Liputan6.com, Gorontalo - Sepekan ini, minyak Goreng di Provinsi Gorontalo sulit untuk didapatkan. Tidak hanya sulit, harga minyak Goreng di tanah serambi madinah ini tiba-tiba harganya naik drastis. Sebelumnya Rp 17 ribu per liter, kini bisa mencapai Rp 21 ribu per liter.
Menindaklanjuti hal ini, penjabat Gubernur Gorontalo melakukan inspeksi di sejumlah distributor, toko dan pasar, Selasa, (14/2/2023). Pemantauan ini dalam rangka memastikan ketersediaan stok pangan khususnya minyak goreng jelang bulan suci Ramadan.
Baca Juga
Advertisement
Hasil pemantauan menunjukkan, stok bahan pokok cukup hingga Ramadan. Stok minyak goreng misalnya ada di angka 360 ton atau cukup untuk delapan hari kedepan. Belum termasuk dengan yang sudah dipesan sejumlah distributor sekitar 10 ribu ton.
“Secara keseluruhan, memang semuanya bisa menutupi kebutuhan masyarakat yang ada sekarang. Tadi kita hasil dialog dengan pedagang, mudah-mudahan insya Allah sampai masuk Ramadhan stok bahan pokok itu masih bisa terkontrol dan semua mencukupi,” kata Hamka
Hamka memberi penjelasan terkait naiknya harga minyak goreng yang sempat menembus angka Rp21 ribu. Menurutnya itu harga dua pekan lalu dan sekarang sudah kembali normal sekitar Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per liter.
“Kita pemerintah berharap harga harga tidak naik, nanti kita kontrol terus. Karena di pasar itu memang agak berat karena disitu ada ketersediaan dan permintaan. Bisa kita lakukan adalah ikhtiar, mengontrol di bulog di distributor dan paling penting adalah operasi pasar seperti ini”.
“Harapan kami pemerintah, pedagang di pasar jangan terlalu menaikan harga, eceran tertinggilah. Harus ada patokan. Oleh sebab itu, Bulog nanti akan kita terus dorong agar bisa mengendalikan probilisasi,” tandasnya.
Selain Gudang Bulog, pemantauan dilakukan di PT Cipta Langgeng Mitra Sukses, PT Awet Sarana Sukses, dan Pasar Sentral Kota Gorontalo. Hamka berharap distributor dan pedagang besar bisa menjaga stabilitas harga selama Ramadan dan Idul Fitri.