak edukasi kita hanya soal belajar investasi, kalau sekarang memberi tahu, hati-hati ya. Karena dulu kita hanya mikir bagaimana tumbuh, kalau sekarang governance dipikirkan, karena banyak yang bandel," ujar dia.

Dengan demikian, AFTECH pun mencabut keanggotaan oknum tersebut.


Melihat Peluang Investasi pada 2023

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebelumnya, Indonesia dilanda sejumlah ketidakpastian pada tahun ini. Ketua Departemen Asset Management Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Claudia Kolonas mengatakan, ketidakpastian tersebut salah satunya dipengaruhi oleh konflik Ukraina-Rusia.

Selain itu, banyak kondisi yang mengkhawatirkan juga pada tahun ini, seperti bank sentral AS atau the Fed yang menaikan suku bunga acuan menjadi 4,5 - 4,75 persen.

"Kenapa ini jadi kekhawatiran Indonesia? Kalo the Fed naikan bunga dana akan cenderung ke sana karena dibandingkan indonesia suku bunga lebih meningkat di luat negeri. Namun, jadi waktu yang tepat munculnya UU PPSK," kata Claudia dalam acara Economic Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).

Ia menyebutkan, terdapat peran penting dari UU P2SK ini untuk memperkuat investor ritel dan balancesheet yang ada di Indonesia. Sehingga, Indonesia tidak harus selalu mengandalkan investor asing, jadi tidak terdampak kenaikan suku bunga.

Di sisi lain, Claudia menyebutkan, terdapat katalis positif pada 2023 yang mendukung iklim investasi, pertumbuhan ekonomi domestik, surplus dari ekspor domestik, dan tahun politik untuk persiapan gelaran pemilu 2024.

"Untuk pasar uang, kenaikan suku bunga BI sebesar 5,75 persen pada Januari 2023 yang diprediksi akan diikuti kenaikan 25 bps bulan ini memiliki potensi untuk membuat reksa dana pasar uang lebih menarik," kata Claudia.

Sementara itu, untuk instrumen surat berharga, obligasi cukup menarik dipertimbangkan pada semester II 2023, setelah imbal hasil (yield) surat berharga pemerintah lebih baik. Kemudian, investasi saham dinilai masih menarik pada 2023, meskipun volatilitas pasar tinggi. 

"Pada semester II 2023, faktor ekonomi dan politik seperti pelonggaran PPKM dan pemilu 2024 diprediksi mempengaruhi pergerakan saham," pungkasnya.


Pentingnya Literasi Investasi untuk Inovasi Produk Pasar Modal

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2022–2026, Iman Rachman memiliki sejumlah rencana strategis untuk bursa salah satunya yaitu, inovasi produk. 

Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai langkah BEI untuk menghadirkan inovasi produk baik untuk pasar modal seperti waran terstruktur dan opsi yang dapat kembali diperdagangkan.

"Menurut saya sangat bagus, jika ada produk-produk baru di BEI, selain supaya produk yang ada seperti waran terstruktur dan opsi bisa lebih aktif diperdagangkan," kata Agus kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (2/7/2022).

Dia menambahkan, perlu ada peningkatan dalam literasi investasi bagi masyarakat, khususnya dari inovasi produk tersebut.

"Akan tetapi tetap perlu di tekankan perlunya peningkatan literasi investasi masyarakat terutama untuk produk-produk baru tersebut. Mungkin instrumen-instrumen yang bisa digunakan untuk hedging ya. Selain opsi saham, juga index misal LQ-45," ujar dia.

Sebelumnya, Iman Rachman resmi ditunjuk menjadi Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2022–2026. Penunjukan disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BEI yang digelar Rabu, 29 Juni 2022. Sehubungan dengan kepengurusan manajemen baru, Iman Rachman memiliki sejumlah rencana strategis untuk bursa. Salah satunya yakni terkait inovasi produk.

"Kami akan melakukan beberapa inovasi produk yang mungkin sudah terpikirkan tapi belum sempat dilakukan oleh direksi sebelumnya,” kata Iman dalam konferensi pers usai RUPS BEI, Rabu, 29 Juni 2022.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya