Volume Ekspor Indonesia ke China Melonjak 117,77 Persen

Volume ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok pada Januari 2022 sebesar 8,96 juta ton. Sedangkan untuk Desember 2022 mencapai 22,84 juta ton dan Januari 2023 sebesar 19,51 juta ton.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Feb 2023, 15:40 WIB
Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok tercatat USD 5,25 miliar pada Januari 2023 atau meningkat 49,44 persen dibanding Januari 2022 sebesar USD 3,52 miliar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mencatat, volume ekspor Indonesia ke China secara tahunan antara Januari 2022 dan Januari 2023 naik sebesar 117,77 persen. Sementara, jika dibandingkan dengan Desember 2022 mengalami penurunan 14,58 persen.

Habibullah merincikan, volume ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok pada Januari 2022 sebesar 8,96 juta ton. Sedangkan untuk Desember 2022 mencapai 22,84 juta ton dan Januari 2023 sebesar 19,51 juta ton.

"Artinya kalau kita bandingkan dua angka tersebut turun sebesar 14,58 persen secara mtm, namun naik secara yoy sebesar 117,77 persen," kata dia dalam konferensi pers pengumuman Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Januari 2023, Rabu (15/2/2023).

Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok tercatat USD 5,25 miliar pada Januari 2023 atau meningkat 49,44 persen dibanding Januari 2022 sebesar USD 3,52 miliar.

"Kalau kita bandingkan kedua angka tersebut itu karena bulannya sama tahunnya berbeda atau yoy itu naik 49,44 persen," ujarnya.

Untuk rinciannya, BPS mencatat ekspor nonmigas Januari 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD 5,25 miliar, disusul Amerika Serikat USD 1,95 miliar dan Jepang USD 1,89 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen.

Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,93 miliar dan USD 1,65 miliar.

Lebih lanjut, Habibullah menyampaikan nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan pada Januari 2023 mencapai USD 22,31 miliar. Angka ini turun 6,36 persen jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatat USD 23,83 Miliar.

Penurunan ekspor pada Januari 2023 tersebut didorong oleh melorotnya ekspor nonmigas yang sebesar USD 20,83 miliar. Angka ini turun minus 6,84 persen jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatat USD 22,36 miliar.

Namun, di sisi lain ekspor migas masih mengalami peningkatan sebesar USD 1,49 miliar atau 0,98 persen persen dibandingkan bulan sebelumnya.


BPS: Ekspor Januari 2023 Turun 6,36 Persen Jadi USD 22,31 Miliar

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Nilai ekspor Indonesia pada Januari 2023 tercatat USD 22,31 miliar. Angka ini turun 6,36 persen jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatat USD 23,83 Miliar.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah menjelaskan, ekspor pada Januari 2023 mengalami penurunan dorong oleh melorotnya ekspor nonmigas yang sebesar USD 20,83 miliar. Angka ini turun minus 6,84 persen jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang tercatat USD 22,36 miliar.

Kendati begitu, ekspor migas masih mengalami peningkatan sebesar USD 1,49 miliar atau 0,98 persen persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Untuk ekspor migas terjadi kenaikan 0,98 persen secara nilai naik dari USD 1,47 miliar menjadi USD 1,49 miliar. Hal lain terjadi penurunan untuk ekspor non migas month to month turun minus -6,84 persen," kata Habibullah dalam konferensi pers pengumuman Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Januari 2023, Rabu (15/2/2023).

Dia menjelaskan, dalam 3 tahun terakhir pertumbuhan ekspor Indonesia pada Januari 2023 memiliki pola yang sama jika dibandingkan dengan Desember 2022, yaitu mengalami penurunan secara bulanan.

"Penurunan ekspor secara total ini melanjutkan penurunan pada bulan sebelumnya pada Desember 2022, total ekspor turun 1,10 persen pada november 2022. Penurunan ekspor pada lima bulan ini terjadi pada sisi nilai maupun volume.

Beberapa komoditas nonmigas yang mengalami penurunan ekspor antara lain bahan bakar mineral sebesar 8,19 persen, lemak dan minyak hewan (nabati) turun 9,95 persen, besi dan baja turun 9,26 persen, bijih logam kerak dan abu turun 36,44 persen.


Ekspor Nonmigas

Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia (dok: SI)

Di sisi lain, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Januari 2023 terhadap Desember 2022 terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata sebesar USD 257,9 juta (46,54 persen).

Ekspor nonmigas Januari 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD 5,25 miliar, disusul Amerika Serikat USD 1,95 miliar dan Jepang USD 1,89 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen.

Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,93 miliar dan USD 1,65 miliar.


Ekspor Migas

Adapun ekspor migas mengalami peningkatan sebesar 0,98 persen, hal ini didorong oleh peningkatan hasil minyak naik 71,41 persen dengan volume yang juga naik sebesar 51,4 persen.

Secara total ekspor Januari 2023 dibandingkan Januari 2022 meningkat 16,37 persen atau meningkat dari USD 19,7 miliar menjadi USD 22,31 miliar.

"Secara year on year pada Januari 2023 ekspor masih tumbuh positif sebesar 16,37 persen, namun pertumbuhan ini terlambat jika dibandingkan pertumbuhan Januari 2022," pungkasnya.

  

Infografis Dampak Larangan Ekspor CPO dan Produk Turunannya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya