Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kota besar di Indonesia berpotensi hujan pada Rabu (15/2/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
Advertisement
Menurut laman BMKG, prakiraan cuaca secara kewilayahan untuk Pulau Sumatera, pada Kota Palembang diprakirakan berkabut, kemudian Banda Aceh diperkirakan cenderung cerah berawan.
Lalu untuk Kota Medan dan Padang diperkirakan berpotensi berawan. Potensi hujan ringan terdapat di beberapa kota seperti Kota Jambi, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Bengkulu dan juga Bandarlampung.
Untuk Pulau Jawa, prakiraan cuaca untuk Kota Serang akan berpotensi hujan ringan, sementara Kota Bandung dan Jakarta berpotensi hujan sedang.
Sementara itu, untuk Yogyakarta ada potensi hujan yang disertai kilat dan petir. Cuaca tersebut juga berpotensi terjadi di Surabaya. Potensi hujan lebat kemungkinan terjadi di Kota Semarang.
Pada Pulau Bali dan Nusa Tenggara, prakiraan cuaca di Kota Denpasar dan juga Mataram berpotensi hujan sedang, sementara perlu diwaspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai kilat petir di Kupang.
Sementara prakiraan cuaca untuk wilayah Kalimantan, di Kota Pontianak, Palangkaraya dan juga Tanjung Selor diprakirakan berpotensi hujan ringan. Sementara potensi hujan sedang terdapat di Banjarmasin, dan waspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai kilat petir di kota Samarinda.
Wilayah Sulawesi, untuk Kota Manado dan Kendari berpotensi berawan, sementara potensi hujan ringan terdapat di kota Gorontalo dan juga Palu. Potensi hujan sedang terdapat di kota Mamuju, dan terus waspadai potensi hujan lebat di Kota Makassar.
Wilayah Indonesia Timur
Terakhir untuk wilayah Indonesia bagian timur, Kota Ternate Ambon dan juga Manokwari diprakirakan berpotensi hujan ringan, sementara potensi hujan sedang terdapat di Kota Jayapura.
Hal itu dipengaruhi Siklon Tropsi Freddie yang terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu, yang menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot atau low level jet di sekitar Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu.
Kemudian bibit siklon tropis 91P juga terpantau di sekitar Teluk Carpentaria atau Australia bagian utara, yang juga menginduksi peningkatan Kecepatan angin lebih dari 25 knot atau low level jet yang memanjang di sekitar laut Flores hingga laut Banda dan juga dari Laut Banda hingga Laut Arafuru.
Kemudian daerah konvergensi juga terpantau di Sumatera bagian Selatan, di sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara. Kalimantan bagian timur dan selatan Sulawesi bagian Selatan, dan juga wilayah Maluku.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan awan hujan di sekitar siklon tropis, bibit siklon tropis, dan juga di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Advertisement