Mengintip Prospek Teknologi Karya Digital Nusa di Tengah Tren Smart City

PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk menyatakan akan menjadi mitra pemerintah untuk mewujudkan satu model transportasi yang efektif dan efisien.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Feb 2023, 14:59 WIB
Komisaris Utama PT Teknologi Karya Digital Nusa, Budi Setiyadi saat Public Expose Penawaran Umum Saham Perdana PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk, Rabu (15/2/2023). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk dinilai memiliki prospek cerah, mengingat potensi penetrasi yang masih besar. Sebagai gambaran, perseroan merupakan perusahaan penyedia solusi sistem informasi berbasis telematika dan internet of things (IoT) utamanya untuk transportasi.

Penetrasi perseroan sendiri saat ini masih sebesar 5 persen, sehingga potensinya masih ada 95 persen yang bisa digarap.

"Di sisi lain, pemerintah sedang menggalakkan  konsep dan satu skema untuk integrasi antar moda transportasi yang melibatkan Kementerian Perhubungan, Kepolisian, dan termasuk beberapa pemerintah Provinsi dan kabupaten/Kota, apalagi di Ibu KOta Negara (IKN) Nusantara," kata Komisaris Utama PT Teknologi Karya Digital Nusa, Budi Setiyadi dalam Public Expose Penawaran Umum Saham Perdana PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Integrasi moda transportasi berbasis IT itu dalam rangka mewujudkan konsep kota cerdas atau smart city yang didukung smart mobility.

Untuk itu, perseroan sudah menyiapkan beberapa model aplikasi. Diharapkan, ke depan Indonesia tidak akan tertinggal jauh dibandingkan dengan beberapa negara lain dalam rangka membangun satu model perkotaan yang efektif, efisien dan  mengedepankan penggunaan transportasi publik.

"Perseroan nantinya akan konsen untuk membangun atau menjadi mitra pemerintah dalam rangka untuk mewujudkan satu model transportasi yang efektif dan efisien sekaligus berikan manfaat besar bagi Indonesia dan dunia," imbuh Budi.

 

 


Potensi Kebutuhan Sektor Transportasi

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk, David Santoso mengatakan, kebutuhan di sektor transportasi publik pada kota-kota besar di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar bagi perseroan untuk dapat memberikan solusi layanan ITS.

Perseroan sebagai yang pertama mengimplementasikan secara menyeluruh ekosistem transportasi cerdas di Indonesia dan pioneer dalam menerapkan sistem tiket berbasis akun (Account Based Ticketing/ABT) untuk menjembatani kesenjangan inovasi tiket transportasi saat ini di Indonesia dan masa depan.

"Peluang yang tinggi di beberapa pasar akan menciptakan peningkatan yang signifikan bagi perkembangan perusahaan. TKDN menunjukkan beberapa penggerak pendapatan yang akan menjadi sorotan utama bagi pertumbuhan perusahaan. Perseroan targetkan aktivasi 1.500 Armada baru untuk IoT dan rata-rata pertumbuhan tahunan 30 persen hingga 2025,” papar David.


IPO Teknologi Karya Digital Nusa

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham (Initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam aksi tersebut perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 750 juta lembar hama baru dengan nilai nominal 20 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 25,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Melansir prospektus pencatatan perseroan, Selasa (14/2/2023), harga penawaran dipatok sebesar Rp 140–220 per saham. Dengan demikian, dana yang bakal dihimpun perseroan dari aksi ini berkisar antara Rp 105 miliar sampai dengan Rp 165 miliar.

Perseroan mengadakan program ESA dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 5 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO ini, atau sebanyak-banyaknya sebesar 37,5 juta lembar saham.


Penerbitan Waran

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 375 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak- banyaknya 17,05 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal Penjatahan. Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 20 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu enam bulan atau lebih sejak efek diterbitkan, yang berlaku mulai tanggal 7 September 2023 – 7 Maret 2025. Total Hasil Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 93,75 miliar.

Saat ini, perseroan memiliki modal dasar sebanyak 6 miliar lembar saham senilai Rp 120 miliar. Sementara modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 2,2 miliar lembar saham senilai Rp 44 miliar. Struktur pemegang saham perseroan mayoritas atau sebesar 99,8 persen dimiliki oleh PT Daya Kemilau Nusantara Investama. Kemudian David Santoso dan Rudy Budiman Setiawan masing-masing memegang 0,14 persen dan 0,06 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya